Happy reading gess✨
******
"Sudah cukup Teja, aku lelah sekali mendengar semua ocehanmu itu sejak tadi. Sebaiknya kau kembali keruanganmu jika tidak ada hal penting tentang pekerjaan" pinta Varun sambil memalingkan pandangannya pada Teja.
Sedangkan Teja tersenyum sambil menyeringai, "Apa kau ingin kubuatkan kopi?"
"Tidak, aku bisa menyuruh Helly nanti" ujarnya.
"Ouww.. Helly? Dimana dia sekarang?" tanya Teja sambil menaikan satu alisnya.
Sedangkan Varun mengernyitkan dahinya bingung, "Apa maksudmu? Tentu saja dia ada diruangannya. Ini masih jam kerja" jawabnya.
"Benarkah? Kuharap wanita itu masih berada diruangannya sekarang. Baiklah, aku kembali bekerja.
Good job sir Varun!" ucap Teja sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kemudian wanita itu berlalu pergi.Varun menatap Teja dengan bingung, pria itu berpikir bahwa Teja benar benar aneh dan kehilangan akalnya. Berbicara saja sudah banyak melantur tidak jelas. Tak ingin ambil pusing memikirkannya, Varun pun melanjutkan pekerjaannya dengan fokus.
-
Helly membuka dan mengerjapkan kedua matanya secara perlahan, wanita itu tersadar saat mendapati dirinya berada disebuah tempat yang minim cahaya. Helly semakin terkejut saat mengingat tadi dirinya berada dikantor, dan seseorang sepertinya menculik dirinya saat ini. Helly berusaha membuka kedua tangannya yang terikat dengan tali begitu juga dengan kedua kakinya, mulutnya ditutupi oleh kain.
"Hmmppp..!!"
Helly berusaha berteriak untuk meminta pertolongan namun itu sama sekali tidak berguna, air matanya perlahan berjatuhan karena merasa takut. Helly mengingat Varun dan sangat merindukannya, bagaimana bisa agar pria itu tahu kalau dirinya sedang berada ditempat yang tidak dia kenali ini."Akhirnya kau bangun juga"
Suara seseorang yang terdengar sangat dikenali Helly membuat dirinya terdiam. Wanita itu menoleh dan menatap seorang pria yang sedang berkacak pinggang sambil menatapnya dengan penuh seringai.
'Zain..' batin Helly sambil membulatkan kedua matanya yang memerah.
Zain tersenyum lalu berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Helly, wanita itu tampak sangat ketakutan saat Zain mendekatinya.
"I'm back!"
"Apa kabar sayang? Kau baik baik saja bukan?" ucapnya dengan santai.
Helly menggeleng dengan kuat sambil menghentakan kedua tangan dan kakinya, berusaha meminta untuk dilepaskan.
"Oh ckck, sabar dulu sayangku. Kenapa kau menggeliat seperti cacing? Kau akan kupastikan menggeliat seperti itu saat diranjang bersamaku, dan aku tentu tidak akan melewatkannya"
Sedangkan Helly yang mendengarnya sudah mengerti, air matanya semakin mengalir deras dan terus berusaha untuk memberontak.
"Diam sayang. Nikmati dulu hari harimu bersamaku sebentar saja. Kau harus membayar semuanya, karena setelah kau menghancurkan hidupku, aku sudah tidak dianggap lagi dimana pun. Aku dendam, apalagi kepada bosmu itu. Ouw.. maksudku kekasihmu, Varun Edward. Dia sudah membuatku dipenjara selama ini, dan aku tidak akan mengampuni kalian berdua"
"Hmmppp...!!"
Helly kembali memberontak dengan kuat, namun Zain hanya menatapnya dengan seringai liciknya.
"Oh, apa kau ingin bicara denganku? Hm baiklah, akan kubuka kain dimulutmu ini sayang" Zain pun membuka kain pada mulut Helly dan membuat wanita itu langsung menatapnya tajam.
"Hentikan perbuatanmu ini Zain! Apa kau sudah tidak waras, ha?!" pekik Helly dengan kencang.
"Hei..!! Jangan berani berteriak padaku jalang atau aku patahkan lehermu ini sekarang juga!!" Zain mencekal leher Helly dengan kuat kemudian melepaskannya setelah beberapa menit dan langsung membuat Helly terbatuk.
"Aku peringatkan padamu Zain, aku bukan jalang!"
"Benarkah? Bukankah kau jalang semua pria termasuk kekasihmu itu?"
"Hentikan omong kosongmu itu!"
"Ck, sudahlah Hel. Aku tahu itu. Tapi itu semua tidak penting bagiku, yang kuinginkan hanya membalaskan dendamku terhadap dirimu! Aku tidak akan pernah rela jika melihat kau bahagia dan hidup tenang didunia ini, sedangkan aku menderita. Tidak akan kubiarkan. Kau ingat itu baik baik" bisik Zain sambil mengusap pipi Helly, namun wanita itu membuang wajahnya dengan kasar.
"Kumohon, lepaskan aku!! Kau akan habis jika Varun mengetahui semua perbuatanmu ini!" pekik Helly.
"Hahaa.. itu pun jika dia tahu kalau kau sedang bersamaku. Sementara pria itu sampai, kau sudah menjadi jalangku" bisik Zain kembali.
"Tidaakk..!! Lepaskan aku bajingan!!"
-
Varun kini meregangkan otot otot lengannya yang sudah lelah untuk bekerja sejak tadi, pria itu kemudian mengambil telfon kantor dan hendak menelfon Helly diruangannya namun tidak terjawab. Varun kemudian memilih untuk melihat Helly diruangannya lewat ventilasi kaca, namun pria itu tertegun saat mendapati wanitanya tidak ada. Varun mulai bingung, kemudian mengambil ponselnya sendiri dan menelfon nomornya namun tidak aktif.
"Astaga, kau dimana Hel?" lirih Varun, pria itu berkeliling menyusuri koridor kantor dan menanyai satu persatu keberadaan Helly pada orang orang namun semuanya tidak ada yang tahu.
"Sayang, kau..kau dimana? Kenapa kau pergi tidak mengatakan padaku? Apa kau dirumah sekarang? Ah, kau tidak mungkin pergi atau pulang begitu saja tanpa bilang padaku" gumamnya.
Varun terdiam sejenak, pikirannya mengingat sesuatu.
'Aku sudah tahu kalau kau dan Helly itu memiliki hubungan istimewa'
'Heh, baguslah kalau kau tahu sendiri. Jadi aku tidak perlu bersandiwara lagi'
'Ya, itu memang bagus untukku. Tapi aku tidak akan membiarkan kau terus bersamanya Var, kau tahu sendiri kan bagaimana hasratku untuk mendapatkanmu?'
'Ouww.. Helly? Dimana dia sekarang?'
'Apa maksudmu? Tentu saja dia ada diruangannya. Ini masih jam kerja'
'Benarkah? Kuharap wanita itu masih berada diruangannya sekarang. Baiklah, aku kembali bekerja. Good job sir Varun!'
Mengingat semua itu, Varun mengepalkan kedua tangannya dengan marah.
"Teja!" bisiknya.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY DESTROY [END]
Romansa[COMPLETED] Adult! "Aku membutuhkan tangisan dan kehancuranmu lebih dari apapun" -- Varun Edward Levino DONT COPY PASTE! {Ditulis tanggal: 6 Juni 2019 Selesai ditulis: 17 Agustus 2019} Chirkoot.