******
Setelah mengetahui dirinya telah mengalami keguguran, Helly merasa syok dan kepalanya terasa begitu berat. Wanita itu kembali tertidur, dokter juga meminta untuk tidak membuat beban terlalu banyak dalam pikirannya. Helly akan sadar kembali, karena kondisi wanita itu tidak separah sebelumnya.
Varun masih menemani Helly diruangannya dengan wajah muram dan sedih. Pria itu tetap berada disampingnya sembari menggenggam jemarinya dan mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.
"Helly.. aku menyesal. Sangat menyesal dengan semua yang terjadi.. Hidupmu menjadi menderita seperti ini karena aku. Dan sekarang.. bayi kita secepat ini meninggalkan kita berdua. Tolong maafkan aku.. aku tahu aku telah melakukan banyak kesalahan"
Varun memeluk tangan kiri Helly dan terisak, hatinya masih terasa perih dengan semua yang terjadi. Tak lama kemudian, Helly kembali bangun sambil memegang kepalanya yang terasa begitu nyeri. Varun yang melihatnya langsung menangkup kedua pipinya, sedangkan Helly berusaha ingin bangkit dan bersandar pada divan ranjang.
"Hel, kau baik baik saja kan?" tanya Varun dengan khawatir.
Helly hanya terdiam, wanita itu menatap pada Varun dalam diam. Sedangkan Varun merasa hatinya semakin perih saat melihat kondisi Helly saat ini. Wajah yang begitu pucat, kedua mata yang sembab dan tak teratur.
"Kenapa kau kemari?"
Perkataan Helly berhasil membuyarkan lamunannya, Varun kembali meraih tangan Helly dan menggenggamnya erat.
"Aku disini untuk menemanimu Hel. Maafkan aku, aku benar benar.."
"Kenapa? Kau baru datang menemuiku saat anak didalam kandunganku sudah tidak ada? Lihat Varun, aku sudah kehilangan separuh nyawaku. Janin kecil yang kujaga mati matian selama dua minggu, kini sudah tidak ada. Dan kau, untuk apa kemari?"
Helly menatap Varun dengan tajam, namun air matanya kembali berjatuhan. Varun yang melihat itu hendak menghapus air matanya tapi wanita itu menjauhkan wajahnya, sekaligus melepas tangannya yang sedang digenggam.
"Jangan sentuh aku Var. Aku lelah. Lelah sekali. Kau datang dalam hidupku dengan membawa banyak perubahan yang begitu besar. Tolong, jangan tambah bebanku lagi.. Saat ini aku sedang sakit, hatiku terasa sakit dan tergores. Aku tidak ingin kau mengganggu hidupku lagi, sudah cukup"
Varun yang mendengar perkataan lemah yang keluar dari bibir Helly merasa semakin tak berdaya. Pria itu menunduk dengan air mata yang menggenang dipelupuk matanya.
"Aku tahu Hel. Kau pasti akan sangat membenci diriku. Tapi.. aku sudah tahu semuanya. Aku tahu bahwa bukan kau pembunuh mamaku selama ini, tapi Zain. Aku..aku sudah menghabisi pria itu Hel, dan dia sudah berakhir. Tapi aku.. merasa sangat, sangat, begitu menyesal! Betapa bodoh dan kejamnya aku, menyakiti dan menyiksa orang yang tidak bersalah. Aku..aku minta maaf, aku tidak tahu lagi harus bagaimana"
Helly yang mendengarnya hanya terdiam, walaupun tak bisa dipungkiri air matanya berjatuhan, namun wanita itu segera menghapusnya.
"Bagus jika kau sudah tahu semuanya. Kau mengerti kan semua perkataanku dulu? Bagaimana sakitnya aku dulu?"
Varun mengangguk dengan lemah. Pria itu kemudian menuju kaki Helly dan menunduk disana, tindakan Varun itu membuat Helly terkejut.
"Aku mengerti! Ya, aku merasakan sakitmu Hel. Lihat, kau benar kau menang! Aku akan tunduk dikakimu seperti ini, hanya demi meminta satu maaf darimu.." lirih Varun dan menggenggam kedua kaki Helly.
"Lepaskan Varun, tidak perlu kau seperti ini. Lebih baik kau pergi sekarang, aku tidak ingin melihatmu lagi. Kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Pergi" pinta Helly.
"Tapi Hel.. dengar aku dulu, aku ingin mengatakan kalau aku.."
"Oh astaga, Helly kau sudah bangun? Dan.. ada apa ini?"
Suara Zaroon terdengar dari arah pintu, pria itu merasa bingung melihat Varun yang memohon pada Helly.Melihat kedatangan Zaroon, Helly menarik lengan pria itu dan memeluknya.
"Darimana saja kau Zar? Aku mencarimu" ucap Helly.Varun kemudian terdiam saat Helly memeluk Zaroon dihadapannya, sedangkan Zaroon sendiri masih merasa bingung.
"Aku baru saja mengantarkan Hanny pulang, dia kelelahan" jawabnya.
"Aku ingin kau disini bersamaku Zaroon" bisik Helly dan mengeratkan pelukannya.
Sedangkan Varun yang melihatnya, perlahan berjalan mundur dengan air mata yang mengalir. Kemudian pria itu keluar dari ruangan, sedangkan Helly dan Zaroon melihatnya dalam diam.
"Dia baru datang sekarang, dan dia baru memohon padaku.. setelah semuanya terenggut dariku, bahkan nyawa seorang anak didalam perutku ini yang belum sempat terlahir ke dunia" Helly melepas pelukannya pada Zaroon dan beralih mengusap perutnya, sesak didadanya semakin terasa.
"Dia datang untuk meminta maaf padaku, atas semua yang dia perbuat. Tapi aku.. merasa sedih dengan kenyataan ini Zar, anakku sudah tidak ada, dan pria yang berstatus sebagai papanya baru datang menemuiku sekarang. Dimana dia dulu? Dia pergi meninggalkanku begitu saja setelah menyentuhku, tapi dia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi padaku saat itu"
Melihat kesedihan Helly, Zaroon meneteskan air matanya dan meraih tubuh wanita itu dan memeluknya.
"Stt.. tenang Hel. Kumohon jangan seperti ini, hatiku sakit melihatmu seperti ini" lirih Zaroon sambil mengusap rambutnya.
Sedangkan Helly mulai menangis dengan buruk dipelukan Zaroon, menumpahkan segala rasa sakit dan kepedihannya.
Tbc..
![](https://img.wattpad.com/cover/188840189-288-k844766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY DESTROY [END]
Romance[COMPLETED] Adult! "Aku membutuhkan tangisan dan kehancuranmu lebih dari apapun" -- Varun Edward Levino DONT COPY PASTE! {Ditulis tanggal: 6 Juni 2019 Selesai ditulis: 17 Agustus 2019} Chirkoot.