55. Bersamanya

680 40 2
                                    

btw, aku masih gamon sama THANDY STORY loh:")

|55. Bersamanya|

"Nostalgia kisah cinta mereka dulu, adalah merupakan hobi yang setiap hari mereka lakukan."

***

Dekorasi yang indah di taman belakang rumah kediaman Georgino membuat beberapa orang yang berdiri disana, melihati dekorasi tersebut tersenyum.

"Huft, capek!" keluh salah satu dari mereka.

"Kalo tua yah cepet capek," ujar salah satunya lagi, membuat yang lain tertawa.

Mereka adalah Rafi dan istrinya, Melva. Laxton dan istrinya, Novi. Alfian dan istrinya, Amela. Zaky dan istrinya, Febria. Beserta Sunny dan Bagas. 10 orang itu bekerja dari subuh hingga pagi ini.

"Oke, sekarang kita masuk. Tunggu sampe mereka bangun," ujar Novi diangguki mereka.

Mereka pun berdiri dengan rapi. Menunggu pasangan itu turun.

"Masih lama, Sun?" tanya Zaky.

Sunny melirik jam tangannya. "2 menit lagi, Om," jawabnya.

"Hapal banget dia," bisik Alfian.

"Ya iyalah! Anaknya!"

2 menit kemudian, suara pintu terbuka pun terdengar. Lalu, suara pintu lagi. Sepertinya, Thalia hendak membangunkan anak-anaknya.

"RENDY!" pekik Sunny.

"Kenapa, Ma?!" suara Rendy panik itu menggema.

"SUNNY SAMA BAGAS DIMANA?!" tanya Thalia membuat 10 orang yang berada di lantai bawah terkekeh.

"Udah dibawah kali," ujar Rendy.

Kemudian, suara langkah kaki terdengar. Membuat mereka langsung bersiap-siap. 

Hingga...

"DOOOOORRRR!!!!!!"

"YEEEAAAAYYYYY!!!!"

"HAPPY ANNIVERSARY KALIAAAAANNN!!!" 

Teriakan-teriakan itu membuat Thalia dan Rendy membeku. Kemudian, memekarkan senyuman.

"Kita aja nggak inget," ujar Rendy.

"Lilinnya tiup dulu, njir! Udah mau abis nih! Mau makan kue lilin lo?!" tanya Rafi yang heboh.

Rendy dan Thalia pun mendekat. Kemudian menutup mata bersama-sama, untuk membuat harapan. Lalu, bersama-sama meniup lilin yang berdiri diatas kue tart tersebut.

"YEEEYYYY!!!" sorak mereka.

Sunny maju. "Happy anniversary Mama, Papa. Maaf, Sunny belum bisa jadi anak yang baik. Maaf Sunny masih selalu bantah perkataan kalian. Maaf Sunny nggak bis-"

"Sstt..."

Rendy menarik putrinya itu ke pelukannya. Mendekapnya erat. "Papa juga minta maaf, sayang. Kemarin Papa bener-bener bodoh. Jelas-jelas kamu nggak mau tapi, Papa malah maksa. Maaf," ujar Rendy.

"Papa..." lirih Sunny.

Rendy melepaskan pelukannya. Kemudian, menangkup kedua pipi sang putri, "Masalah kemarin lupain aja. Papa nggak akan pernah paksa-paksa kamu lagi. Masa depan kamu, kamu yang pilih. Papa cuma bantu, dukung dan lindungin kamu sebisa Papa," ujarnya.

"Makasih, Papa..." ujar Sunny kemudian memeluk Rendy kembali. Lalu, beralih ke Thalia.

"Sunny sayang Mama," 

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang