19. Ulangan

872 43 0
                                    

|19. Ulangan|

"Perlahan-lahan, dia mengajarkanku banyak hal dalam sekejap."

***

Sesuai rencana, Jovian pergi ke rumah Sunny yang tak jauh dari rumahnya dengan membawa banyak barang untuk Bagas. Tujannya ke rumah Sunny memang untuk belajar. Tapi, tujuan lainnya adalah untuk bertemu dengan anak tampan itu, Bagas.

Setelah mempersiapkan semuanya, Sunny turun bersamaan dengan Bagas. Jovian langsung tersenyum. Untuk Bagas tentunya. 

Kapan coba bisa senyum pas ngeliat Sunny? Pengen jadi Bagas aja deh!  batin Sunny iri.

"Bang!" sapa Bagas langsung memeluk Jovian.

Astaga! Kutuk Sunny jadi Bagaaasss!!!!  batin Sunny menjerit-jerit.

"Ngeliatinnya gitu banget. Mau dipeluk juga?" tanya Jovian.

Mau lah!  batin Sunny.

"Udah, ayo belajar," ujar Sunny mengalihkan topik pembicaraan.

Sunny pun duduk melantai disamping Jovian. Semua hal yang diperlukan sudah sedia di hadapan mereka berdua. Tekad Sunny untuk membuat Jovian berubah, kini menjadi prioritas utamanya. 

Mereka pun memulai pembelajaran yang menurut Jovian sangatlah membosankan. Menghafal ini, menjawab itu, menulis ini, membaca itu. Ia hanya mendengarkan penjelasan Sunny hingga tak sengaja ia terbang ke alam mimpi.

"Gimana, udah ngerti bel--" ujar Sunny terpotong saat menoleh dan mendapati Jovian dengan wajah polos tertidur diatas buku tulisnya.

Sunny memperhatikan setiap detail wajah Jovian yang benar-benar unik. Untuk pertama kalinya, Sunny melihat Jovian berwajah polos seperti saat ini. Biasanya, wajahnya datar, dingin dan marah-marah. 

Tidak bisa dipungkiri memang bahwa Jovian sangatlah tampan. Wajar jika banyak yang suka. Termasuk Sunny.

Beberapa menit berlalu, Jovian akhirnya terbangun. Masih ditempat dimana ia tertidur tadi. Namun, cewek disebelahnya sudah tidak disana. Dia marah gue tidur?  itulah pertanyaan yang muncul dibenak Jovian.

Tiba-tiba, Sunny datang sambil membawa segelas susu. "Jovian udah bangun?" tanya Sunny.

"Belum," jawab Jovian membuat Sunny sebal. "Ya ini udah," lanjutnya.

Sunny kembali duduk dan menyodorkan gelas itu ke hadapan Jovian. Jovian menerimanya dan langsung meneguk hingga setengah dari susu tersebut habis ditelannya. 

"Kenapa nggak bangunin gue?" tanya Jovian.

"Nyenyak banget, nggak tega," jawab Sunny.

"Pasti lo ngeliatin gue lagi, kan?" tanya Jovian mendekati wajahnya.

Sunny menjauh. "Apaan sih, nggak!" jawabnya.

"Atau jangan-jangan, lo ngelakuin hal yang macam-macam yah?" tuduh Jovian.

"Jovian!" 

"Eh, maaf-maaf. Becanda doang, Sun," ujarnya lalu tertawa pelan.

"Kenapa ketawa?!" tanya Sunny.

"Muka lo lucu banget," ujarnya masih tertawa.

Ya Tuhan! Sering-sering kayak gini dong!  batin Sunny menahan senyum.

Lalu, mereka kembali melanjutkan pelajarannya. Jovian pun mulai serius. Memperhatikan segala penjelasan yang keluar dari mulut Sunny. Tidak diduga-duga jika besok ada ulangan mendadak, kan?

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang