"Baiklah, tugasku dimulai hari ini."
Ke lima lelaki di hadapanku itu hanya diam menatapku bingung.
"Pamanku- maksudnya, manager kalian belum memberitahu ya?"
Dengan serentak mereka berlima menggelengkan kepalanya. Terlihat seperti anak kembar polos berlima. Tapi tidak sama, yang sama hanya, mereka sama-sama tampan sih.
Aku menghela nafasku, "Manager kalian adalah pamanku, dan sekarang pamanku ingin pergi liburan karena dia sangat amat jenuh mengurus kalian. So, aku mengambil alih tugasnya."
"Kamu keponakan manager hyung?" Ucap salah satu dari mereka sembari mengernyitkan alisnya, yang duduk di tengah, yang tampan dan aku tidak tau namanya.
Aku mengangguk menjawabnya. "Yes. Dan mulai sekarang sampai beberapa bulan kedepan aku menjadi manager kalian sementara."
"Kenapa dorm? Bukankah harusnya bertemu di kantor agensi?" Sekarang yang di sampingnya. Ah, siapa sih namanya. Paman sudah memberitahu nama mereka dan wajahnya melalui foto.
Tapi, aku susah membedakan sepertinya. Aku tidak pernah pulang dan bertemu langsung dengan orang-orang Korea.
Harus kujawab apa pertanyaan lelaki itu? Kenapa dia sewot sih? 'kan pamanku yang menyuruh kesini.
Aku menatapnya, dengan tatapan- berbeda. "Pamanku yang suruh? Kenapa? Tidak suka?"
Oh, aku dapat melihat mereka terheran-heran dengan perkataanku barusan.
"Kenapa jadi galak? Noona kerasukan?"
Aku menatap si kulit terlalu putih itu. Kerasukan? Dan, apa...? Noona?
"Jangan panggil aku noona." Kataku.
"Kenapa jangan? Memang tidak boleh? Tidak mungkin bukan kalau usiamu lebih muda dari Chenle ataupun Jisung sudah diberi tugas manager seperti ini?"
Ish, si tinggi itu sewot saja sih. Aku tidak suka di panggil noona. Chenle atau Jisung? Kupikir dia Jisung, ternyata bukan.
Berarti si kulit putih ini Chenle? Lalu Jisung yang mana? Lalu sisanya mana? Kata pamanku NCT ada delapan belas?
Alih-alih menggerutu di hadapan mereka karena sedari tadi orang-orang ini sewot, aku menghela nafasku.
"Memang paling muda yang mana? Berapa usianya?" Tanyaku pada akhirnya.
"Jisung termuda, dia lahir 2002 dan Chenle 2001." Jelas lelaki yang di tengah.
Eh? Apa? Muda sekali. Ah, bakalan disebut apa aku disini.
Aku mengernyit. "Tertua?"
"Sisanya, kami bertiga lahir tahun 2000."
Ah, tertua? Sudah jelas itu aku. Yah beda setahun sih. Tapi aku merasa tersaingi.
"Hanya Chenle dan Jisung yang boleh memanggilku noona. Sisanya panggil aku dengan namaku, panggil manager-nim juga tidak masalah yang penting jangan noona." Kataku pada akhirnya. Menolak tua.
Lelaki tinggi -ah, aku tidak tahu namanya yang jelas lelaki dengan mata bulat itu menyahut. "Kenapa hanya Chenle Jisung?" Dia menaikkan kedua alisnya, "Aku juga mau panggil manager noona." Ucapnya, terdengar seperti- rengekan?
Yah begitulah, membuatku bergidik dalam hati. Paman tidak bilang kalau mempertemukanku dengan bocah-bocah seperti ini.
"Tolong, aku tidak setua itu. Kita hanya beda setahun." Kataku pada akhirnya. "Sudah, ikuti perkataanku. Pamanku bilang, sebagai manager aku adalah atasan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔