"Sebaiknya kau berhenti sekarang." Renjun menarik nafas sebelum melanjutkan kembali kalimatnya, "Obsesimu dengan Jeno itu berlebihan."
Min Eli, gadis itu menyenderkan dirinya pada tembok pembatas yang ada di atap gedung dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam kantung jaket hitam yang ia kenakan setelah Renjun menyelamatkannya dari manager Nam dan pihak agensi lalu menyeret gadis itu hingga ke atap gedung dengan tangga.
Min Eli menghela dalam ntah dia mendengarkan atau tidak apa yang sedari tadi Renjun lontarkan padanya, ini sudah yang kedua kalinya, tidak, ketiga kali lelaki itu berhadapan lagi dengan gadis ini, seperti ini, dengan hal sama yang dikatakannya.
"Kau masih muda, apa tidak punya kehidupan lain selain Jeno, noona?"
Noona. Dia tertawa kecil sembari mengalihkan pandangannya mendengar perkataan Renjun barusan, "Kupikir kau tidak akan memanggilku seperti itu lagi."
"Noona," panggil Renjun membuat gadis di hadapannya itu menoleh kembali menatapnya, ia menghela pelan, "Kumohon."
Melihat tatapan Renjun yang benar-benar memohon, gadis itu kembali menghela, membalikkan badan menatap ke arah gedung-gedung yang bisa ia lihat dari atap sana. Kedua kalinya Renjun seperti itu kepadanya. Terakhir kali saat dia ketahuan dulu, juga. Renjun juga yang menyelamatkan dia dari pihak agensinya.
Renjun berjalan mendekat, berdiri tempat di samping gadis itu. Menghela napas kembali menoleh ke arah gadis di sampingnya, "Aku dulu pernah bilang 'kan aku bisa membantumu?" ucapnya kemudian mengembalikan pandangannya ke arah depan, "Tapi kau malah menghilang dan kembali seperti ini lagi."
Menghela napas dalam, Min Eli menundukkan kepala membuat surai hitam miliknya menutupi sisi kiri kanan wajahnya. "Aku juga tidak mengerti." Ucapnya sembari membuka topi yang ia kenakan.
Renjun ikut menghela napasnya, menatap gadis di hadapannya. Tatapan berbeda yang selalu ia lemparkan tatkala berhadapan dengan gadis itu. Lelaki itu mengangkat tangan kirinya, hendak meraih rambut milik gadis di hadapannya.
Namun ia hentikan, alih-alih meraih rambutnya yang menutupi wajah gadis itu, tangannya beralih merogoh saku celana, mengeluarkan ponselnya yang berdering di sana.
Membaca layarnya sekilas sebelum akhirnya mematikan kembali dan memasukannya ke dalam saku celana tatkala melihat nama managernya yang terpampang di sana. Pasti yang lain sedang mencarinya. Dia seharusnya berada di studio rekaman sekarang, alih-alih di atas atap bersama dengan gadis yang lahir setahun lebih dulu darinya ini.
"Pergilah segera," kata Renjun lagi dan hendak melangkahkan kakinya pergi, namun sedetik kemudian ia menghentikan langkahnya, kembali berbalik menatap gadis di hadapannya itu, "Nanti malam aku mau bertemu denganmu, ya, noona?"
Min Eli diam. Sadar tidak mendapatkan respon atas ucapannya Renjun kembali menghela dan langsung berbalik pergi meninggalkan gadis itu di atap gedung tanpa mengucapkan apapun lagi.
***
"Kau darimana saja, Huang Renjun?"
Begitu masuk ke dalam studio rekaman, Mirae langsung menghampirinya. Renjun menoleh menatap managernya itu, "Noona mengkhawatirkan aku, ya? Iya kan?"
Mirae diam, membenarkan letak kacamata menatap lelaki di hadapannya tak percaya kemudian mendengus, "Masuk sana, giliranmu."
"Noona takut kehilangan aku 'kan?" Renjun memajukan wajahnya ke arah Mirae, membuat gadis itu merotasikan mata malas. Kenapa orang-orang disini sama saja. Lelaki itu malah tertawa merasa puas dengan kelakuannya barusan sebelum akhirnya berjalan melewati Mirae dan menghampiri produser yang ada di sana.
Mirae berbalik, menatap punggung Renjun dan menghela, ntah apa yang ada di pikirannya sekarang. Matanya teralih ke arah member lain yang tengah duduk di sofa. Haechan, Jisung, Chenle, dan Jeno. Tinggal satu anaknya hilang.
"Apa aku telat?"
Mirae sedikit tersentak dan langsung berbalik, ternyata Na Jaemin sudah ada di sana. Membenarkan letak kacamata dan menghela sebelum akhirnya kembali mengucapkan hal yang sama, "Kau darimana saja?"
"Tadi Ellen noona mau bicara denganku," ucapnya sembari melangkahkan kaki melewati Mirae.
Langkahnya terhenti, tatkala Mirae meraih lengannya membuat Jaemin menatap Mirae dan lengannya yang di raih oleh Mirae. Gadis itu menarik lengan Jaemin hingga kembali mundur dan berhadapan dengan gafis itu membuatnya menaikkan kedua alis menatap heran.
"Dia bilang apa padamu?" ucap Mirae sedikit berbisik.
Jaemin memajukan wajahnya, menatap Mirae dari dekat sebelum akhirnya menjawab, "Rahasia." Kemudian menarik kembali wajahnya dan langsung melangkahkan kaki melewati managernya itu dan berkumpul bersama teman-temannya yang tengah mendiskusikan kembali lirik lagu pada kertas yang mereka pegang masing-masing.
Mirae membenarkan letak kacamatanya, menatap Jaemin yang sekarang bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa padahal barusan bertemu dengan Ellen tanpa sebab, bodoh bila Mirae tidak menyadari sesuatu di sana.
Gadis itu kemudian memilih berbalik dan keluar dari ruangan itu. Begitu keluar dari studio rekaman tersebut, matanya langsung menemukan kembali Min Eli yang berjalan melewatinya lantas ia meraih pergelangan tangan gadis itu dan menarik Min Eli hingga berdiri di hadapannya.
Min Eli sedikit terkejut, merotasikan mata tatkala menyadari Mirae lah yang sekarang berada di hadapannya, "Apa lagi?"
"Mau kemana? Mau lari dari masalahmu ya?"
Gadis itu diam mendengar perkataan Mirae, sebelum sedetik kemudian menyeringai tipis, melepaskan genggaman tangan Mirae dari lengannya kasar dan mengembalikan tatapannya kepada Mirae. "Berkacalah, nona Choi." ucapnya kemudian mendengus dan langsung melangkah pergi meninggalkan gadis itu begitu saja di depan studio rekaman.
Mirae menghela napas, membenarkan letak kacamata menatap punggung Min Eli yang perlahan menjauh. Tidak mengerti lagi apa yang tengah dipikirkan otaknya sekarang ini. Harusnya dia pergi liburan saja, alih-alih bekerja seperti ini dan bertemu dengan Caroline bahkan sampai Choi Ellen.
Gadis itu melangkah mundur, menyenderkan dirinya pada tembok di samping pintu studio rekaman agensi tersebut dengan kedua lengan yang menyilang di depan dada. Lagi-lagi menghela napas, "Sepertinya memang lebih tenang kalau semuanya selesai."
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔