51-Sorry

6.8K 855 34
                                    

"Kau membuang waktuku," sentak gadis bersurai pirang itu begitu keluar dari pintu atap. Choi Rachel. Dia menatap ke arah seseorang yang berdiri pada tembok setinggi perut yang menjadi pembatas atap tersebut.

Gadis di sana menoleh, angin malam menerbangkan anak-anak rambutnya. Ia lantas tersenyum miring mendapati Rachel yang masih berdiri beberapa meter di hadapannya, "Ah, aku mengganggu waktu belajarmu, ya?"

"Apa maumu, Aloin?" Rachel masih menatap datar gadis yang berdiri di atas pembatas itu.

Gadis yang ia sebut Aloin itu melirik sekilas ke arah bawah sana. Itu adalah bagian samping gedung yang sekarang memiliki jarak sembilan lantai. Sedikit gemetar dia berada di atas sana. Namun ia berusaha tenang dan menatap kembali ke arah Rachel, "Aku cuman ingin kau melihat kemenanganmu kok."

Rachel terdiam tidak mengerti dengan arah pembicaraan gadis di hadapannya itu. Tapi ia bisa melihat tatapan ketakutan yang memancar dari matanya. Rachel menghela pelan, "Kalau takut, turun dari sana. Jangan sok berani biar terlihat keren, Charlotte Aloin."

Mendengar perkataan Rachel barusan sontak membuat gadis itu terkekeh. Ternyata Rachel memang jeli membaca raut wajah dan tatapan seseorang. Gadis itu melangkahkan kakinya ke belakang selangkah, nyaris keluar dari pembatas itu.

Rachel melihatnya, sontak ia mengerjap, "Jangan macam-macam, Aloin," ucapnya sembari melangkah cepat mendekati gadis itu sampai berada tepat di hadapan Charlotte Aloin.

"Jangan bodoh." Rachel meraih pergelangan tangan Charlotte. Disaat yang bersamaan gadis itu kembali melangkah mundur.

"Aloin!"

Jantung Rachel berdegup kencang tatkala Charlotte menjatuhkan dirinya. Namun, pergelangan tangannya masih di pegang erat oleh Rachel.

Rachel berusaha menahan Charlotte yang menggantung di tangan kanannya dengan tumpuan pada kaki dan tangan kirinya agar tidak ikut jatuh ke bawah sana dan tetap menahan Charlotte, "Kau berat sekali, sialan." Rachel menggerutu berusaha menahan Charlotte. Berupaya menarik kembali gadis itu ke atas, walaupun dia sendiri tahu kalau tenaganya tetaplah tenaga seorang wanita.

Rachel melihat ke arah Charlotte sembari mencoba menarik gadis itu. Lantas membulatkan matanya ketika Charlotte berusaha melepaskan genggaman tangannya.

"Aloin, apa yang kau lakukan!??"

Rachel mengeratkan genggaman tangannya pada lengan Charlotte.

"Jangan lepaskan!!" Ia meneriaki Charlotte, namun gadis itu seakan tidak mendengar apapun.

"Jangan lakukan itu, bodoh!"

"Dasar sinting!" Rachel tetap berusaha mengeratkan genggamannya sembari mencoba menarik kembali gadis itu dari sana.

"Aloin!"

***

Mirae menyingkap rambutnya sembari berjalan bolak balik di ruang tengah apartmennya dengan kaleng soda yang ia pegang di tangan kanan. Sesekali ia berdecak dengan tatapam gusar yang lurus ke depan dengan langkah yang tetap sama selama hampir satu setengah jam.

"Lebih baik kau kembali dan menyelesaikan."

Kata-kata Ah Reum sebelum dia pulang itu benar-benar terus berputar di kepala Mirae. Ia menghela napas, seharusnya dia sudah memprediksi apa yang akan dikatakan Kim Ah Reum. Anak itu tidak suka lari dari masalah.

Manager || NCT Dream ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang