14. Sisi Lain

3.8K 103 0
                                    

******

Helly berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan. Menunggu Varun membuat dirinya merasa bosan terus berdiam diri dikamar, apalagi pria itu tidak mengizinkannya pergi kemanapun. Dan wanita itu juga tidak ingin menambah masalah dan hukumannya lagi karena menentang pria itu.

Dibawah, Helly melihat para maid bekerja dengan cepat. Ada yang didapur mempersiapkan makanan untuk makan malam. Helly sempat kagum, semua pekerjaan rumah terselesaikan dengan cepat karena para maid itu. Dan Varun pria arogan dan kaya, tidak perlu repot repot melakukan pekerjaan rumah.

Seorang maid berlari dengan cepat sambil membawa nampan, dia melewati Helly dengan terlihat tergesa gesa.

"Tunggu, kau kenapa?" tanya Helly.

"Eh nona Helly, ini saya harus memberikan makan tuan besar. Tapi saya juga bingung, pekerjaan saya masih banyak dan hari ini banyak maid yang cuti karena ada sedikit urusan. Saya takut jika tuan muda Varun keburu datang dan dia akan memarahi saya sebagai perwakilan para maid disini" jelas maid itu, yang Helly ketahui bernama Meghan.

"Oh begitu.. hm begini saja. Bisa kubantu sedikit pekerjaanmu? Sekedar meringankan saja, biarkan aku yang memberikan makanan ini untuk paman Vino dan kau kembalilah bekerja" ucap Helly sambil tersenyum.

Meghan pun tersenyum mendengarnya.
"Kau yakin nona?"

Helly kemudian mengangguk lalu mengambil nampan yang dibawa Meghan.

"Pergilah dan lanjutkan pekerjaanmu, jika tidak Varun akan keburu datang"

Meghan mengangguk dan tersenyum menatap Helly, "Terimakasih nona Helly. Kau memang sangat baik, tuan muda Varun sangat beruntung memiliki kekasih yang baik dan juga sangat cantik sepertimu. Baiklah, aku permisi" jawab Meghan dan berlalu pergi.

Sedangkan Helly hanya terdiam saat mendengar ucapan maid itu dan kemudian melihat pada nampan yang berisi semangkuk bubur dan juga segelas air putih.

"Tidak apalah kubantu sedikit, kasihan dia. Lagipula aku juga bosan karena tidak ada pekerjaan" gumam Helly dan kemudian menuju kamar Vino.

Tok..tok..

"Permisi" ucap Helly sambil mengetuk pintu kamar Vino.

"Uhuk uhuk.., ya masuklah"

Helly yang mendengar suara itu langsung membuka pintu dengan perlahan dan mendapati papa Varun yang tengah berbaring dengan wajah pucat.

"Helly kau?"

Helly tersenyum kemudian berjalan mendekati Vino walau sedikit agak canggung.
"Euh maaf sebelumnya jika aku lancang masuk kedalam kamar paman, aku hanya ingin memberikan makanan" ucap Helly dengan gugup.

"Uhuk.. Helly, kau tidak perlu canggung seperti itu. Kau sudah kuanggap seperti menantuku sendiri" ujar Vino yang membuat Helly menatapnya dengan diam.

"Ehm, baiklah paman"

"Kenapa bukan maid yang membawakan aku makanan?"

"Sebenarnya aku kasihan melihat maid bernama Meghan yang memiliki banyak pekerjaan, jadi aku berpikir ingin membantunya sedikit. Aku juga bosan karena tidak ada kerjaan" jawab Helly.

Vino yang mendengarnya kemudian tersenyum sambil mengusap rambut Helly dengan lembut.
"Kau memang wanita yang baik hati. Aku beruntung memiliki menantu sepertimu" ucapnya.

Sedangkan Helly merasa risih dengan perkataan Vino yang menyebutnya sebagai menantu. Karena Helly menolak keras jika dia memiliki hubungan spesial dengan pria devil itu.

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang