19. Broken

3.4K 88 0
                                        

******

Setelah bertemu kembali dengan Helly saat dicaffe kemarin, membuat Varun mengingat wanita itu kembali. Pria itu terduduk dikasurnya sambil membawa sebuah bingkai foto. Seringaian licik muncul diwajahnya.

Ternyata bingkai itu adalah bingkai foto Helly. Namun Varun telah menusuk nusuk foto itu dengan pisau yang dibawanya, matanya menyiratkan penuh kebencian.

"Andai dari dulu aku sudah menusukmu seperti ini!"

Ckk!

Varun kembali menusuk pisau pada foto Helly yang membuat foto itu dipenuhi lubang.

"Andai aku sudah membunuhmu sejak dulu, pasti kau tidak bisa hidup tenang sekarang! Kau pasti sudah mati!"

Ckk!

"Dan kau berhasil membuatku bingung wanita pembunuh! Aku bingung kenapa aku selalu mengingatmu, kenapa aku selalu merasakan ada yang aneh dalam diriku saat melihatmu bersama Zaroon!"

Ckk!

"Aku tidak sukaa..! Aku benci!"

"Aku benci kau masih bisa bernafas dengan tenang, sementara aku merasa tersiksa melihatmu! Kau harusnya mati dengan keadaan buruk seperti yang kau lakukan pada mamaku!"

"Aku membencimu!"

"Aku sangat membencimu..!!"

Ckk!

Ckk!

Ckk!

Varun terus menusuk pisau pada foto Helly dengan kemarahan. Namun setelah melihat begitu banyak lubang difoto itu, Varun menghentikannya dan menaruh bingkai foto itu dengan kasar diatas meja.

 Namun setelah melihat begitu banyak lubang difoto itu, Varun menghentikannya dan menaruh bingkai foto itu dengan kasar diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan dirinya mengusap wajah dengan gusar, seakan bingung harus bertindak apalagi. Kedua matanya juga terlihat berair. Entahlah, pria ini seperti menyiratkan sesuatu yang lain.

Varun beralih mengambil ponselnya dan hendak menelfon Dhania. Pria itu butuh menenangkan dirinya dengan memeluk kekasih tersayangnya itu.

"Ck, dasar tidak berguna!"
Varun membuang ponselnya dengan kasar saat melihat ponselnya itu mati, mungkin dia lupa mengisi ulang baterai.

Pria itu memilih untuk langsung saja ke rumah Dhania untuk sekedar melampiaskan rasa aneh yang selalu mengganggu pikiran dan hatinya.

-

Sedangkan disisi lain Helly tengah merenung dikamarnya, wanita itu juga mengingat pertemuannya dengan Varun saat dicaffe. Dimana saat pria itu memeluk pinggangnya saat dirinya akan terjatuh ditoilet, dan juga saat mereka saling bertatapan. Tapi perkataan menyakitkan Varun juga melintas dibenaknya.

'Aku memang tidak mengganggumu lagi, tapi bukan berarti aku melepasmu. Kau akan tetap menjadi jalang kecilku, aku akan tetap menjadi bayanganmu..'

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang