63-Go

7.1K 861 51
                                    

Tugas Mirae ternyata tidak hanya sampai pada menyusun jadwal. Dia harus menggantikan manager Nam untuk berbincang dengan produser acara musik dan rapat bersama beberapa orang yang kemarin juga dia hubungi karena ingin mengontrak member dream sebagai bintang iklan mereka karena manager Nam yang mendadak mendapat telfon dari keluarganya. Mau tidak mau dia hanya pasrah dan menyiapkan diri untuk bertemu 'orang-orang penting' itu ketika manager Nam mengiriminya pesan. Pamannya bahkan tidak memiliki niat untuk membantu sekarang.

Melepaskan kacamata dan meletakkannya di atas meja lantas menutup mata sejenak dengan tubuh yang masih bersandar pada sandaran kursi. Padahal yang seperti ini adalah rutinitasnya sehari-hari sewaktu di Amsterdam. Sepertinya lari seperti ini memang membuatnya menjadi lebih manja hanya karena pekerjaan yang tidak seberapa. Mirae menarik ikat rambutnya dan melemparkan benda itu juga ke samping kacamatanya di atas meja di hadapannya. Menyingkap rambut itu kebelakang, ah sepertinya sudah tumbuh panjang. Rambut Mirae mudah sekali tumbuh dengan cepat.

Pikiran Mirae kembali berputar dengan mata yang tertutup sedetik kemudian menyunggingkan senyum tipisnya tatkala mengingat kebodohan apa yang telah ia lakukan. Lari dari semua kesalahan disaat dia bahkan tidak mengakui kalau itu adalah kesalahannya. Nyatanya, memang bukan. Tapi , ia tidak mengerti kenapa harus lari seperti itu. Apakah semenakutkan itu untuk menghadapi masalah yang bahkan tidak jelas ditujukan kepada siapa? Mirae benar-benar ingin menertawakan diri sendiri rasanya.

Matanya sontak terbuka lagi seketika tatkala mendengar suara pintu yang terbuka lantas membenarkan posisi duduknya dan menghela pelan melihat Jaemin yang melangkah mendekat. Dia pikir manager Nam yang tidak jadi pergi ataupun Yuta yang datang kembali dan menyesali pemikiran kekanakannya. Sekarang malah Jaemin yang datang sembari menyodorkan beberapa lembar kertas kepadanya dengan seutas senyum, "Kami sudah menyeleksi dan memberikan alasan untuk masing-masing daftarnya."

"Anak-anak pintar." Lantas mengambil kertas itu dari Jaemin dan membukanya kembali satu persatu.

Jaemin menyodorkan gelas minuman yang sedari tadi ada di tangan satunya ke atas meja Mirae, "Tadi kami membeli ini dan ternyata kami membeli tujuh padahal kami cuman ber-enam. Jadi kuantarkan saja kesini."

Gadis itu meletakkan kertas di tangannya, melirik ke arah gelas minuman di atas mejanya dan kemudian mengambil gelas tersebut dan mendongak tersenyum kepada Jaemin yang masih berdiri di sana, "Terima kasih." Mirae menyedot kopi yang dibawakan oleh Jaemin sembari meraih ponselnya yang ada di atas meja. Mungkin mereka teringat Mirae, makanya membeli tujuh. Haha, kalau tidak ya masih teringat kalau Mark masih satu sub-unit dengan mereka.

Jaemin mengerjap beberapa kali memusatkan atensi pada Mirae yang tengah fokus pada ponsel dan menyenderkan kembali tubuhnya pada sandaran kursi. Rambut yang digerai, tanpa kacamata tentu mengingatkan Jaemin ketika Mirae datang pertama kali ke dorm mereka membuat kaget tatkala ada wanita asing yang masuk ke dalam sana. Lantas membuat Jaemin tiba-tiba berucap tanpa sadar, "Apa salah kalau aku suka dengan managerku?"

Mirae langsung menyingkirkan sedotan itu dari mulutnya, masih dengan ponsel di hadapannya. Diam sejenak sebelum membalas, "Menyukai orang 'kan bukan kesalahan." Mirae meletakkan gelas minuman juga ponselnya ke atas meja dan kembali menatap Jaemin dengan kedua alis yang tertaut, "Tapi kesalahannya, kenapa kau suka dengan laki-laki?"

"Apa maksudmu aku suka dengan laki-laki?" Yang benar saja. Seperti tidak ada perempuan lain, padahal Na Jaemin memiliki banyak penggemar yang rela mengantri untuknya.

"Kau bilang suka managermu?" Mirae mengangkat kedua alis masih menatap Jaemin tak percaya, "Memang pamanku dan manager Nam apa kalau bukan laki-laki? Manager Yoo yang sedang cuti juga?"

Mendengar perkataan Mirae membuat Jaemin balik menatap tak percaya, berdecak dan mengacak bagian belkang rambutnya sendiri, mengalihkan pandangan menggerutu, "Dasar manusia tidak peka."

Manager || NCT Dream ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang