61. Bajingan!

1.9K 49 2
                                        

******

Keesokan hari telah berlalu, Varun merasa semakin panik dan juga cemas saat Helly tidak berada disampingnya. Pria itu sudah mencarinya kemana pun, termasuk kerumahnya namun Hanny mengatakan kalau dia belum pulang kerumah. Hanny merasa cemas saat mengetahui kakaknya hilang alias diculik oleh seseorang, namun Varun berusaha menenangkannya dan akan berjanji bahwa Helly akan segera kembali bersamanya.

Varun berjalan menyusuri koridor kantornya dengan wajah yang pucat dan super dingin, saat berjalan dia berpapasan dengan Teja. Saat itu, Teja merasa gugup sekaligus takut saat Varun menatapnya dengan tajam. Pria itu kemudian mendekatinya lalu menarik lengannya dengan kuat.

"Varun, awhh sakit!" tukas Teja sambil mengusap lengannya.

"Katakan dimana Helly sekarang! Katakan dimana kau membawa Helly!!" pekik Varun dengan amarahnya.

"A..apa maksudmu Var? Helly? Kenapa kau menanyakan keberadaan dia padaku, aku tidak tahu dia dimana" jawabnya.

"Jangan berbohong padaku Teja, aku tahu kau dalang dari semua ini. Sekarang cepat katakan, atau aku tidak akan pernah mengampuni dirimu!"

"Hei.. tunggu dulu Varun, kau tidak bisa menuduh seseorang tanpa bukti! Apa kau mempunyai bukti kalau aku yang membuat Helly hilang, ha?!" Teja membalas pekikan Varun, yang membuat pria itu terdiam.

"Tidak ada kan?! Jadi jangan menuduh seseorang tanpa bukti! Kau tidak pernah diajari sopan santun?!"

Varun hanya bisa diam, karena memang dirinya belum mendapatkan bukti atau apapun itu mengenai hilangnya keberadaan Helly. Pria itu mengepalkan tangannya dengan kuat, saat Teja berlalu pergi begitu saja.

"Aku yakin kau yang membuat Helly hilang dariku Teja. Baiklah, kau ingin bukti? Aku akan mencarinya dan membuat bungkam mulutmu itu! Akan aku cari, siapa orang yang berani bermain main denganku apalagi berani menculik wanita yang aku cintai. Camkan itu!"

-

Hiks.. hiks..

Suara tangisan Helly masih menggema diruangan gelap yang menjadi tempatnya untuk meringkuk dengan ketakutan saat mengetahui bahwa semua ini adalah perbuatan dari orang orang yang tidak menyukainya. Zain, Devan, dan Teja. Helly sama sekali tidak menyangka bahwa mereka akan berbuat seperti ini.

"Varun, kau dimana? Kenapa kau tidak datang.. aku..aku takut sekali disini. Bawa aku pergi bersamamu.." lirihnya sambil mengingat wajah Varun.

"Berhenti menangis jalang!"

Helly terdiam dan menolehkan pandangannya melihat Devan yang berada dihadapannya, juga dengan seringai liciknya itu.

"Kau! Lepaskan aku Devan..! Kubilang lepaskan!!" teriak Helly sambil menghentakkan kedua kakinya.

Sedangkan Devan tersenyum lalu mendekati Helly dan berjongkok dihadapannya.
"Ckck, kau ini berisik sekali sayang. Berhentilah memberontak. Diam dan tenanglah, kalau kau menggeliat seperti ini aku jadi ingin menidurimu sekarang juga. Kau tahu? Aku sangat bergairah saat melihatmu" bisik Devan dan mengusap pipi Helly dengan telunjuknya.

Helly yang tidak ingin disentuh bahkan setitik pun membuang wajahnya dengan kasar.

"Dasar kurang ajar! Jangan berpikir kalau aku akan membiarkan tubuhku tersentuh oleh tangan tangan kotormu itu! Aku tidak akan pernah sudi!" umpat Helly dengan tatapan tajamnya.

"Ouw.. begitukah? Kita lihat saja nanti sayangku, kau pasti akan menikmatinya juga"

"Tidak akan pernah aku menikmati sentuhan dari pria lain! Aku hanya akan menikmati itu semua saat bersama pria yang aku cintai! Kau ingat itu baik baik!!" jawab Helly dengan mantap.

"Hei, kenapa kau ini berisik sekali ha?! Pria yang kau cintai? Benarkah? Lalu dimana dia sekarang, kenapa dia tidak mencarimu kemari?"

Suara Zain yang terdengar datang mendekati Helly, mendengar itu Helly merasa takut.

"Katakan Helly, dimana pria yang kau cintai itu? Kenapa dia sama sekali tidak mencemaskan keadaanmu sekarang, hm?" Zain mendekatkan dirinya pada Helly dengan tatapan tajam.

"A..aku yakin dia pasti datang. Varun ku akan datang kemari dan menyelamatkanku dari kalian semua bajingan! Dan nikmatilah kehancuran kalian!!" pekik Helly dengan kencang.

"Ouh.. aku takut sekali, takut sekali.."
celetuk Zain dengan sombong.
"Ckck, aku rasa.. kau yang harus menikmati kehancuranmu itu, bukan kami" lanjutnya.

"Kita lihat saja, bagaimana dia bisa bertahan disini dan melayani kita semua. Oh, aku tidak sabar sekali" bisik Devan sambil menatap Helly dengan tatapan mesumnya, begitu juga dengan Zain.

Helly merasa semakin takut saat mereka semua menatapnya, air matanya kembali mengalir dengan deras. Dalam hatinya dia sangat merindukan Varun, Helly berdoa agar Varun cepat menyelamatkannya sebelum bajingan bajingan ini menghancurkan hidupnya.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang