"Mau kemana, Mirae?" tanya Yena melihat Mirae yang sudah rapi dan siap untuk pergi.
"Member mau jalan-jalan katanya," jawab Mirae, "Kalian ikut ayo. Apa tidak bosan kerja terus?"
Keduanya menggeleng bersamaan menolak ajakan Mirae.
"Kau saja, kami mau istirahat," kata Yena.
Mirae mengangguk paham, menatap sejenak sebelum akhirnya keluar begitu saja dari kamar hotel tersebut.
Dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang ada di samping kamarnya.
Tadi Mirae sudah memberitahu member untuk segera keluar jika ingin jalan-jalan. Jadi, sekarang dia tinggal menunggu anak-anak itu keluar.
Mirae menyandarkan dirinya pada pintu kamar dengan nomor 204 yang tertempel di sana.
Mirae mengeluarkan ponselnya dari sling bag yang dikenakannya. Membuka kunci layar ponselnya tersebut kemudian ntah apa yang dilakukannya di sana.
Gadis itu sering sekali mengecek ponselnya. Beberapa saat kemudian, pintu kamar hotel tersebut terbuka.
Membuat Mirae yang tadinya bersandar di sana seketika menjadi terduduk di lantai bersama dengan ponselnya.
"Lho?? Choi Mirae???"
Jaemin, si pelaku, terkejut sendiri melihat Mirae yang tiba-tiba duduk di lantai pintu kamar hotel tersebut.
Jaemin kemudian berjongkok di hadapan Mirae, "Kau tidak apa-apa?"
Mirae menyingkap rambutnya yang menutupi wajahnya, "Kenapa tidak bilang mau buka pintu!??"
Jaemin terkejut Mirae berteriak padanya, "Lho?? Aku nggak tau kau ada disana."
"Memalukan," Mirae berdecak kemudian mencoba berdiri kembali dan membenarkan letak kacamatnya, "Untung nggak ada yang lihat."
Jaemin pun ikut berdiri. Lantai ini memang sepi, oleh karena itu mereka diberikan kamar di sini.
"Ngapain juga kau bersender di pintu?" Jaemin menautkan kedua alisnya menatap Mirae.
"Nungguin kalian lah! Yakali pacaran sama pintu."
Jaemin mengidikkan kedua bahunya, "Siapa yang tau?" ucapnya kemudian menaikkan maskernya.
Disaat yang bersamaan Jeno juga keluar sembari memasang maskernya, "Kalian kenapa sih? Liat tempat kalau mau berantem."
Mirae tidak menggubris perkataan Jeno barusan, lebih memilih membenarkan rambutnya yang berantakan.
"Noona, ayo."
Mirae menoleh ke belakang, sudah ada Jisung dan Chenle di sana.
"Tunggu," Mirae menatap satu persatu membernya, "Renjun mana?"
"Kan dia di kamar ini," Jisung menunjuk kamar 204 itu, "Jaemin hyung kenapa nyasar kesini?"
"Aku langsung ke sini setelah tadi malam karena Jeno bilang dia sendirian. Kupikir Renjun tidur bersama kalian," kata Jaemin.
"Loh? Jadi Renjun kemana!?"
"Coba tanya manager lain," kata Jeno.
Mirae langsung saja menuju ke kamar tempat menginap dua orang manager laki-laki mereka.
Mirae menekan bel kamar tersebut. Tidak butuh waktu lama sampai pintu kamar tersebut terbuka. Para member mengikuti Mirae berkumpul di depan pintu kamar tersebut.
"Kalian liat Renjun? Dia disini?" tanya Mirae langsung kepada manager yang membukakan pintu tersebut.
Dahi lelaki itu mengerut, "Tidak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔