Setelah insiden beberapa jam lalu, Mirae hanya diam tidak ada berbicara. Semua yang ada di dalam mobil juga hanya diam, tidak berani memandang wajah Mirae yang katanya sedang menyeramkan.
Kecuali Jaemin, si pembuat ulah yang terus-terusan meminta maaf kepada Mirae. Walaupun Mirae sudah bilang iya, tetap saja wajahnya seramnya membuat Jaemin tidak yakin kalau dia benar-benar dimaafkan.
"Diam atau tidak jadi kumaafkan?"
Mendengar satu sentakan Mirae barulah Jaemin langsung duduk diam di kursi penumpang. Tepat di belakang Mirae.
Mirae menambah kecepatan kendaraan yang dibawanya membuat semua yang ada di dalam menahan nafas seketika tatkala Mirae menjadikan jalan raya Seoul menjadi sirkuit balap mobil.
"Choi Mirae, bisa pelan sedikit tidak? Bahaya!" ucap Jeno yang duduk di samping Mirae.
"Tidak."
"Bahaya, Mirae! Kalau ada apa-apa semua orang susah!" Jeno meninggikan suaranya.
Mirae menghela napas kemudian kembali berkendara dengan kecepatan normal, "Cerewet," gumamnya.
Gadis itu memutar setir dan kemudian memarkirkan mobilnya di areal parkir dorm mereka.
"Aku selamat," Renjun yang duduk di samping Jaemin bernapas lega.
"Aku masih hidup," sambung Jisung di belakang bersama Chenle yang juga menghela napas lega.
Jeno geleng-geleng kepala, menatap Mirae sekilas, membuka seatbelt kemudian turun begitu saja dari dalam mobil.
"Besok pagi harus ke bandara," ucap Mirae, "Pastikan bangun tepat waktu."
Member yang masih ada di dalam mengangguk paham sebelum akhirnya turun dari mobil dan ikut menyusul Jeno masuk ke dorm.
Ah, tidak dengan Na Jaemin. Lelaki itu malah pindah ke kursi penumpang di samping kemudi, tepat di samping Mirae.
Mirae menoleh, "Kau ngapain? Turun sana."
"Ayo jalan-jalan."
Mirae menautkan alisnya. Ini sudah jam sebelas malam. Jalan-jalan katanya?
"Sepertinya kau kurang piknik. Ayo jalan-jalan."
"Jalan-jalan apa? Turun sana, kau harus istirahat, dengar kan? Besok pagi harus ke bandara?"
Jaemin menghela napasnya, "Sudah biasa tidur dua jam sehari. Ayo jalan-jalan."
"Jalan-jalan kemana? Aku mau tidur."
"Ayolah, kau itu kurang piknik. Aku juga butuh piknik."
"Piknik apa tengah malam begini?" Mirae tak mau kalah, "Masuk sana."
"Tidak ada kata tengah malam di Seoul. Tidur apa? Matamu masih segar begitu."
***
"Mau kemana?" tanya Mirae sembari mengendarai mobilnya. Pada akhirnya dia juga menuruti Na Jaemin satu ini.
"Beli makanan di minimarket. Setelah itu kita duduk dan makan di Sungai Han."
Mirae menautkan kedua alisnya, "Memang kau bisa duduk di atas air?"
"Maksudku tepi sungai Han."
Mirae berhenti tepat di depan minimarket 24 jam yang ditemuinya di pinggir jalan.
Mirae membenarkan letak kacamatanya, "Sudah, turun sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔