25-Sassaeng

10.5K 1.2K 30
                                    

"Wow, Mirae noona terkenal."

Jisung yang tadinya hendak tertidur kini membuka matanya mendengar suara Chenle. Mereka sekarang sedang ada dalam penerbangan dari Jakarta ke bandara Incheon.

Sepertinya Jisung tertarik melihat Chenle yang sibuk dengan ponselnya. Pada akhirnya anak itu pindah tempat duduk di samping Chenle.

Semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing sekarang.

Begitu Jisung duduk, Chenle menyodorkan ponselnya. Mempersilahkan Jisung melihat apa yang ada di layar ponsel tersebut.

"Haha, mereka semua bilang kalau Mirae noona mirip Irene noona," kata Jisung, "Tapi kalau aku lihat malah nggak ada mirip-miripnya."

Chenle mengangguk setuju dengan perkataan Jisung barusan, "Iya, ya, apa mata kita dan mata mereka berbeda?"

"Mereka hanya sekilas melihatku, sedangkan kalian sudah terlalu detail mengenal wajahku."

Chenle dan juga Jisung lantas mendongak bersamaan mendengar suara Mirae yang kini sekarang berada di hadapan mereka berdua.

Jisung menaikkan kedua alisnya, "Noona ngapain?"

"Mau ke toilet," ucap Mirae sekilas kemudian pergi meninggalkan kedua anak itu. Kembali ke tujuannya, Mirae melangkahkan kakinya menuju ke toilet di dalam pesawat tersebut.

Pintu toilet tersebut tertutup, menyadari ada orang lain di dalam, Mirae menunggu sembari bersandar di sisi lain depan pintu toilet itu.

Tak lama kemudian pintu toilet tersebut terbuka menampilkan seorang gadis wajah Asia dengan rambut pirang di sana.

Gadis itu menatap Mirae yang ada di hadapannya tengah Mirae menunggu gadis itu menyingkir dari sana. Ayolah, Mirae mau ke toilet.

Mirae menaikkan kedua alisnya, "Permisi?"

Gadis itu tersentak sedetik kemudian dan langsung buru-buru pergi dari tempat tersebut.

Mirae membenarkan letak kacamatanya, menatap heran gadis itu dengan alis yang tertaut. Kemudian sadar tujuannya ke toilet, Mirae langsung buru-buru juga untuk masuk ke dalam sana.

Tidak butuh waktu lama, Mirae keluar kembali dari toilet tersebut dan langsung melangkahkan kakinya untuk kembali.

Begitu hendak kembali ke tempat duduknya, Mirae berhenti sejenak tatkala matanya menemukan sesuatu.

Ia membenarkan letak kacamatanya menatap ponsel salah satu penumpang pesawat tersebut, tepatnya wallpaper ponsel tersebut.

Mirae mengernyit kemudian menyunggingkan senyum miringnya tengah ia melihat kalau ternyata foto Taeyong yang ada di wallpaper ponsel salah satu penumpang tersebut.

Dia ternyata masih bisa mengenali wajah yang ia anggap aneh itu di wallpaper ponsel orang lain.

Mirae kembali membenarkan letak kacamatanya kemudian lanjut berjalan ke tempat duduknya.

Mirae langsung saja duduk di sana sembari mendengus tak percaya, "Bagaimana bisa ada orang yang suka dengan Taeyong itu?"

"Kenapa? Taeyong hyung 'kan tampan."

Mirae seketika menoleh ke samping kanannya, mendapati Huang Renjun yang sudah berada di sana, "Tempatmu bukan disini."

Renjun menoleh ke arah Mirae dengan tatapan polos datar nya, "Kan aku maunya di sini."

Mendengar jawaban Renjun membuat Mirae menghela napas pasrah kemudian menyandarkan dirinya.

"Kenapa penggemar kalian bisa masuk ke sini coba?" kata Mirae sembari menutup matanya yang ada di balik kacamata itu.

Renjun ikut menyadarkan dirinya sebelum akhirnya menjawab, "Apa yang tidak bisa dengan uang dan koneksi?"

Mendengar jawaban Renjun membuat Mirae terkekeh. Benar. Perkataan Renjun sih memang benar adanya.

"Tadinya aku tidak mau menuduh orang. Tapi mereka penggemar kalian, dan mereka di sini. Jangan salahkan kalau aku mengira mereka sassaeng fan."

Renjun menghela napasnya. Nyatanya, beberapa orang yang ditemui Mirae memang sassaeng.

Mereka semua juga bisa menarik fakta, kalau yang menyebar foto Mirae di internet juga sassaeng itu.

Seperti yang dikatakan Elisa.

"Elisa yang memberi tahu masalah begini, dia juga yang ngasih tau bagaimana cara menindaknya."

"Eli?" Renjun kemudian langsung menoleh ke arah Mirae.

"Sa," Mirae melanjutkan perkataan Renjun, "Apa yang aku tidak tau tentangmu?" Mirae membuka matanya kemudian menatap Renjun penasaran.

Renjun malah mengernyit heran, "Apa maksud noona?"

Mirae cepat-cepat menggeleng kemudian kembali membenarkan posisi duduknya. Ini lancang sekali, pikirnya.

Mirae tidak bisa seenaknya bertanya dan mengorek begitu. Mereka semua bahkan tidak ada yang tau siapa Mirae sebenarnya, kenapa Mirae harus mengintrogasi Renjun?

Mirae memilih untuk menghela napasnya dalam dan kembali menutup matanya, "Lupakan. Aku heran, apa penggemar yang selalu mengikuti kalian itu tidak ada kerjaan lain?"

Renjun ikut membenarkan kembali posisinya di samping tempat duduk Mirae kemudian tersenyum tipis.

Renjun juga tidak mengerti kenapa para sassaeng nya itu mau mengikuti mereka padahal kehidupan di luar sana jauh lebih berkelas untuk mereka.

Jika mereka sering mengikuti Renjun dan yang lain seperti ini, bukankah berarti mereka punya banyak uang disaat yang sama mereka juga punya sangat banyak waktu?

Seharusnya mereka hidup nyaman dan bahagia. Bukan mengikuti seperti ini, pikir Renjun.

Apa karena cinta mereka berlebihan dan berefek obsesi?

Mereka akan bersikap biasa saja kalau orang-orang itu masih jauh dan tidak mengganggu mereka dari dekat.

Tapi, siapa yang tidak risih?

Mirae baru bertemu yang seperti ini. Ternyata dia harus lebih teliti lagi akan hal-hal seperti ini.

Oke, masih tidak ada masalah dengan ini. Tidak masalah juga, kata Elisa, mereka tidak seperti dispatch yang memberitakan segala hal. Mereka cuman menyimpan sendiri atau sesama sassaeng. Tidak untuk dibagi-bagi.

"Kenapa aku jadi teringat waktu pertama kali noona datang ke dorm kami, ya?" kata Renjun kemudian terkekeh dengan matanya yang tertutup itu, "Bahasa Korea dengan aksen aneh, kepusingan dengan kami, dan wajah cantik yang belum dirubah itu. Walaupun cuman dirubah sedikit sih."

Mendengar perkataan Renjun membuat Mirae tersenyum tipis. Bahasa Korea dengan aksen Belanda yang melekat dengan dirinya, mungkin semua orang juga aneh dengan itu.

Wajahnya yang sedikit dirubah, wajah yang tidak pernah tersentuh make up kini full make up. Rambut pirang khas nya yang sudah berubah warna. Juga kacamata nya sekarang.

Memang sangat berbeda waktu pertama kali Mirae datang.

Mirae kemudian terkekeh dan menanggapi perkataan Renjun, "Dan kebodohanku karena sulit paham tentang sistem kerja NCT."

.
.
.
tbc

Manager || NCT Dream ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang