64-Sorry

7.8K 857 30
                                    

Mirae keluar dari dari kafe tempat ia beremu dengan direktur dan produser salah satu acara musik untuk membicarakan masalah promosi untuk comeback member di channel mereka. Setelah bersalaman dan mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tersebut, Mirae melangkahkan kakinya untuk langsung masuk ke dalam mobil. Membenarkan letak kacamata dan menyenderkan dirinya terlebih dahulu. Ia Melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Tidak terasa sudah pukul lima sore, dan ini adalah tugas terakhirnya. Mungkin. Kalau tidak ada pekerjaan lain yang menunggu di kantor agensi.

Kalau seperti ini lebih baik Mirae menetap dan tidak usah pulang. Tapi dia juga punya hal yang harus diselesaikan disana, dan dia juga tidak dapat mengambil pekerjaan pamannya. Mirae menghela mengingat pamannya yang satu itu tengah memanfaatkan dirinya untuk meringankan pekerjaan dia setelah kembali nanti. Yang benar saja. Oh iya, dia menunggu seseorang hari ini.

Nah itu dia.

Mirae membenarkan tempat duduknya menurunkan kaca mobil tatkala melihat seorang wanita dengan surai hitam panjang dengan topi yang menutupi kepalanya sudah berdiri tepat di samping mobilnya sebelum melirik kursi penumpang di sampingnya sekilas dan mengulas senyum tipis pada gadis itu, "Masuklah."

Tanpa menunggu, gadis itu langsung melangkahkan kakinya, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, mendaratkan dirinya di samping Mirae yang berada pada kursi kemudi, menyandarkan tubuhnya lalu menutup kembali pintu mobil tersebut. Melepaskan topi yang ia kenakan, lantas berucap datar dengan pandangan yang lurus ke depan, "Ada apa lagi?"

"Kita ke kantorku dulu." jawab Mirae sembari memasang seatbelt dan menyalakan mesin sebelum menginjak pedal gas dan membawa mobil itu kembali menyusuri jalan yang lumayan ramai dengan kendaraan bersama dengan Min Eli yang kini duduk di sampingnya, menatap ke arah gadis itu sekilas dan mengalihkan pandangannya malas. Mirae tahu Min Eli itu malas untuk sekedar bertemu dengannya setelah meluapkan segala hal untuk mendorng Mirae, tapi ya, tetap saja 'kan pada akhirnya mereka bertemu juga.

Setelah beberapa saat menyusuri jalan kota, Mirae kemudian memarkirkan mobilnya. Mematikan mesin, membenarkan letak kacamata sebelum membuka seatbelt-nya sebelum turun darisana diikuti oleh Min Eli yang dibawanya menuju kafetaria lantai dasar gedung agensi tersebut. Di lantai dasar tentu tidak akan menimbulkan masalah, tidak perlu meminta izin pada siapapun walau Min Eli memang pernah menjelajahi seluruh gedung agensi atas kepentingan pribadinya yang tidak masuk akal.

Mengambil salah satu tempat kosong di sudut dan langsung duduk saling menatap sebelum Min Eli mendengus dan membuka pembicaraan, "Urusan apa lagi? Kenapa kau belum pergi?"

"Semangat sekali menyuruhku pergi Min Eli? Elisa Amanda? Caroline Aloin?" Mirae membenarkan letak kacamata dan mengalihkan pandangannya dan menghela. Dia mengenal gadis di hadapannya dengan banyak nama, ntah apa yang harus dia gunakan untuk menyebutnya. Tapi, singkirkan dulu nama Elisa Amanda, ia mengenal Elisa sebagai seorang tour guide ramah yang membantunya dalam banyak hal. Dan yang di depannya ini hanyalah gadis cuek yang menyimpan obsesi. Mirae jadi curiga.

"Min Eli." Gadis di hadapan Mirae itu diam beberapa saat sebelum akhirnya menghela dan kembali melanjutkan, "Orang-orang disini kenalnya seperti itu."

"Besok aku kembali." Mirae mengembalikan pandangannya pada Min Eli dan menaikkan sebelah alisnya sebelum kembali berucap, "Kau bilang akan benar-benar berhenti mengganggu mereka 'kan?"

"Apa kau pernah melihatku mengikuti lagi beberapa hari terakhir?" 

"Kau mendekati Renjun 'kan, Min Eli?"

"Siapa yang mendekatinya, sialan?" Mendengar ucapan Mirae barusan lantas membuat Min Eli menatap tak percaya. Ah, seperti ini rasanya dicurigai berkali-kali. "Kau pikir sassaeng hanya satu? Kenapa kau menghakimiku seperti itu padahal kau tidak mengerti apapun tentang dunia di sini?"

Manager || NCT Dream ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang