[✔️] AIEL'S JOURNEY

42. Retak

|42. Retak|

"Inginku bertahan. Namun, logika memaksaku untuk bergegas."

***

Di mobil, Sunny menyandarkan kepalanya di kaca mobil. Mencoba melupakan apa yang terjadi barusan, ia memejamkan matanya.

Kepalanya yang pusing, badannya yang lemas dan hatinya yang hancur makin membuat Sunny merasakan patah hati.

Ternyata benar, kata orang-orang diluar sana. Cinta memang manis diawal saja, akhirnya pasti akan selalu begini, menyakitkan dan pahit tentunya.

Namun, Sunny masih butuh penjelasan. Sunny bukanlah tipe cewek yang langsung mengambil tindakan tanpa butuh penjelasan ataupun arahan. Tetapi, ia juga butuh waktu sebentar. Waktu untuk mengembalikan segala raganya yang sempat hanyut.

"Kakak nggak papa?" tanya Bagas pelan.

"Kalo Sunny bilang Sunny nggak papa, emang Bagas percaya?" tanya Sunny kembali, tanpa berpindah posisi.

Bagas mengerti apa yang dialami kakak angkatnya itu. Bagas ingin mengembalikan senyum kakaknya, ia ingin Sunny menjadi Sunny yang sebelumnya.

"Kakak tau nggak, apa yang Bagas suka sama yang Bagas nggak suka?" tanya Bagas.

Sunny hanya menggeleng pelan tanpa melihat Bagas sedetik pun.

"Bagas suka liat Kak Sunny ceria dan Bagas nggak suka Kak Sunny murung gini," jawabnya.

Sunny langsung melihat Bagas. Memandangi cowok tampan bermata abu-abu itu.

"Senyumnya Kak Sunny itu bisa bikin semua orang senyum juga loh," ujar Bagas lagi.

"Masa?" tanya Sunny.

"Coba aja deh," jawab Bagas.

Senyum Sunny pun mekar perlahan. Hingga membentuk lengkungan manis.

Melihat Sunny senyum, Bagas juga ikut senyum. Bahkan lebih manis dan lucu.

( anggap aja lagi di mobil:v eh btw itu Bagas ganteng bgt ga sih tolong:(( )

Sunny pun terkekeh pelan dan memeluk Bagas.

"Gitu dong kan kalo senyum jadinya makin cantik," ujar Bagas.

"Jangan murung-murung terus, Sun. Ntar kesambet kamu loh," sahut Thalia.

"Jangan murungin cowok kayak dia, Sun. Nggak penting," tambah Rendy.

Perlahan, senyum Sunny memudar. Mendengar Rendy yang berkata seperti itu kembali membuatnya murung.