"Untung Ellen noona datang," ucap Chenle. Mereka bertiga kini kembali berada di dalam mobil yang dipinjam Mirae dari manager Nam.
Mirae yang tengah menyetir menghela napasnya berat, "Mereka pura-pura bodoh atau memang bodoh sih?"
"Hush," Jisung menyela, "Jangan bicara sembarangan. Gitu-gitu juga orang tua dan kakaknya Mirae noona kan?"
Mirae menautkan alisnya mendengarkan perkataan Jisung. Bukan orang lain yang bodoh tapi dirinya sendiri. Jisung yang lebih muda darinya saja sudah bisa menceramahinya.
"Aku tidak yakin sih mereka betulan yakin dengan perkataan Ellen noona." Chenle memiringkan kepalanya seolah-olah dengan tatapan seolah-olah ia berpikir dengan kepalanya yang besar itu. Chenle melanjutkan perkataannya, "Habisnya gelagat Mirae noona dari awal jauh lebih mencurigakan."
"Iya, benar." Jisung mengangguk setuju dengan perkataan Chenle, "Harusnya tadi Mirae noona biasa saja. Seperti waktu pertama kali ketemu Ellen noona."
"Nggak bisa begitu," jawab Mirae, "Aku terlalu terkejut tadi, jadi aku lari."
Chenle menyandarkan tubuhnya, "Mulai sekarang Mirae noona harus hati-hati."
Mirae bergumam menanggapi perkataan Chenle. Kini ia kembali fokus menyetir.
Perasaannya sekarang tidak bisa setenang seperti waktu ia baru-baru saja tiba di Seoul, bertemu pamannya, mendapat pekerjaan, dan bertemu mereka semua sebelum Ellen datang, dan sekarang yang lebih parah.
Mirae menarik salah satu sudut bibirnya, menyunggingkan senyum miringnya di tengah-tengah fokus menyetir.
Mirae tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari kalau mereka bukan tidak mengenalinya. Mereka hanya membiarkan.
Mirae tahu keluarganya tidak sebodoh itu untuk bisa Mirae bodohi hanya dengan nama, penampilan, dan bahkan identitas palsunya.
Hanya Chenle dan Jisung yang tahu ini. Dan jangan lupakan Yuta. Kedua anak ini bisa tau karena kecerobohan lidah Yuta itu.
Tapi Mirae sepertinya harus berterima kasih, Chenle dan Jisung jadi lebih membantu sedikit sepertinya. Tapi, tetap saja.
Yang Mirae pikirkan sekarang adalah, kenapa mereka membiarkan Mirae?
***
"Kalian darimana saja huh?" Jaemin mengangkat kedua alisnya melihat Mirae, Chenle, dan Jisung yang baru masuk ke dalam. Lelaki itu menghentikan aktivitasnya menyiapkan beberapa makanan di atas meja.
Chenle dan Jisung tidak menghiraukan Jaemin dan langsung berlari berebut tempat duduk di meja makan.
"Wah, untung Jaemin hyung hari ini masak." Jisung dengan cepat mengambil alat makan di meja dan menaruhnya di hadapannya. Chenle juga melakukan hal yang sama.
"Berhubung tadi kita nggak jadi makan." Chenle mulai hendak menyantap makanan masakan Jaemin yang ada di atas meja makan tersebut.
"Heh! Tunggu yang lain!" sentak Jaemin membuat Jisung dan Chenle terdiam seketika. Benar juga, tidak bisa makan tanpa yang lain.
"Kemana mereka?" tanya Chenle.
"Di kamar, panggil sana."
Chenle dan juga Jisung bergerak cepat seusai mendengar perintah Jaemin. Kedua anak itu langsung berdiri dan pergi ke kamar hyung nya yang lain.
Sekarang Jaemin balik menatap Mirae yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, "Kalian darimana sih pergi nggak bilang? Pake mobil manager Nam pula. Jadi tadi Taeyong hyung terpaksa mengantar kami pulang."
Sedikit lucu, situasi berbalik ketika artis mengomeli managernya. Ah, tapi Jaemin bahkan tidak menganggap Mirae sebagai manager. Dia merasa aneh kalau harus punya manager yang mengaturnya dimana usia mereka hampir sama. Hanya beda setahun sih.
Jaemin menautkan alisnya menatap Mirae yang sedari tadi diam tidak merespon perkataannya. Jaemin melambai-lambaikan telapak tangannya tepat di depan wajah Mirae, "Choi Mirae?"
"A─ah, iya. Ada sesuatu?" Mirae gelagapan sendiri begitu sadar kalau Jaemin masih berada di hadapannya, "Kau bicara denganku?"
Melihat respon Mirae yang dipikirnya aneh membuat Jaemin menatap heran, "Kau kerasukan? Kenapa melamun? Mikirin apa?"
"Hyuung! Jaemin hyung! Mereka sudah keluar dari kamar," seru Chenle dengan suarnya yangg, yah.
"Sekali lagi teriak, kau tidak boleh makan." Jaemin menatap seram Chenle.
Lelaki berkulit putih itu hanya menyengir kemudian langsung duduk di meja makan bersama dengan Jisung juga Jeno dan Renjun yang baru datang.
"Lho? Ada Mirae noona?" kata Renjun melihat Mirae yang masih berdiri di hadapan Jaemin. Mirae menanggapi Renjun dengan senyum tipisnya sembari membenarkan letak kacamatanya.
Jaemin sedari tadi memperhatikan Choi Mirae. Rasanya ada yang berbeda. Jaemin memperhatikan baik-baik, Mirae memang terlihat berbeda. Jujur saja, Jaemin memang sering memperhatikan Mirae. Bukan dia tidak sadar, ini bukan Mirae yang biasanya.
"Jaemin, Mirae, cepatlah, nanti makanannya dingin," ucap Jeno menoleh ke arah Jaemin dan Mirae.
"Kau sakit ya?" tanya Jaemin pada Mirae, "Kok jadi diam?"
"Jaemin hyung, Mirae noona belum ada makan, makanya begitu, biarkan dia makan dulu. Hyung juga cepat sini." Jisung menyahut sebelum menyuapkan makanannya ke dalam mulut.
"Kalian makan saja," Mirae kemudian mengeluarkan suaranya, "Setelah itu istirahat, besok jadwal kalian padat lagi. Aku mau pulang saja." Mirae kemudian langsung berbalik hendak pergi keluar dari ruangan tersebut.
"Lho, Mirae noona!" Mirae berbalik kembali mendengar suara Renjun memanggil namanya, "Makan dulu, Nanti noona sakit."
"Nanti aku makan juga kok," kata Mirae sekilas kemudian langsung balik pergi keluar dari dorm. Ah, anak-anak itu perhatian sekali rupanya, pikir Mirae.
Mirae langsung melangkahkan kakinya menuju ke tempat parkir sembari mengeluarkan kunci mobil milik manager Nam dari dalam tasnya.
"Choi Mirae!"
Mirae lagi-lagi menghentikan langkahnya beberapa senti di belakang mobil yang dipinjamnya dari manager Nam.
Gadis itu lantas membalikkan tubuhnya, matanya mendapati sosok Na Jaemin yang sudah melangkah mendekat ke arahnya sembari menaikkan masker untuk menutupi wajahnya dan menutupi kepala juga rambutnya dengan topi juga hoodie abu-abu yang dikenakannya.
Mirae menautkan kedua alisnya heran sampai Jaemin kini berada tepat di hadapannya sebelum akhirnya ia bertanya, "Mau kemana?"
"Mengantarmu lah. Kemana lagi?"
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager || NCT Dream ✔✔
FanfictionMenjadi manager? Choi Mirae bahkan masih berfikir, apa itu sebuah berkah atau cobaan. Completed✔