59-Cancel

6K 787 19
                                    

"Lee Jeno, Huang Renjun."

Kedua pemilik nama tersebut langsung menoleh bersamaan tatkala Mirae datang menghampiri ketika mereka baru saja keluar dari ruang latihan. Mirae memperhatikan keduanya yang sudah mengenakan pakaian tertutup dan membawa tas mereka masing-masing, membenarkan letak kacamata menatap keduanya bergantian sebelum akhirnya menghela dan berucap, "Tidak ada yang pulang duluan, ya. Kita harus pulang bersama."

Keduanya menurunkan masker yang mereka kenakan dan saling menatap satu sama lain. Jeno menatap Renjun dengan tatapan seolah berbicara 'kan sudah kubilang, kabur langsung bukanlah ide yang bagus'.

Pada akhirnya Renjun hanya menghela, dia paham tatapan Jeno itu yang menghakimi rencananya yang ketahuan. Padahal Jeno sudah bilang, kaburnya nanti saja saat sudah di dorm dan para member tidur karena kelelahan. Renjun malah tidak sabaran.

Lagi-lagi Mirae menghela menatap keduanya bergantian dengan alis yang terangkat, "Apa yang kalian rencanakan?"

"Kami lelah, jadi kami mau pulang duluan saja." Renjun menyahut dan melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu melanjutkan kembali kalimatnya, "Sudah jam sembilan malam, tidak ada yang perlu dilakukan lagi kan?"

"Tunggu disini, akan kuminta manager Nam yang —"

"Jangan!" Keduanya menyahut bersamaan memotong perkataan Mirae membuat gadis itu sedikit tersentak dan menautkan alis kebingungan sebelum akhirnya Renjun menghela napas dan kembali menyahut, "Kami pulang bersama noona saja."

"Nah begitu," Mirae mengangguk dan menarik kedua sudut bibirnya melihat kepasrahan kedua anak tersebut, "Tunggu, ya. Aku panggil yang lain dulu. Mereka sedang makan sepertinya," kata Mirae lagi dan langsung berbalik meninggalkan Jeno dan Renjun di depan ruang latihan yang kemudian saling menatap dan menghela secara bersamaan.

"Kim Ah Reum pasti menunggu." Jeno melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.

"Untung saja Mirae tidak seperti pamannya yang banyak tanya dan mengintrogasi sampai kita mengaku mau kemana."

"Kau benar." Jeno mengangguk setuju dengan perkataan Renjun. Jadi mengingat kejadian dua tahun lalu, mereka kabur dengan cara yang sama dan ketahuan pula. Diinterogasi sampai akhirnya mengaku kalau mereka dan dengan Jaemin berniat pergi ke warnet malam itu. Bagaimanapun juga, mereka ingin merasakan hidup sebagai remaja normal setidaknya sekali.

"Kita tunggu di bawah?" Renjun kembali menoleh ke arah Jeno dengan kedua alis yang terangkat.

"Hampiri yang lain saja,"

.
.

Mirae melangkahkan kakinya menyusuri koridor sembari mengeluarkan ponsel yang ia simpan di dalam sakunya. Membuka layar dan menekan salah satu kontak disana lalu menempelkan benda itu pada telinga kanannya, berbelok memasuki sebuah ruangan yang terletak di sebelah kanan.

Menyenderkan tubuhnya pada tembok, tepat di samping pintu ruangan sampai sambungan telfon itu terhubung sebelum akhirnya dia bersuara, "Halo? Kim Areum?"

"Ada apa?" Terdengar suara Ah Reum dari seberang telfon di sana.

Mirae membenarkan letak kacamatanya, menghela sebelum menjawab, "Kau mau bertemu dengan Jeno 'kan?"

"Iya, kenapa —"

"Batalkan." Hening seketika di antara keduanya sebelum akhirnya Mirae kembali bersuara, "Lain kali saja, ya kalian ketemunya. Jangan sekarang dan beberapa hari ke depan."

Manager || NCT Dream ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang