Mirae memarkirkan mobilnya di areal parkir setelah sebelumnya berbicara dan memberitahukan tentang banyak hal kepada Renjun. Mulai dari restaurant tadi sampai di perjalanan hingga akhirnya mobilnya berhenti di areal parkir gedung agensi. Dan, oke, dia membagi semuanya dengan Renjun sekarang.
"Noona nggak bakal kembali ke Amsterdam kan?" tanya Renjun setelah menurunkan masker yang ia kenakan.
Mirae hanya menghela napas mendengarnya sembari melepaskan seatbelt dan menatap lurus ke depan dengan kedua telapak tangan yang kini menggenggam setir di hadapannya. Ia menoleh menatap Renjun sesaat kemudian, "Aku kesini untuk menghindar. Bagaimana bisa kembali kesana?"
"Iya sih." Renjun mengangguk kecil, "Disana cuman bikin noona tambah kepikiran."
Mereka berdua lantas turun dari mobil. Berjalan beriringan keluar dari areal parkir untuk masuk ke dalam gedung agensi. Sesekali Renjun melanjutkan percakapannya dengan Mirae, "Tapi disini ketemu Ellen noona?"
"Dia tidak akan bicara apa-apa dengan orang tua kami."
Sebelum hendak keluar, langkah mereka terhenti tatkala sepasang sepatu berhenti tepat di hadapan kedua orang itu.
Mirae mengangkat kepalanya melihat siapa pemilik sepatu atau siapa yang tepatnya berhenti di hadapannya dengan Renjun sekarang ini.
"Jeno?" Mirae menautkan kedua alisnya melihat sosok Jeno yang sudah berdiri di hadapannya. Tidak terlalu tertutup seperti biasanya ketika dia keluar. Hanya dengan kaos pendek dan topi yang menutupi kepalanya serta kacamata yang ia gunakan.
Jeno pun ikut terkejut melihat Mirae di depannya.
Mirae membenarkan letak kacamatanya masih menatap Jeno di hadapannya, "Mau kemana?"
"Kau dapat pesan dari Kim Ah Reum?"
Ah Reum? Mirae menautkan kedua alisnya heran melihat gurat cemas dj wajah Jeno. Lantas ia pun segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan membuka layar ponsel itu. "Ah iya ada."
"Antar aku ke rumahnya." Tidak sempat Mirae membuka pesan tersebut, Jeno sudah tergesa-gesa mendahuluinya berjalan ke arah dimana mobil Mirae diparkirkan. Melihat Jeno yang seperti itu membuat Mirae ikut panik sekaligus heran, begitu pula dengan Renjun yang sedari tadi memperhatikan temannya itu dengan keheranan.
Mirae beralih menatap Renjun mengisyaratkan lelaki itu untuk ikut bersama mereka. Renjun hanya mengangguk masih dengan ekspresi herannya dan ikut menyusul Jeno.
Mirae benar-benar heran dengan Jeno sekarang. Ia bahkan tidak menyempatkannya untuk membuka pesan dari Ah Reum dan malah meminta Mirae untuk mengantarnya ke rumah Ah Reum. Terlebih lagi Renjun yang hanya diam memperhatikan tak kala herannya.
Setelah mereka bertiga masuk ke dalam mobil, Mirae kembali memutar kunci dan menginjak pedal gas, mengeluarkan mobil itu dari tempat parkir gedung agensi dan keluar dari areal kantor agensi tersebut menyusuri jalan raya kota Seoul.
Tengah Mirae fokus menyetir, Renjun menoleh ke arah Jeno yang duduk di belakang, "Ada apa denganmu?"
"Tadi Ah Reum mengirim pesan spam ke ponsel Mark hyung."
Renjun menautkan kedua alisnya mendengar jawaban Jeno, begitu pula Mirae yang berusaha tetap memandng ke arah jalan.
Jeno kemudian melanjutkan, "Mark hyung meninggalkan ponselnya di studio rekaman. Tadinya kubiarkan, lalu karena kulihat nama Kim Ah Reum disana jadi aku membukanya."
"Ah Reum mengirim apa sampai kau panik begitu?" Mirae kembali bersuara di tengah-tengah fokusnya menyetir.
"Tidak ada," balas Jeno singkat, "Dia hanya menyuruh Mark ke rumahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔