43. Berakhir

800 35 4
                                    

|43. Berakhir|

"Aku suka berdiri dibawah hujan sambil menangis. Karena, tak seorangpun mampu melihat tetesan air mata yang penuh rasa sakit ini."

***

TOLONG DIBACA!!! ; Sebelum kebawah, aku minta kalian ambil earphone atau headset atau apalah namanya. Then, kalian play video yang ada di mulmed dengan volume full. Kalo bisa, jangan baca di tempat yang rame, masuk ke kamar atau ruangan yang sepi. Bacanya jangan kecepetan. Hayati dan baca baik-baik. Semoga kalian dapet feelnya guys:(

Sunny terbangun dari tidurnya. Ia melirik jam dinding di kamarnya. Ia tertidur 1 jam lebih.

Merasa lebih baik dari sebelumnya, Sunny memutuskan untuk membersihkan badannya sekaligus ingin berendam sejenak untuk rileksasi.

Selang 25 menit, Sunny sudah berpakaian rumahan. Rambutnya yang masih basah ia bungkus dengan handuk kecil. Ia pun duduk di tepi kasurnya dan menyalakan ponselnya.

Sunny mengecek satu persatu notifikasi yang masuk. Sekedar info, tidak ada sama sekali notifikasi dari Jovian. Tidak ada.

Sunny pun membuka pesan yang dikirim oleh nomer tidak dikenal.

5 detik Sunny memperhatikan foto itu. Lalu matanya terpejam, bersamaan dengan terjunnya air mata Sunny.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apa sekarang ia masih berada di dalam mimpi? Apakah itu hanya rekayasa? Atau memang asli?

Tak lama kemudian, ponsel Sunny berbunyi singkat.

Ia kembali membuka pesan dari orang yang sama itu.

087924756XXX : Mereka masih disana. Putusih pacar lo gih, biar lo nggak sakit hati aja.

Sunny mengetik beberapa kata lalu mengirimkannya.

Mereka dimana?

Tak lama kemudian, orang itu membalas. Membuat Sunny mengambil jaketnya, melepas handuk dari rambutnya, mengambil tas kecilnya lalu keluar dari kamar.

Saat ia turun, Thalia dan Rendy tidak disana. Begitupun dengan Bagas. Sunny tahu mereka sedang istirahat di kamar mereka masing-masing. Sunny pun keluar perlahan dan langsung memberhentikan taksi untuk mengantarnya ke tempat yang sudah diberi tahu orang itu.

.

"Maafin aku, Yan. Aku nggak bermaksud bikin semuanya kayak gini. Aku tau aku yang salah," ujar Zeline.

"Bukan salah lo kok, Zel. Lupain aja," ujar Jovian.

"Mendingan sekarang kamu ke rumah Sunny. Minta maaf sama dia," pinta Zeline.

"Gue yakin Om Rendy nggak bakal maafin gue, Zel," ujar Jovian menunduk.

Zeline merasa kasihan dan bersalah. Ia pun mengelus kedua pundak Jovian, memberinya kekuatan. "Aku bantuin kamu,"

"Nggak, Zel. Lo nggak usah terlibat lagi dalam masalah gue, gue nggak mau lo yang disakitin lagi," tolak Jovian.

"Yan, aku udah anggap kamu sebagai kakak aku sendiri,"

"Terus kenapa lo cium gue, Zel?! Kenapa?!" tanya Jovian dengan nada yang lumayan keras. Membuat beberapa orang yang melintas ikut kaget.

"M-maaf," lirih Zeline sambil menunduk.

Jovian memejamkan matanya lagi. Zeline yang sudah hampir menangis karena dibentak membuat Jovian merasa tidak enak. Ia pun memeluk tubuh mungil wanita itu lagi.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang