20. Kuat

938 46 2
                                    

|20. Kuat|

"Manusia itu pintar berbohong. Disaat ditanya kabar, ia jawab baik. Padahal, dibalik semua itu ia menyembunyikan perih dan sakitnya. Dengan sebuah senyuman tentunya."

***

Latihan basket kali ini  berbeda dari biasanya. Kali ini, mereka lebih santai. Membahas hal-hal diluar basket. Ada yang curhat, bercerita tentang gebetan, bahkan ada yang meratapi diri karena jomblo sejak lahir.

"Sunny?"

"Em... Dulu pas SMP, Sunny ditindas sama temen-temen. Cuma karna Sunny punya fisik yang lemah. Upacara, pingsan. Olahraga, pingsan. Wisata naik gunung, pingsan. Sunny dipanggil cemah sama mereka," ujar Sunny bercerita masa SMP-nya.

"Cemah apaan?" tanya Guntur.

"Cewek lemah," jawab Sunny tersenyum miris.

"Gue mau nanya deh, Sun. Lo yakin kalo lo nggak punya penyakit apapun?" tanya salah satu seniornya.

Sunny terdiam sejenak. Lalu, menggeleng. "Nggak ada, kak," jawabnya.

"Kurang gizi kali, Sun," ujar salah satunya lagi.

"Olahraga sama gue aja, Sun. Kalo lo pingsan, gue gendong sampe rumah juga boleh," goda salah satunya membuat yang lain tertawa.

"Jovian?"

"Gue nggak tau mau cerita apaan," ujar Jovian.

"Ya udah, kita kasih lo pertanyaan aja," ujar Topan.

"Jovian kenapa ngerokok?" tanya Sunny.

"Nggak tau. Menurut gue, ngerokok itu bisa ekspresiin feeling gue," jawab Jovian.

"Gimana ceritanya Sunny bisa jadi guru privat lo?" tanya Ranus membuat yang lain menoleh.

Ranusta. Nama salah satu lelaki idaman di SMA Antariksa. Sikap dingin, tidak suka basa-basi, jarang mengeluarkan suara dan cuek itu baru saja menyanyakan hal tentang Sunny yang menjadi guru privat Jovian.

"Pas gue dimarahin sama Bu Riska, dia dateng ke ruang guru buat ngambil sertifikatnya dari Bu Vigra. Terus, dia dipanggil sama Bu Riska dan nyuruh gue baca seritifikatnya itu. Bu Riska mulai nasehatin gue tapi gue tetep nggak denger. Dan, dia ngajuin diri ke Bu Riska buat ngajar gue," jawab Jovian menjelaskan.

Sunny yang malu karena dijadikan pusat perhatian pun menunduk. Menyembunyikan wajahnya yang sudah merah seperti tomat.

"Dari skala 1 sampe 10, sedeket apa lo sama Sunny?" tanya Guntur makin membuat Sunny malu bukan main.

Menunggu jawaban Jovian, Sunny memejamkan matanya masih menunduk.

"8," jawab Jovian membuat teman-temannya yang lain ikut bersorak-sorak.

Cuma 8? 9 sama 10 kapaaannn??  batin Sunny.

 Setengah jam berlalu. Semua anggota diperbolehkan untuk pulang. Seperti biasa, Sunny menunggu Ayahnya menjemputnya. 

Namun, suara deru motor yang mendekati dirinya dari belakang membuatnya berbalik. Motor Jovian yang sudah sangat Sunny hafal.

Jovian membuka kaca helm-nya. "Mau ikut?" tanya Jovian.

Sunny mengangguk pelan. "Boleh," jawabnya.

"Naik. Gue juga mau ketemu Bagas," ujarnya.

Sepeninggalnya mereka, seseorang sedari tadi melihatinya. Padahal, ia sangat mau menjadi Jovian yang sangat dekat dengan Sunny. Tapi, Jovian selalu menang dalam hal apapun. Termasuk hal ini.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang