|64. Sebuah Kejutan|
"Cinta yang tulus adalah ketika kamu bisa menyimpan namanya di hatimu dan menjaganya sepenuh hati."
***
Baru masuk di kelasnya, Sunny kembali diberikan kejutan oleh para teman sekelasnya. Ia juga mendapat sangat banyak kado dari teman-temannya itu.
Namun, dari sekian banyaknya hadiah yang ia dapat, yang terbaik adalah hadiah dari Dokter Vincent, lebih tepatnya dari Tuhan dengan perantara Dokter Vincent.
"Happy birthday, Sunny!" ujar Bintang sambil memeluk sahabatnya itu.
"Makasih, Bintang," ujar Sunny tersenyum.
"And, selamat buat kesembuhan lo. Jadi, enak dong sekarang, kita bisa jogging sama-sama lagi," ujar Bintang diangguki Sunny antusias.
Ya, pernah Sunny ikut Bintang untuk jogging, ujung-ujungnya Sunny akan pingsan, atau mimisan, atau bahkan drop dan masuk rumah sakit.
Sunny pun menaruh tasnya di kursi miliknya, ia mengerutkan keningnya saat mendapatkan surat diatas mejanya.
Sunny mengambil surat itu, lalu membuka lipatannya.
Ke rooftop, sekarang.
~El.Sunny terkekeh pelan. "Gunanya hp apa coba?" gumamnya seraya menggeleng-geleng lalu berjalan keluar menuju lantai paling atas.
Sesampainya di depan pintu rooftop, Sunny sedikit heran melihat tulisan di depan pintu itu yang biasanya 'DILARANG MASUK KECUALI SATPAM!' diganti menjadi 'DILARANG MASUK KECUALI YANG ULANG TAHUN!'
Sunny kembali terkekeh, lalu membuka pintu itu perlahan.
Sunny mengembangkan senyumannya saat melihat dekorasi indah para dinding rooftop itu. Hiasan-hiasan matahari, bulan, bintang dan planet-planet lainnya menghiasi segala sudut.
Lalu, Sunny menatap seorang lelaki yang tengah berdiri itu, lelaki yang sudah tertulis dihatinya kurang lebih setahun yang lalu.
"Ini kamu yang dekor?" tanya Sunny kagum.
Lelaki itu berjalan pelan menuju Sunny yang masih sibuk menyapu pandangannya ke sekitar. "Kalo bukan aku, siapa lagi?" tanyanya kembali.
"Niat banget," ujar Sunny kemudian terkekeh.
Jovian menatap manik mata Sunny lama. Mengunci tatapan mereka selama beberapa detik.
"Happy birthday, sweetheart," ujar Jovian.
Beberapa detik kemudian, Jovian memeluk gadis itu. Gadisnya, miliknya untuk selamanya.
"Aku cinta kamu, Ai. Lebih dari apapun," ujarnya.
Sunny membalas pelukan Jovian. "Aku juga cinta kamu, El," balas Sunny.
Jovian melepaskan pelukannya, kemudian menggenggam tangan gadis itu.
"Aku masih inget pas pertama kali kita ketemu," ujarnya. "Belum ada rasa sama sekali. Nggak ada rasa sayang, rasa suka, rasa peduli, bahkan rasa cinta. Tapi, kamu ada," lanjutnya.
"Kamu begitu peduli sama hidup aku, Ai. Padahal hidup kamu sendiri ternyata banyak rintangan," ujar Jovian.
Sunny masih diam, membiarkan lelaki itu mengeluarkan semua kata-kata yang ingin diucapkannya.
"Aku nggak peduli sama hidup aku, tapi kamu peduli. Dan, sekarang biarin aku jadi orang yang paling peduli sama kamu, Ai. Karena aku nggak punya siapa-siapa untuk dipeduliin," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] AIEL'S JOURNEY
Teen Fiction[COMPLETED] PLAGIATOR MOHON MENJAUH!!! "Sunny bakal bikin Jovian Samuel Adinata jatuh cinta sama Sun!" celetuknya dengan percaya diri. Sunny, dari namanya saja bisa diartikan sebagai kegembiraan atau cerah. Suatu hari, Sunny mengikuti MOS 4 hari di...