55. Lupakan masa lalu(18+!)

5.2K 78 3
                                    

******


(18+)

Sinar matahari mulai mengintip dari balik gorden jendela, seakan ingin melihat dua insan yang masih tertidur nyaman diatas ranjang sambil berpelukan erat. Helly terbangun lebih dulu dan mendapati Varun yang tengah memeluk pinggangnya. Wanita itu tersenyum sembari mengusap wajah Varun yang seperti biasanya selalu terlihat semakin tampan dan manis saat sedang tertidur.

Helly kembali mengingat kejadian kemarin malam, saat mereka bercinta dengan begitu panas, juga pernyataan cinta yang diungkapkan masing masing. Helly mengalihkan pandangannya lalu menepuk pipi nya perlahan.

"A..apa aku mimpi kemarin? I..itu benar terjadi kan? Varun memang benar mencintaiku kan?" bisiknya.

"Kau tidak bermimpi sayang, semua itu nyata dan benar terjadi. Aku memang mencintaimu, sangat mencintaimu" Suara Varun yang terdengar sambil membuka matanya membuat Helly langsung menatapnya. Helly menatap pria itu yang sedang tersenyum manis saat menatapnya.

"Varun.. benarkan kalau sekarang aku tidak sedang bermimpi? Ini nyata kan?" tanya Helly sekali lagi sambil mengusap rahang Varun.

Cup! Varun mengecup bibir Helly dengan lembut lalu mengecup keningnya dengan sayang.
"Apa ini semua masih terlihat seperti mimpi?" ucapnya.

Helly terdiam sejenak, detik kemudian wanita itu tersenyum dan memeluk tubuh Varun dengan sangat erat.

"I'm so happy! Happy with you" bisiknya

Varun membalas pelukan Helly lalu kembali mengecup keningnya.
"Me too. We are happy together"

Setelah mengucapkan itu, Varun melumat bibir Helly sambil meremas payudaranya dengan gemas. Tubuh mereka berdua masih sama sama polos dibalik selimut.

"Mphh.. shh"

Helly merintih pelan saat Varun menindihnya kembali dan mengecup lehernya. Jemarinya tak tinggal diam, pria itu mengocok milik Helly yang kembali basah.

"Ahh Var.. sudahh.. masukan saja!" pinta Helly dengan cepat.

"Dengan senang hati sayang"

Varun pun kembali menghujamkan miliknya dengan cepat dan membuat milik Helly semakin banjir cairan. Mereka menikmati percintaan mereka sekali lagi dengan kepuasan.

10.00

Varun dan Helly kini tengah bersiap untuk kembali ke New York. Mereka sedikit tergesa gesa karena waktu perjalanan mereka sedikit terkuras karena bercinta beberapa ronde tadi pagi. Varun menggandeng tangan Helly dengan mesra, sedangkan Helly merasa sangat bahagia.

Setelah beberapa jam, mereka akhirnya sampai saat menjelang malam. Varun menatap pada Helly yang ternyata sedang tertidur pulas dimobil, lebih tepatnya pada lengannya yang sedang dia peluk erat.

"Sayang, bangun. Kita sudah sampai" bisik Varun dan mengusap pipi Helly dengan pelan.

Helly menggeliat pelan lalu membuka matanya, "Ehmm.. kita sudah sampai? Astaga, sudah gelap" gumamnya.

"Kau istirahat dirumah ya sekarang, kau juga terlihat sangat mengantuk"

"Ah iya, tapi mampirlah sebentar dirumahku Var. Kau juga pasti lelah"

"Apa boleh?"

Helly mendecak pelan lalu menangkup pipi Varun dengan satu tangannya.
"Tentu boleh lah. Kenapa tidak? Ayo" pintanya, mereka pun masuk kedalam rumah

"Hanny.. kakak pulang..!" teriak Helly dan menyuruh Varun untuk duduk disofa.

"Kakak akhirnya kau pulang juga, aku tadi sempat khawatir karena.."
Hanny menghentikan bicaranya saat melihat Varun ada dihadapannya.

"Kak Varun? Kau disini?" ucapnya.

Varun mengangguk dan tersenyum.
"Ya Han, aku mampir sebentar"

Helly tersenyum dan membisikan sesuatu pada Hanny.
"Han, tolong buatkan minuman untuk  Varun ya"

"Hm, baik kak. Tunggu sebentar ya kak Varun" ucap Hanny pada Varun.

Helly kemudian ikut mendudukan dirinya disamping Varun, pria itu memeluk pinggangnya dengan mesra.

"Sayang, kau kenapa?"

"Euh, apa kita harus mengatakan pada Hanny bahwa kita saling mencintai? Dan sekarang.. kita menjadi sepasang kekasih?"

Varun yang mendengarnya tersenyum lalu mengusap rambut Helly.
"Katakan saja, Hanny perlu tahu semuanya"

Helly tersenyum lalu memeluk Varun sejenak, namun kemudian Hanny datang dan tak sengaja melihatnya.

"Kakak.."

Mendengar suara adiknya, Helly terkesiap dan melepaskan pelukannya.

"Euh Han, kemari berikan pada kakak" ucap Helly dan mengambil nampan yang berisikan secangkir kopi cappuchino lalu memberikannya pada Varun.

"Terimakasih" ucap Varun dan menyeruput kopinya.

Sedangkan Hanny masih menatap pada Helly, seakan ingin tahu tentang yang baru saja dilihatnya.

"Kakakmu mencintaiku Han, dan aku juga mencintainya. Kami saling mencintai, sekarang kami adalah sepasang kekasih" ucap Varun dengan cepat.

Hanny yang mendengarnya sedikit terkejut lalu menatap pada Helly.
"A..apa? Kakak serius? Tapi.."

"Benar Han. Kakak memang mencintainya. Jika kau masih penasaran, nanti akan aku ceritakan lebih lanjut" jawab Helly sambil menggenggam tangan Hanny, gadis itu kemudian mengangguk.

Varun tersenyum menatapnya, kemudian pria itu melirik pada jam ditangannya.
"Sudah semakin malam, aku pulang dulu ya" ucapnya dan berdiri.

"Kau hati hati ya"
Helly tersenyum padanya, Varun lalu membalasnya dan mengangguk.

"Hati hati dijalan kak Varun" timpal Hanny, Varun pun kembali mengangguk kemudian berlalu pergi. Helly masih menatap kepergian pria itu dengan senyum diwajahnya yang tak pernah pudar.

"Kak, bicarakan semuanya padaku!" pinta Hanny dan membuat Helly duduk kembali disofa.

"Baiklah Han. Dengar, seperti yang sudah kukatakan tadi kakak dan kak Varun saling mencintai. Kakak baru menyadari, bahwa cinta kakak tidak akan pernah berubah untuknya. Kakak bahagia bersamanya Han, kakak mendapatkan cinta yang selama ini sangat kakak inginkan"

"Tapi kak Zaroon, suamimu kak.."

Mendengar nama Zaroon, Helly menunduk dengan sedih.
"Apa aku melakukan kesalahan dengan bersama Varun?"

Hanny tertegun saat melihat Helly yang meneteskan air matanya.
"Kak, bu..bukan maksudku untuk membuatmu sedih. Aku hanya.."

"Aku hanya ingin bahagia Han. Kakak butuh itu, dan Zaroon aku juga sangat mencintainya tapi dia meninggalkanku untuk selamanya. Lalu Varun datang dengan cinta dan ketulusannya dan aku menginginkan dirinya lagi. Katakan, apa aku salah? Apa aku tidak berhak untuk bahagia?"

Helly semakin terisak, Hanny merasa sedih lalu memeluk tubuhnya.

"Hentikan kak. Kau tentu berhak bahagia. Kau juga tidak bisa terus hidup sendirian, harus ada seseorang yang sangat mencintaimu dan dia akan selalu menjagamu. Jika kau bahagia bersama kak Varun, aku pun bahagia. Dan aku yakin, kak Zaroon juga pasti sangat bahagia disana saat melihatmu bahagia kembali menemukan cintamu yang sesungguhnya. Kau tidak melakukan kesalahan apapun kak"

"Benarkah? Kakak sangat mencintai Varun Han, kakak tidak ingin berpisah lagi dengannya seperti dulu" lirih Helly.

"Itu tidak akan terjadi lagi kak. Kau tahu sendiri bukan? Kak Varun sudah berubah, dia tidak seperti dulu lagi. Dia selalu berusaha untuk mendapatkan cintamu kembali, dan dia tidak akan pernah membuatmu bersedih lagi. Lupakan masa lalu, itu semua sudah berlalu. Kau hanya perlu memikirkan masa depanmu saja, oke?"

Helly tersenyum dan mengusap air matanya, "Kau benar Han" ucapnya dan kembali memeluk tubuh adiknya dengan sayang.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang