WARNING!! 18++!!
Sudah ada peringatan yaa, silahkan kalo yg gasuka gausah dibaca! Karena ada scene dewasanya:)******
Singkat cerita, Varun dan Helly melaksanakan pertemuan mereka dengan baik. Varun sangat senang karena dia berhasil mendapatkan proyek yang diinginkannya itu. Saat ini, mereka sedang diperjalanan pulang menuju hotel dan akan kembali ke New York besok pagi.
Sejak tadi Helly hanya diam, dan itu membuat Varun bingung. Seingatnya tadi saat mereka berhasil mendapatkan proyek itu, Helly terlihat sangat bahagia dan begitu bersemangat. Namun kali ini, wanita itu malah diam.
"Kau kenapa Hel?" tanya Varun.
"Euh aku..aku"
Varun mengernyitkan dahinya bingung.
"Aku kenapa?""Aku..aku lapar sir" jawab Helly dengan malu.
Varun menaikan alisnya dan tersenyum kecil, "Aku lupa kalau kau tadi belum sempat makan siang karena sibuk mengurus proyekku ini. Baiklah, aku akan memesankan makanan untukmu kau duluan saja ke kamar hotelnya"
Helly menggeleng pelan.
"Aku bersamamu saja, aku tidak mau sendiri" bisik HellyMendengar itu, Varun sempat terdiam namun dengan cepat mengalihkannya dan mereka kemudian menuju tempat pemesanan makanan.
"Tolong bawakan sepiring fried rice, steak, spagheti bolognaise, milkshake dan yang terakhir segelas cappuchino ke kamar nomor 260"
Pelayan itu tampak tertegun karena Varun memesan makanan hotel yang begitu banyak.
"Wah sir, pasti istrimu lapar sekali bukan sampai memesan sebanyak itu? Kalian pasti akan pesta setelah ini. Hahaa.. lucu sekali" gumam pelayan itu sambil terkekeh geli.
Mendengar itu, Varun dan Helly saling menatap. Helly merasa malu karena pelayan itu menyebutnya sebagai istri Varun.
"Hentikan ocehanmu itu. Bawakan saja kekamar yang sudah aku pesan, ini uangnya dan jangan bicara seenakmu saja padaku" ucap Varun dan langsung berlalu pergi setelah memberikan sejumlah uang.
"So..sorry sir"
Pelayan itu menunduk dan merasa malu, sedangkan Helly menatapnya sejenak lalu kemudian menyusul Varun.Sesampainya dikamar, Helly melihat Varun tengah membuka jas dan dasinya dan hendak berlalu pergi ke kamar mandi.
"Kenapa kau memesan makanan sebanyak itu?"
Suara Helly menghentikan langkah Varun, pria itu kemudian menatapnya.
"Kau bisa bawakan itu untuk Hanny. Biasanya selalu begitu kan" jawab Varun dan masuk menuju kamar mandi.
Sedangkan Helly menghempaskan bokongnya dan duduk diatas sofa sambil mengusap wajahnya gusar.
"Ada apa denganku? Sepertinya perasaanku padanya memang tidak pernah berubah"Varun berada didalam kamar mandi, pria itu mengguyur tubuhnya dengan shower. Dengan bertelanjang dada, dan hanya memakai boxernya saja Varun terdiam sambil memikirkan sesuatu. Varun juga mengingat perkataan pelayan tadi yang mengatakan bahwa Helly adalah istrinya.
'Helly, kenapa kau tidak mengatakan sesuatu? Kenapa kau tidak mengatakan kalau kau masih mencintaiku ha?! Aku lelah, aku sangat ingin mendapatkanmu kembali. Tapi aku..aku tidak ingin memaksa, aku ingin kau sendiri yang mau kembali kedalam pelukanku'
Varun memukul dinding dengan sedikit keras, kemudian mengusap rambut basahnya keatas.
'Aku akan melakukan sesuatu agar Helly menginginkan itu dengan sendirinya, tanpa perlu aku paksa. Aku sudah tidak tahan lagi dengan keadaan seperti ini'
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY DESTROY [END]
Romantizm[COMPLETED] Adult! "Aku membutuhkan tangisan dan kehancuranmu lebih dari apapun" -- Varun Edward Levino DONT COPY PASTE! {Ditulis tanggal: 6 Juni 2019 Selesai ditulis: 17 Agustus 2019} Chirkoot.