60. The enemies

1.7K 57 3
                                    

Happy reading everyone✨✨

******

"Teja!"
Varun mengepalkan tangannya, rahangnya seketika mengeras saat mengingat Teja. Pria itu kemudian dengan cepat menemuinya.

"Tejaa..!" pekik Varun dan masuk membuka ruangan kerja Teja.

Namun yang dicarinya tidak ada, Varun mencari Teja disudut sudut ruangannya namun dia tetap tak menemukannya. Tas milik wanita itu juga tidak ada diatas mejanya. Varun merasa muak dan memukul dinding dengan kuat.

"Dimana wanita itu sekarang! Aku yakin dia yang membuat Helly menghilang! Aku harus mencari tahu keberadaannya sekarang"

-

"Thank you, karena kau telah membantuku untuk membawa wanita jalang ini pergi" ucap Zain dengan seringai liciknya.

Senyum seringai terukir diwajah seorang wanita dengan lipstik merah menggodanya. Tejalia Cassandra.

"Urwell, itu hanya masalah kecil. Tapi.. aku masih penasaran kenapa kau melakukan ini semua Zain? Kau mempunyai masalah apa dengannya?"

"Heh, begitu banyak. Bahkan aku ingin membalaskan dendamku ini padanya. Karena dia dan kekasihnya itu Varun telah membuat hidupku hancur dan membuatku tinggal dipenjara selama empat tahun ini. Tapi untung saja aku berhasil kabur, walau sekarang aku harus bisa menghindari incaran polisi"

Teja mengernyitkan dahinya dengan tak menyangka, "Jadi kau buronan polisi begitu?"

"Yes, you right. Tapi aku tidak perduli, aku tidak akan pernah kembali ketempat itu lagi sebelum aku bisa membalaskan apa yang ingin kubalas!"

Teja kemudian mengangguk mengerti, pandangannya kemudian menatap Helly yang dalam keadaan pingsan dengan tangan dan kakinya yang terikat, mulutnya juga tertutupi oleh kain. Melihat itu, Teja tersenyum tipis. Wanita itu merasa sedikit senang melihat Helly dalam keadaan seperti itu, karena bagaimana pun juga Helly sudah merebut posisinya bagi Varun.

Langkah kaki seseorang membuat Zain dan Teja mengalihkan pandangannya. Seorang pria dengan memakai jaketnya datang menghampiri mereka. Zain tersenyum melihatnya, sedangkan Teja merasa bingung karena tidak mengenalinya.

"Kau datang juga" ucap Zain.

Pria itu mengangguk dan tersenyum sambil menyeringai.

"Kau siapa?" tanya Teja.

Pria itu kembali tersenyum dan menatap pada Teja, "Aku Devano Arthur. Panggil aku Devan. Aku disini juga ingin memberi pelajaran pada wanita jalang itu, karena dia hidupku juga hampir hancur dibuatnya" bisiknya.

Teja yang mendengarnya menutup mulut dengan tak percaya sekali lagi.

"Astaga, dasar wanita murahan! Banyak sekali dia mempunyai musuh? Aku tidak tahu apa yang akan kalian lakukan setelah ini padanya" gumamnya sambil menyilangkan kedua tangannya didada.

Zain dan Devan saling mengulas senyum licik mereka. Zain selama ini sudah mencari informasi yang begitu detail tentang kehidupan Helly dan juga Varun termasuk mengetahui tentang Devan. Zain berpikir akan membuat pembalasan dendamnya semakin nikmat dengan menambahkan Devan kedalamnya, berhubung pria itu juga ingin melakukan hal yang sama sepertinya.

"Kita lihat saja nanti. Akan kupastikan dia menangis dan mengemis maaf dan pertolongan dariku" ucap Zain sambil memandang Helly.

"Heh, aku juga akan membuatnya tunduk padaku! Aku benar benar kesal sekali karena waktu itu aku tidak berhasil mendapatkannya, tapi sekarang.. sepertinya akan berhasil" timpal Devan dan memandang Helly.

"Tapi bagaimana jika Varun tahu ini semua? Aku takut sekali jika Varun tahu kalau aku ikut dalam rencana kalian ini. Bagaimana jika dia akan marah padaku nantinya?" lirih Teja dengan cemas.

Zain pun menoleh pada Teja sambil menyentuh bahunya.
"Kau tenang saja Teja, itu tidak akan terjadi. Kita aman disini, tidak akan ada yang tahu tempat ini selain kita bertiga. Dan kita bertiga sama sama membenci wanita jalang ini, kita akan menghancurkannya bersama sama. Itu pasti sangat menyenangkan"

Devan merasa setuju kemudian tersenyum licik, sedangkan Teja kembali memandang Helly yang masih pingsan. Dalam hatinya dia masih takut dan cemas, bagaimana jika Varun mencurigainya dan mengetahui semua ini? Pria itu pasti akan marah besar padanya. Teja menggelengkan kepalanya berusaha berpikir dengan jernih, wanita itu akan berusaha mengelak jika Varun menanyakan keberadaan Helly padanya. Karena dia sendiri pun juga tidak akan rela melihat Varun terus terusan bersama Helly.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang