32. Putus Asa

2.6K 76 0
                                    

******

Semenjak kejadian itu, Helly benar benar pergi dari kehidupan Varun. Wanita itu melupakan rasa cintanya pada Varun dan berusaha untuk membuka hatinya pada Zaroon. Helly juga telah menerima cinta Zaroon, dan meminta pria itu untuk membawanya pergi jauh dari kota ini agar dirinya tidak terbayang lagi dengan kehadiran Varun yang mungkin akan mengganggu proses hatinya untuk melupakan pria itu.

Zaroon pun menyetujuinya. Mereka pun memutuskan untuk pindah ke Los Angeles. Hanny pun juga ikut bersamanya, Helly memindahkan sekolah adiknya ke kota baru dan memintanya untuk melupakan masa lalu dan hal buruk yang pernah mereka hadapi.

Beberapa bulan kemudian, Zaroon melamar Helly kembali untuk menikah dengannya, Hanny juga sangat mendukungnya. Tapi Helly selalu merasa ragu, wanita itu memang menerima cinta Zaroon tapi bukan berarti Helly sudah bisa mencintainya. Disisi lain, Helly masih merasakan bimbang dengan perasaan cintanya pada pria yang mungkin sekarang tidak mengingat dirinya lagi. Kemudian, Helly menguatkan dirinya sendiri untuk melupakan masa lalunya dan menerima lamaran Zaroon. Sudah cukup semua deritanya! Dia hanya ingin bahagia! Dan kebahagiaannya mungkin ada saat dirinya bersama Zaroon.

Hari hari berlalu kian cepat, Helly pun kini sudah menikah dengan Zaroon. Kehidupan mereka sangat bahagia dan Helly bersyukur bayangan masa lalunya perlahan memudar secara perlahan, dan kini hatinya mulai berusaha terbuka selebarnya untuk mencintai sang suami.

-

"Paa, kenapa kau tinggalkan aku sendiri.." isak tangis seorang pria yang kini sedang mengusap sebuah nisan.

Varun. Pria itu kini merasa hidupnya semakin buruk. Semua kebahagiannya perlahan menghilang, orang orang yang dicintainya juga perlahan pergi meninggalkannya. Dan sekarang, sang papa pun juga sudah meninggalkannya. Beliau meninggal karena tidak kuat lagi menahan penyakit yang dideritanya, padahal Varun hanya memiliki papanya saja seorang. Tapi sekarang.. dirinya sendirian. Ya, sendirian dengan rasa penyelasan dan kesedihan.

"Paa, kau pasti merasa sangat senang bisa bertemu dengan mama disurga sana. Semoga kalian selalu bahagia bersama, dan mungkin aku akan menyusul kalian secepatnya.."

Srett..
Varun merasa bahunya diguncang oleh seseorang. Justin, pria itu mencoba menenangkan sahabatnya.

"Apa yang kau katakan? Jangan berbicara seperti itu Var. Aku disini, aku akan selalu bersamamu. Kau masih mempunyai sahabatmu, jangan pernah berpikir bahwa kau sendirian.." lirih Justin.

Mendengar perkataan Justin, membuat Varun semakin merasa sesak. Pria itu menjatuhkan kepalanya pada tubuh Justin dan menangis disana.

"Semua pergi Jus.. semua meninggalkan aku. Tidak ada yang menyayangiku didunia ini! Pertama mamaku, yang kedua wanita yang kucintai kini sudah tidak pernah bisa aku lihat wajahnya entah dia ada dimana sekarang, dan ketiga sekarang adalah papaku keluarga satu satunya yang aku punya. Ini semua.. memang karmaku Jus!"

Justin merasa sedih mendengarnya, pria itu memeluk tubuh Varun sambil mengusap rambutnya.
"Tenangkan dirimu Var. Masih banyak orang orang yang menyayangimu. Tolong jangan berkata seperti itu.."

Varun tetap menangis, walau suara tangisannya dia tahan. Namun semakin dia tahan rasa tangis itu, dadanya semakin terasa sakit.

"Sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi Jus.. Sekarang untuk apa lagi aku hidup? Orang orang yang kusayangi semuanya sudah pergi. Lebih baik.. aku menyusul kedua orangtuaku disana" lirih Varun yang kini mulai merasa lelah dan putus asa.

Justin pun mengangkat kepala Varun dan membuat pria itu menatapnya.
"Cukup! Kau sudah terlalu banyak berbicara! Varun, kau jangan menyerah seperti ini. Aku tahu kau menyesal dengan semuanya, dan aku pun juga sama. Andai aku tidak menghasutmu dulu untuk semakin menaruh kebencian dan dendam pada wanita itu, pasti kau tidak akan menjadi seperti ini"

"Dan dengar aku, lanjutkan hidupmu Var. Kau tidak boleh menyerah! Apa kau lupa dengan pesan terakhir papamu?" tanya Justin yang membuat Varun terdiam.

'Jika papa sudah tidak ada lagi didunia ini, kau jaga dirimu baik baik Varun. Papa berpesan, jika saat kau merasa terpuruk dan lelah dengan hidupmu kau jangan pernah menyerah.. tetap lanjutkan hidupmu. Dan kau.. juga harus bisa melanjutkan perusahaan keluarga Edward agar terus bangkit, teruskan semuanya sampai kau merasa dirimu sangat puas. Suatu saat disurga nanti, papa dan mama akan senang melihat kerja keras dan kegigihanmu. Kami berdua akan selalu menantikan kebahagiaan untukmu. Ubahlah dirimu mulai sekarang, perbanyaklah berbuat kebaikan, dan jauhkan hal hal yang tidak baik untukmu. Belajar dari pengalaman dan masa lalumu itu sangatlah baik. Ingat pesanku Varun..'

Perkataan sang papa terngiang ditelinganya, Varun kembali mengusap nisan papanya dan mengecupnya perlahan.
"Baiklah paa, aku akan tetap hidup. Dan  melanjutkan perusahaan mendiang keluarga kita. Aku akan mengingat semua perkataanmu. Aku menyayangimu" bisik Varun.

Sedangkan Justin yang mendengarnya tersenyum, Varun menatap padanya dengan derai air mata. Kemudian kedua sahabat itu saling berpelukan.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang