Begitu menyelesaikan perform dan beberapa sesi wawancara, para member langsung bergegas ke ruang tunggu.
Di sana sudah ada manager dan stylist.
"Lelah?" tanya Mirae pada mereka berlima.
Renjun menggeleng sembari mengambil air mineral di atas meja, "Kan habis ketemu sijeuni."
Mirae mengangguk-ngangguk paham. Lihat betapa manisnya idol yang satu ini.
"Habis ini tidak ada acara lagi kan?" tanya Mirae kepada salah satu manager yang ada di dalam ruangan.
Manager lelaki tersebut menggeleng, "Kita bisa langsung kembali."
"Oke, ganti pakaian kalian," kata Mirae kepada para member.
Mereka menuruti perkataan Mirae dan segera mengganti kostum yang mereka gunakan untuk perform tadi dengan baju biasa.
Dua orang manager yang ada di sana membereskan perlengkapan, dan Mirae membantu stylist untuk membereskan kembali make up dan baju-baju yang tadi dikenakan.
Mirae melirik ke arah Jaemin, "Perutmu keren sekali, Na."
Jaemin yang baru mau ke kamar ganti menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Mirae, "Kau lihat?"
Mirae menunjuk layar televisi yang berada di dalam ruangan tersebut seraya tersenyum girang. Ntah apa yang membuatnya seperti itu.
Na Jaemin sontak melingkarkan kedua tangannya di atas perut, "Argh, Choi Mirae!"
Mirae yang tadinya tersenyum-senyum sontak kebingungan dengan respon Jaemin, "Lho? Kenapa?"
"Malu!"
Mirae menautkan kedua alisnya heran, "Di atas panggung, banyak yang melihat, biasa saja?"
"Beda, his." Jaemin kemudian berbalik dan masuk ke kamar ganti dengan telinganya yang memerah.
Semua yang ada di ruangan sontak tertawa dengan ekspresinyang diberikan Jaemin itu.
Mirae juga langsung tertawa melohat ekspresi Jaemin, "Na menyebalkan jadi Na menggemaskan."
Jeno yang baru keluar dari kamar ganti menatap yang lain heran, "Jaemin kenapa?"
Kini Mirae teralihkan kepada lelaki itu, "Wah, Lee Jeno, bisepmu tadi keren sekali."
Mendengar perkataan Mirae membuat Jeno terdiam sejenak sebelum akhirnya menyahut, "Memang aku keren," ucapnya datar.
Mirae hanya menyunggingkan senyum miringnya. Tidak asik, responnya tidak seperti Na Jaemin.
"Manager noona kenapa?" Chenle berbisik kepada Jisung. Mereka selesai dari tadi dan duduk berdua di kursi yang ada di sudut ruangan.
ChenJi selalu punya dunia sendiri.
Jisung menautkan kedua alisnya, "Kenapa?"
Chenle kembali berbisik kepada Jisung, "Daritadi siang kan marah-marah, terus sekarang friendly begitu."
"Hey, dia 'kan memang begitu. Suasana hatinya sekarang, satu jam kemudian, tidak bisa ditebak."
Chenle mengangkat kedua alisnya, "Bagaimana kau tau?"
Jisung menghela napasnya sebelum akhirnya menjawab, "Dari awal dia datang ke dorm juga begitu."
"Benarkah? Aku tidak sadar."
"Gibah teross~"
Fokus Jisung dan Chenle teralihkan ke arah Renjun yang berjalan mendekat.
"Ganggu!" cibir Chenle, "Gigit nih."
Renjun memandang Chenle dengan tatapan tak percaya, "Waw."
"Noona, aku lapar!" seru Jisung kepada Mirae yang sekarang tengah duduk memainkan ponsel miliknya.
Mirae sontak menoleh dan menatap Jisung sejenak sebelum akhirnya melirik ke arah meja rias yang ada di ruangan itu.
Jisung ikut melirik ke sana. Sudah ada beberapa kotak di sana. Pasti isinya konsumsi buat mereka.
Jisung tersenyum senang kemudian berdiri dan menghampiri kotak makanan tersebut.
"Hyung, kalian mau?" tawarnya kepada Chenle dan Renjun. Mereka berdua mengangguk bersamaan. Pasti mereka lapar juga.
Jisung lantas mengambil tiga buah kotak dan membawanya ke tempat dia duduk tadi. Memberikan satu kepada Chenle dan satu kepada Renjun.
"Jeno!" Renjun berbalik menatap Jeno yang tengah memainkan ponselnya dengan posisi tiduran.
Jeno menoleh menautkan kedua alisnya.
"Kau tidak makan?"
"Sudah selesai," jawab Jeno, "Kalian saja lambat."
Renjun mengangguk paham. Cepat sekali, pikirnya. Namun kemudian dia kembali fokus kepada makanan yang ada di hadapannya.
Tak lama, Jaemin keluar dari kamar ganti. Meletakkan beberapa pakaian di atas meja rias, dan ikut mengambil kotak makan yang ada di sana.
Jaemin lantas melangkahkan kakinya, duduk di samping Mirae dengan kotak makan miliknya.
"Jaemin hyung," Chenle kembali berbisik, "Tadi malu-malu, sekarang malah di dekat Mirae noona."
Jisung dan Renjun yang tadinya fokus menyantap makanan kini mengalihkan pandangan mereka mengikuti mata Chenle. Mirae dan Jaemin.
"Kau sudah makan belum?" tanya Jaemin. Mungkin dia sudah melupakan rasa malunya tadi. Sekarang seolah tidak terjadi apa-apa.
"Aku nggak makan," jawab Mirae masih fokus ke ponselnya.
"Apa menatap layar ponsel bisa bikin kenyang?" Jaemin menaikkan kedua alisnya masih menatap Mirae.
"Na Jaemin," Mirae menurunkan ponselnya kemudian menatap Jaemin lama, "Cepat habiskan makananmu dan kita bisa cepat pergi dari sini, dan kalian bisa cepat istirahat, aku juga bisa cepat tidur."
"Tapi kau belum makan."
Mirae yang baru mau memainkan ponselnya lagi mengurungkan niatnya dan kembali menatap Jaemin, "Aku tidak makan malam, Na Jaemin."
"Kalau kau sakit bagaimana?"
Mirae menatap Jaemin tak percaya, kemudian menghela napasnya jengah, "Ya aku libur kerja lah!"
"Tapi kan ─"
"Na Jaemin, cepat makan! Nanti kau sakit kalau tidak makan! Kau juga pasti lapar kan??" Mirae dengan sigap menyahut sebelum Jaemin kembali berkata-kata.
Jaemin hanya menghela napasnya pasrah dan mulai menikmati makan malamnya.
"Tuh kan sekarang galak lagi," bisik Chenle lagi kepada Renjun dan Jisung.
"Mereka itu, kadang diam-diam, kadang romantis, kadang kayak kucing kelahi." Sepertinya Renjun tertarik dengan topik gibah Chenle malam ini.
"Benar 'kan?" Chenle menatap Renjun sekilas, "Suka heran."
"Kalian tau nggak sih? Ada apa dengan Yuta hyung dan manager noona?" tanya Jisung tiba-tiba, "Aku nggak berani tanya langsung ah, mood nya nggak bisa ditebak."
Renjun mengidikkan kedua bahunya, "Aku juga malas bertanya itu. Bisa merusak suasana."
Gibahin manager sendiri dosa ga sih?
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔