|22. Senyuman|
"Jangan senyum mulu. Ntar gue diabetes. Senyum lo terlalu manis!"
***
Pagi yang cerah itu, Sunny sudah berada di sekolah. Ya, dua hari yang lalu saat dirinya masuk rumah sakit. Akhirnya, sudah pulih kembali.
Seluruh anggota basket diminta untuk berkumpul di lapangan. Nampaknya, ada pengumuman penting.
"Selamat pagi semuanya," sapa Vero, pelatih basket.
"Pagi, Pak!!"
"Jadi, hari ini saya mengumpulkan kalian semua untuk memberi tau pengumuman penting. 2 minggu lagi, sekolah kita terpilih masuk final. Kompetisi ini akan menentukan siapa yang terbaik. Bapak minta, kalian semua bisa berpartisipasi," ujar Vero.
Guntur mengangkat tangannya untuk menyanyakan sesuatu. "Yang masuk final siapa, Pak?" tanyanya.
"SMA Antariksa dan SMA Gemilang," jawab Vero membuat Guntur mendengus.
Lagi-lagi, SMA Gemilang yang menjadi lawannya.
SMA Gemilang? Kok nggak asing sih? Sunny bertanya-tanya dalam batinnya.
"Bapak minta, ketua basket untuk menyeleksi siapa yang akan naik untuk mewakili sekolah," ujar Vero diangguki Jovian.
Setelah dibubarkan, seluruh anggota pun masuk dikelasnya. Sunny jalan dengan lambat. Kemudian, Jovian melewatinya.
"Jovian!" panggil Sunny membuat Jovian berbalik dan menaikkan alisnya.
Sunny menghampirinya. "Jovian nggak marah kan?" tanyanya hati-hati.
"Nggak, siapa yang marah?"
"Soalnya kemarin Jovian langsung pergi pas Sunny nyanya gitu," ujar Sunny memanyunkan bibirnya.
Jovian terkekeh pelan. "Gue emang ada urusan kemarin. Santai aja," ujarnya.
Sunny tersenyum melihat Jovian terkekeh barusan. "Sunny nggak akan nanya hal yang berkaitan sama masa lalu Jovian. Sunny janji!" ujarnya semangat.
Jovian menggeleng seraya tertawa lalu beranjak dari hadapan Sunny. Sunny menggigit bibirnya menahan senyumnya. Barusan Jovian terkekeh bahkan tersenyum untuknya. Manis!
.
Jam istirahat, Jovian selesai menyeleksi anggota yang akan mewakili SMA Antariksa. Timnya berisikan 6 orang serta pemain cadangan yang berjumlah 5 orang.
Kali ini, Jovian malah diekori wanita cantik yang terus-terusan merengek.
"No, Sunny!" hardik Jovian.
"Jahat banget sih! Sunny kan juga mau ikut tanding," ujarnya. "Sunny masuk yah? Yah??" rengeknya.
Jovian menghela napas lalu menatap Sunny. "Nggak," jawabnya kembali membuat Sunny merengek layaknya anak kecil.
Sambil mengayun-ayunkan tangan Jovian, Sunny masih merengek. Padahal, mereka sedang berjalan menuju kantin. Tentu saja banyak pasang mata yang melihat mereka.
"Jovian, please," rengek Sunny.
"No," jawab Jovian acuh.
Sunny pun melepaskan pegangan tangannya dan berhenti berjalan. Jovian berbalik melihat Sunny yang berwajah sedih seperti memohon. Lalu, ia malah menunjukkan puppu eyes-nya yang malah membuat Jovian salah fokus.
Paling nggak bisa diginiin nih gue! batin Jovian.
"Tapi gue harus tanya pelatih dulu," ujarnya langsung merubah ekspresi Sunny menjadi senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] AIEL'S JOURNEY
Teen Fiction[COMPLETED] PLAGIATOR MOHON MENJAUH!!! "Sunny bakal bikin Jovian Samuel Adinata jatuh cinta sama Sun!" celetuknya dengan percaya diri. Sunny, dari namanya saja bisa diartikan sebagai kegembiraan atau cerah. Suatu hari, Sunny mengikuti MOS 4 hari di...