"Astaga....." Seketika Mirae seperti melihat sesuatu yang luar biasa.
Tatkala dia masuk kembali ke dalam dorm dan matanya bertemu dengan barang-barang yang berserakan di mana-mana.
Dijumpainya juga berbagai bungkus snack dan minuman yang bahkan tidak dibereskan.
"Ini tempat tinggal manusia bukan sih?" Mirae berkacak pinggang melihat semua kekacauan itu.
Tidak lama ia melihat seseorang keluar dari kamar sambil meregangkan tangannya ─ Renjun. Baru terbangun dari tidurnya.
Renjun menguap sembari menutup mulutnya, "Rusuh sekali, sih. Masih pagi lho ini, noona."
"Masih pagi apanya? Ini sudah jam delapan." Omel Mirae.
Rasa kesalnya muncul ketika menyadari barusan Renjun memanggilnya noona.
Tapi diabaikannya. Dia tidak akan berdebat dulu sekarang mengenai itu.
Renjun kini sudah mengumpulkan kesadarannya sehabis bangun tidur, "Itu 'kan masih pagi. Memang pagimu itu jam berapa?"
Mirae merotasikan bola matanya, "Jam lima sampai jam tujuh. Sudah sana perbaiki wajahmu yang tidak aesthetic itu."
Renjun hanya diam, tidak menjawab lagi dan kemudian berbalik kembali untuk mengikuti perkataan Mirae.
Mirae kemudian melemparkan sling bag nya ke sofa.
Kemudian gadis itu mulai mengambil satu persatu bungkus snack dan minuman kemudian membawanya ke belakang untuk dibuang.
Setelah itu dia kembali lagi untuk membereskan juga memperbaiki letak benda-benda yang tercecer.
Mirae mengerjakannya dengan setengah hati. Apa menjadi tukang bersih-bersih juga bagian dari tugas manager?
Sebenarnya tidak. Harusnya Mirae suruh saja anak-anak itu yang melakukannya. Karena mereka yang membuat kekacauan.
Mirae kemudian teringat akan perkataan pamannya waktu itu, "Setidaknya bersikaplah lebih keras dan galak. Kalau tidak mereka akan melakukan semaunya di luar kendalimu. Tidak mematuhimu, misalnya."
Mirae terduduk di sofa setelah membereskan semua kekacauan yang dibuat oleh anak-anak itu.
"Mirae?"
Mirae menoleh, melihat Jaemin yang baru saja menampilkan wajahnya di sana. "Apa?"
"Kenapa pagi sekali? Bukannya masih nanti sore?"
"Apanya nanti sore?" Mirae mengernyitkan alisnya, "Kalian pre-recording jam sepuluh pagi, Park Jisung."
Jaemin menatap Mirae bingung, "Park Jisung?"
Mirae salah mengira. Padahal kemarin mereka sudah memberitahukan nama masing-masing.
"Kamu, Park Jisung 'kan?" Ucap Mirae menjadi tidak yakin.
Muncul pemikiran jahil di dalam otak Jaemin. "Aku Renjun."
Sayangnya, Mirae tak percaya dengan ucapan Jaemin barusan. "Kamu pikir aku nggak tau? Kalau Renjun itu yang pendek."
"Heh!, Apa maksudmu!"
Mirae dan juga Jaemin lantas menoleh ke arah sumber suara.
Di sana sudah ada Renjun yang berjalan mendekat sembari Menatap Mirae dengan tatapan intimidasinya.
Dengan tidak ada rasa bersalah pun Mirae melanjutkan perkataannya, "Nah, si pendek ini Renjun." Ucapnya, "Kalau bukan Jisung berarti kamu Jeno?" Tunjuknya pada Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔