49. Oh sexy!

2.9K 83 1
                                        

Dilanjutt lagii yaaa..
Btw, thank you untuk readers SD udah mencapai 1k ajaa❤❤
Semoga makin suka sama story ini hiyaa:)

******

Helly menaruh berkas kerjanya diatas meja ruangannya, wanita itu terdiam sejenak dan menatap Varun yang sedang sibuk berkutat dengan laptopnya. Tentu saja Helly masih bisa melihatnya, karena ruangannya dengan Varun bersebelahan dengan sebuah ventilasi dari bahan ringan yang bisa memudahkan mereka untuk berbicara jika ada kepentingan.

'Ya Hel, aku masih mencintaimu. Cintaku padamu tidak akan pernah berubah sampai kapan pun. Kau akan tetap menjadi pengisi dihatiku, dan itu tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun'

Kalimat itu kembali terngiang dalam pikirannya, Helly juga ingat bagaimana Varun tak sengaja melampiaskan rasa kehilangan akan dirinya pada wanita bernama Teja itu.

"Aku tidak tahu harus bagaimana. Disini aku bekerja bersama dengannya, apakah aku bisa? Ck, Helly kau pasti bisa! Kau dan dia hanya rekan kerja saja, dia hanya bosmu disini tidak ada yang lain. Jadi kau disini hanya bekerja dan menghasilkan uang! Harusnya aku bersyukur kan? Karena aku tidak menjadi wanita murahan lagi dengan bekerja menjadi model dewasa?"

Usai bergumam dengan dirinya sendiri, Helly kemudian memulai pekerjaannya dengan seprofessional mungkin.

-

"Sial! Varun kau berani sekali membuatku malu dihadapan wanita itu! Kau bahkan berhasil menghapus video yang sangat berharga itu! Arghh..!"

Teja menarik rambutnya sendiri dengan kesal saat mengingat perkataan Varun tadi dikantornya.

"Sekarang aku harus bagaimana? Aku sudah kehilangan semua usahaku untuk mendapatkan Varun! Aku juga tidak mungkin keluar dari perusahaannya, apa kata mama dan papa nantinya? Oke, tidak masalah jika aku tidak menjadi sekretarisnya. Yang penting aku masih berada disana untuk membuat Varun menjadi milikku lagi"

Kemudian Teja juga mengingat wanita yang menggantikan posisinya sebagai sekretaris Varun, dia juga ingat wanita yang sama saat dia lihat dibioskop.

"Wanita itu. Siapa? Ah ya.. Helly! Kenapa Varun sangat ingin dia menjadi sekretarisnya? Apa karena dia ingin mengusirku? Ck, aku rasa bukan karena itu saja pasti ada hal yang lain. Dan aku lihat mereka berdua juga sedikit aneh. Apa mereka mempunyai hubungan terdahulu? Aku akan mencari tahu yang sebenarnya, jangan sampai dia mendahuluiku untuk mendapatkan Varun!"

22.00

Helly kini tengah membereskan berkas berkas yang menumpuk dimejanya juga dengan tasnya. Ternyata pekerjaan ini sedikit lebih mudah daripada menjadi model. Walau menjadi model hanya memamerkan tubuh saja, tapi bekerja dikantor seperti ini membutuhkan pikiran dan tenaga yang baik.

"Ini sudah malam, aku harus pulang. Diberkas itu sekretaris dijadwalkan pulang pukul sepuluh jika tidak ada pekerjaan lain lagi, tapi.. aku harus meminta izin pada Varun untuk pulang. Aku tidak bisa langsung pulang begitu saja, ini hari pertamaku bekerja dan aku sudah melaksanakannya dengan baik"

Kedua matanya kini mulai melihat lihat keberadaan Varun dari celah ventilasi, pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya. Kemudian Helly berjalan pergi menuju ruangannya.

Tok..tok..

"Masuk!"

Mendengar suara Varun, Helly perlahan membuka pintu lalu menutupnya dengan pelan dan kembali menatap pada Varun dengan kedua mata yang membulat seketika. Helly meneguk ludahnya kasar saat melihat dua kancing kemeja pria itu yang terbuka dan menampakan dada kekarnya dan sedikit bulu yang tumbuh disana. Damn! Pria ini kembali memancingnya.

"Ada apa Hel? Ada sesuatu yang belum kau mengerti berkaitan dengan pekerjaanmu?" tanya Varun yang tanpa menatap lawan bicaranya, dia tetap sibuk.

Helly ingin sekali memalingkan pandangannya dari tubuh Varun itu, tapi kedua matanya tidak bisa lepas seakan tubuh Varun yang seksi dan sedikit berkeringat itu menjadi pusat perhatiannya. Ah, kedua tangannya pun sekarang gatal ingin menyentuh tubuh itu.

"Helly? Kenapa kau diam saja?"
Varun kini mulai menatap pada Helly, dan membuat wanita itu susah payah menelan salivanya sendiri.

"Euh.. aku..aku hanya ingin bertanya apa ada pekerjaan untukku lagi? Karena diberkas jadwal dan ketentuan yang kau berikan tadi tertulis pukul sepuluh sekretaris akan pulang jika tidak ada pekerjaan lainnya dari atasan"

Helly berbicara dengan sedikit menatap pada Varun, karena wanita itu tidak ingin terjebak dengan pesona pria dihadapannya ini. Dan ya, tingkah Helly itu pun membuat Varun bingung. Helly mencuri pandangannya untuk menatap dada Varun dengan risih.

"Ehm sir, kenapa kau.. membuka kancing kemejamu seperti itu? Dan.. kenapa kau mematikan lampu seperti ini?" tanya Helly dengan gugup.

Varun yang mendengar perkataan Helly kemudian mulai mengerti. Pria itu menatap pada kemejanya yang terbuka dihadapan Helly, Varun menyeringai dan ingin mencoba menggoda wanita pujaan hatinya yang kini sedang berdiri dihadapannya.

"Oh ini, aku kegerahan dan setiap malam memang seperti ini. Aku butuh ketenangan dalam bekerja" jawab Varun sambil mengipas bagian dadanya dengan kemejanya yang sedikit lagi terbuka sampai bawah.

Seketika pemandangan itu semakin membuat Helly merasa risih sekaligus tegang.

"Euh.. ada pekerjaan lagi untukku sir? Jika tidak ada, aku akan pulang sekarang ini sudah malam"

Varun tersenyum menatap Helly yang kini tengah gugup melihat dirinya. Varun tahu, Helly masih menginginkannya. Bahkan saat mereka menjalani pemotretan waktu itu, Helly seperti ingin menerkamnya dan menyentuh tubuh sixpack nya detik itu juga. Terbukti saat Varun menatap ekspresi Helly yang tegang saat bersamanya dan ekspresi itu kini terlihat lagi dimatanya.

"Nothing. Aku juga sudah selesai dengan pekerjaanku, mau kuantar pulang?"

"A..apa? Tidak perlu sir. Aku bawa mobil sendiri"

"Aku yang akan membawa mobilmu. Ini sudah hampir larut, aku tidak akan membiarkanmu pulang dan berkendara sendirian dijam seperti ini" pinta Varun dan mulai membenahi mejanya, kemudian mengambil jasnya dan membawanya dilengan. Dan itu semua, tidak lepas dari pandangan Helly yang masih malu malu.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang