******
Helly yang kini sedang termenung dikamarnya langsung mengingat sesuatu. Wanita itu mengambil ponselnya dan berniat untuk menelfon Zaroon.
'Halo Zaroon'
'Helly, ada apa?'
'Aku ingin bertanya padamu, kapan kita akan menemui Zain? Aku ingin semua kebenarannya cepat terbongkar, aku lelah selalu dicaci maki dan difitnah. Tolong bantu aku Zaroon'
Helly terlihat meneteskan air matanya. Wanita itu kini bertekad untuk membuktikan pada Varun bahwa semua perkataannya itu selama ini salah. Dia bukanlah pembunuh!
'Ehm baiklah. Tapi aku sedang ada diluar kota saat ini mengurus pekerjaanku dengan beberapa klien, mungkin satu atau dua minggu lagi aku akan kembali'
'Lalu bagaimana? Zaroon, tolonglah bantu aku..'
'Kau tenang saja Hel, tunggu saja aku datang. Aku akan berusaha untuk mempercepat kepulanganku dan kita akan segera menemuinya'
'Tapi.. bagaimana caranya agar dia bisa memberi tahu semua kebenaran pada kita? Aku membutuhkan bukti kuat kalau aku tidak bersalah'
'Aku akan atur semua itu. Kau tenang saja Hel. Nanti aku akan mengirimkan lewat pesan bagaimana rencana kita nanti, oke?'
'Baiklah. Thank you Zaroon. Bye..'
'Tap.. Helly..'
Sedangkan disisi lain, Zaroon merasa bingung karena Helly mematikan panggilannya dengan cepat.
Helly terlihat menggenggam ponselnya sambil mengusap air mata dipipinya.
"Akan kubuktikan padamu, kalau selama ini kau salah menilaiku. Aku sudah lelah, kau selalu saja menyakiti diriku. Dan aku janji, ini adalah terakhir kalinya aku berurusan denganmu tuan Varun Edward!"
-
07.00
Pagi harinya saat Helly terbangun, wanita itu merasa ada yang aneh dengan perutnya. Ada sedikit rasa mual yang benar benar membuat perutnya bergejolak. Tak kuat menahannya, wanita itu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.
"Shh.. ada apa denganku? Kenapa mual sekali? Dan.. astaga, kenapa tiba tiba kepalaku menjadi pusing seperti ini?"
Helly memegangi kepalanya yang terasa sakit, namun perutnya kembali bergejolak. Wanita itu kembali muntah.
"Astaga, biasanya aku tidak seperti ini. Tapi kenapa sekarang.."
Deg!
Helly merasa sedikit tertekan, wanita itu mengingat percintaan nya yang terus menerus dengan Varun. Helly menggelengkan kepalanya dengan kuat, air matanya perlahan mengalir.
"Tidak, itu tidak mungkin terjadi. Tidakk.." lirihnya, Helly kemudian berlari dengan cepat dan mengambil test pack milik ibunya dan memeriksakan dirinya.
Setelah memeriksakan dirinya, Helly perlahan keluar dari kamar mandi dengan air mata yang semakin mengalir dengan deras. Kini nyawa seseorang tumbuh didalam rahimnya, ya nyawa anaknya. Ralat, anak dari Varun Edward.
Mengetahui kenyataan bahwa dirinya hamil, Helly membekap mulutnya dengan tak percaya. Inilah akibatnya, saat mereka bercinta Varun mengeluarkan cairannya didalam miliknya yang membuat wanita itu menjadi hamil seperti ini. Helly juga merutuki dirinya sendiri mengingat saat kemarin dia begitu menikmati sentuhan Varun ditubuhnya.
Helly perlahan mengusap perutnya dengan lembut.
"Aku harus bagaimana? Kau hadir disini, didalam perutku. Tapi apa dia mau menerima dirimu?" lirihnya dengan air mata yang berlinang."Sungguh aku tidak menyangka aku akan mengandung anak pria itu. Tapi.. anak didalam perutku ini tidak bersalah apapun. Tidak masalah jika dia tidak mau menerimamu, tapi aku akan tetap mempertahankan mu"
Helly tersenyum dengan air mata yang masih berlinang, wanita itu mengusap perutnya sendiri. Helly merasa sangat senang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil, tapi wanita itu tidak akan pernah memberitahu Varun tentang kehamilannya karena dia berpikir pria itu pasti tidak akan mau menerimanya dan rasa benci dihatinya akan semakin membesar.
Satu minggu perlahan berjalan dengan cepat, ternyata Zaroon belum bisa kembali. Pria itu baru bisa kembali seminggu lagi. Helly yang mendengarnya berusaha sesabar mungkin sambil tetap melindungi bayi dalam kandungannya. Bahkan wanita itu tidak pernah lagi bertemu atau melihat wajah Varun.
Saat ini Helly sedang mengusap perutnya yang masih belum membuncit.
"Kau tenang saja sayang, mama disini. Mama akan menjaga dan melindungimu walau pria yang berstatus sebagai papamu itu mungkin tidak akan mau menerimamu.." lirihnya."Kakak.. Aku pulang..!" teriakan Hanny terdengar ditelinga Helly. Dengan cepat wanita itu keluar dan menghampiri adiknya.
"Kau sudah pulang Han? Bagaimana ujianmu?" tanya Helly dan duduk disofa bersama Hanny sambil mengusap rambutnya.
"Fiuhh, melelahkan kak. Kau tahu? Saat ujian matematika, salah satu temanku yang bernama Boni ketahuan mencontek dia dihukum oleh guru waliku untuk tidak mengikuti ujian. Tapi dia malah menangis seperti anak kecil, astaga.. aku sampai tertawa melihat wajahnya yang merengek lucu seperti seorang anak perempuan"
Hanny tertawa mengingat kejadian lucu disekolahnya. Helly yang mendengarnya juga ikut tertawa.
"Hahaa.. benarkah? Kasihan sekali dia. Lalu apa dia tetap tidak diperbolehkan ikut ujian oleh gurumu?" tanya Helly sambil terkekeh geli.
"Saat guruku menyuruhnya keluar, Boni malah menarik pakaian guru sambil merengek meminta maaf seperti anak kecil. Hahaa.. seluruh kelas benar benar mentertawakan dia kak! Tapi akhirnya guru wali memaafkan perbuatan Boni dan memperbolehkannya ikut ujian kembali tapi tidak boleh mencontek seperti sebelumnya" jelas Hanny.
Helly tersenyum mendengarnya.
"Tentu saja, yang namanya ujian mana boleh mencontek seperti itu" ucap Helly sambil mengusap rambut adiknya."Benar kak. Aku saja tidak mencontek, aku kan belajar dengan giat setiap hari" seru Hanny.
Helly kembali tersenyum dan mengecup pipi adiknya dengan sayang.
"Bagus, kau memang adik kakak yang paling pintar" ucap Helly.Hanny tersenyum dan merasa senang mendengarnya, "Kak aku lapar. Masak apa hari ini?"
"Ehmm.. masak apa ya? Oh astaga, kakak lupa memasak Han!" pekik Helly sambil menepuk keningnya.
Sedangkan Hanny langsung menunduk sambil memegangi perutnya.
"Yahh kakak, selalu saja lupa memasak. Padahal aku lapar sekali.." keluhnya.Helly yang melihat wajah murung adiknya langsung tertawa dan mencubit pipi Hanny dengan gemas.
"Wajahmu lucu sekali Han astaga, Hahaa.." ledek Helly.
"Ih kakak!" protesnya.
"Mana mungkin aku membiarkan adik manisku ini kelaparan. Kakak sudah buatkan makanan spesial kesukaanmu, ada dimeja makan" ucap Helly sambil tersenyum.
Hanny yang mendengarnya merasa senang kemudian memeluk tubuh Helly.
"Ah kakak, bisa saja bercandanya. Baiklah, aku ganti pakaian dulu setelah itu makan. Aku sayang kakak!" seru Hanny dan kemudian berlalu ke kamarnya."Kakak juga menyayangimu Hanny" jawab Helly. Wanita itu terdiam setelah Hanny pergi ke kamarnya.
Kedua matanya terlihat berkaca kaca. Helly merasa bahagia melihat tawa Hanny adiknya yang sangat dia sayangi. Wanita itu merasa lega, karena Hanny tidak pernah curiga dengan kehamilannya, karena perutnya juga belum begitu terlihat membuncit. Helly berpikir akan memberitahu Hanny saat waktu yang tepat nantinya.
Tbc..

KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY DESTROY [END]
Romansa[COMPLETED] Adult! "Aku membutuhkan tangisan dan kehancuranmu lebih dari apapun" -- Varun Edward Levino DONT COPY PASTE! {Ditulis tanggal: 6 Juni 2019 Selesai ditulis: 17 Agustus 2019} Chirkoot.