31. Rasa Kehilangan

3K 79 0
                                    

******

"Hel, aku bawakan bubur untukmu. Kau makan ya sekarang" pinta Zaroon dan mendudukan dirinya disamping Helly yang sedang bersandar pada divan ranjang.

"Adikku dimana Zar?"

"Oh Hanny, dia kan sedang sekolah sekarang"

"Oh iya, aku lupa. Apa dia sudah sarapan sebelum pergi ke sekolah?" tanya Helly lagi.

Zaroon yang mendengarnya tersenyum dan menangkup pipi Helly.
"Sudah tuan putri. Semuanya sudah terlaksanakan. Adikmu itu sudah mandi, sudah sarapan dengan makanan kesukaannya, sudah membawa bekal, dan sudah berangkat dengan nyaman" ucap Zaroon sambil tersenyum pada Helly.

Helly yang mendengar perkataan Zaroon terkekeh geli.
"Kau ini Zar. Thank you so much Zaroon, kau memang yang terbaik" bisik Helly.

"Yes, i'm the best! Now, you have to eat oke?"

Helly mengangguk dan tersenyum. Kemudian Zaroon mulai menyuapi sesendok bubur dengan perlahan pada mulut Helly, sesekali pria itu membuat sebuah lelucon agar Helly bisa terhibur dan kembali menunjukan senyumnya.

"Oh ya, kata dokter setelah ini kau sudah diperbolehkan pulang Hel. Karena kau sudah pulih kembali" ucap Zaroon dengan senang.

"Baguslah, aku merindukan adikku" jawabnya.

"Kita akan segera pulang setelah kau menghabiskan makanan terakhirmu ini dirumah sakit" lanjut Zaroon yang kembali membuat Helly tersenyum padanya.

Setelah selesai menghabiskan makanannya, Zaroon membantu Helly untuk berkemas dan membereskan pakaiannya. Kemudian pria itu membayar tagihan rumah sakit dengan uangnya sendiri. Zaroon juga membantu dan menuntun Helly untuk berjalan keluar dari ruangannya. Mereka berdua saling menatap dan mengulas senyum.

"Helly!"
Suara seseorang yang sangat dikenali, memanggil nama Helly dari arah belakang mereka.

Varun kini tengah berdiri menghadap mereka. Dengan wajah yang pucat dan kelelahan, juga dengan rambut yang terlihat berantakan dan tak terurus. Varun mendekati Helly dengan wajah memelas.

"Mau apa lagi kau menemuiku?" tanya Helly dengan wajah datar.

"Hel, kumohon.. tolong maafkan aku. Hidupku tidak akan tenang jika kau tidak memaafkanku. Aku merasa jijik dengan diriku yang hina ini! Please, forgive me." bisik Varun dan mencoba meraih tangan Helly namun wanita itu menjauhkan tangannya.

"Oke, aku memaafkanmu Varun. Bahkan sebelum kau meminta maaf seperti sekarang ini pun, aku dari dulu juga sudah memaafkanmu. Aku tidak punya dendam apapun padamu, aku hanya ingin kau menyadari semua kesalahanmu. Itu saja, dan sekarang kau pergilah" ucap Helly tanpa menatap pada Varun.

"Ayo Zaroon, kita pergi"
Helly menatap pada Zaroon dan mencoba untuk berjalan pergi dengan dibantu pria itu.

"Helly, aku mencintaimu! Sangat mencintaimu!" pekik Varun.

Helly kembali menghentikan langkahnya, posisinya dan juga Zaroon kini tengah membelakangi Varun. Helly menutup kedua matanya saat mendengar perkataan pria itu, angin berhembus kencang menerpa wajahnya. Tak terasa, bulir air mata mengalir dipelupuk matanya. Sedangkan Zaroon yang melihatnya merasa tak tega, pria itu menyentuh bahu Helly.

"Hel, sebaiknya kau selesaikan masalahmu dulu berdua dengan Varun. Aku akan tunggu dimobil" ucap Zaroon dan hendak pergi, tapi Helly mencekal pergelangan tangannya.

"Tidak Zaroon. Tetaplah disini bersamaku. Aku akan menyelesaikan semuanya" ucap Helly dengan kedua mata yang memerah.

"Hel, dengarkan aku. Aku mencintaimu, ya aku mencintaimu! I love you so much Hel. Kau ingat saat kita bercinta waktu itu? Aku mengatakan cinta padamu bukan? Ya, itu benar Hel. Aku mencintaimu, dan aku baru menyadari semuanya. Dan.. aku..aku juga tahu kau mencintaiku juga kan? Hel, jawab aku. Kumohon, jangan tinggalkan aku!"

"Cukup Varun!"
Helly membalikan tubuhnya dan menatap pada Varun.

"Aku tidak perduli dengan perkataanmu itu sekarang! Kau bilang aku juga mencintaimu? Cih, jangan kepedean! Aku hanya terbawa suasana saja saat itu. Dan kau, jangan berpikir macam macam tentangku"

"Dan ya, aku memang tidak mencintaimu. Tapi aku, mencintai dia. Zaroon" Helly menggenggam tangan Zaroon yang membuat pria itu menatapnya.

"Ya, pria ini yang selalu ada untukku. Dulu dia selalu menyatakan cintanya padaku, tapi aku belum bisa menerimanya dan entah karena apa. Tapi sekarang, aku menerimanya karena aku mencintainya juga. Pria tulus yang selalu membuatku bahagia"

Varun yang mendengarnya merasa hatinya begitu hancur, air matanya berjatuhan dengan deras. Varun menatap pada Zaroon dengan tak percaya, kemudian pria itu kembali mendekati Helly.

"Hel, aku mencintaimu. Aku tidak bisa hidup tanpamu, tolong beri aku satu kesempatan lagi.." lirih Varun.

"Kau sudah banyak menyakitiku Varun, jadi maaf aku tidak akan pernah bisa memberikanmu satu kesempatan lagi. Aku lelah, bahkan semua penderitaanku datang semenjak kau hadir dalam hidupku. Pertama, kau menuduhku dan salah paham tentangku berpikir bahwa aku pembunuh mamamu itu, kedua menjadikanku budak nafsumu, ketiga kau menyentuh diriku dengan buas dan tanpa ampun, kau menyeretku seperti binatang, membentakku dengan keras tanpa memikirkan perasaanku. Dan keempat, kau menyebutku dengan jalang murahan didepan orang banyak, apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaanku saat itu?"

"Tapi Hel, aku.."

"Saat kita sudah tidak bersama, kau kembali lagi padaku. Dan kau, kembali menyentuhku lagi dan lagi, sampai akhirnya kau menanam benihmu didalam rahimku ini. Lalu aku hamil, aku sangat menyayangi anak yang berada didalam kandunganku itu, walau kau mungkin tidak akan mau menganggapnya. Tapi apa yang kudapatkan? Tuhan mengambilnya kembali dan aku sudah kehilangannya dengan sangat cepat. Jadi, bisa kau simpulkan sendiri? Semua penderitaanku terjadi karena dirimu. Jadi tolong, pergi dari hadapanku sekarang Varun, aku tidak ingin melihatmu lagi"

Deg!

"Hel! Aku sudah menyesali semuanya! Aku memang hina, aku pria pengecut yang tak berguna! Aku hanya bisa menyakiti wanita saja. Hel, kumohon.." Varun menangis dengan buruk, sedangkan Helly beranjak pergi bersama Zaroon dengan menggenggam tangannya erat.

Varun terlihat berlutut dilantai dan menatap punggung Helly. Sedangkan Zaroon yang melihatnya merasa tak tega, pria itu menatap pada Helly yang berurai air mata. Wanita itu seperti menahan sesuatu didalam hatinya.

"Ayo Zaroon" ucap Helly lagi saat dirinya berhasil mengendalikan perasaannya.

"Tapi Hel, Varun dia.."

"Sudah, kita pergi. Jangan perdulikan dia" Helly pun menarik tangan Zaroon dan meninggalkan Varun yang terduduk dilantai.

Pria itu menangis dengan buruk. Banyak orang orang dirumah sakit yang memperhatikan dirinya. Kini Varun benar benar menyesali semua perbuatannya, dia telah kehilangan Helly.

"Hel, sekali lagi maafkan aku. Aku sangat menyesalinya.. dan aku juga sangat mencintaimu.." bisik Varun dan terus memandang kepergian Helly bersama Zaroon dan menggenggam tangannya dengan erat.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang