41. PDKT again:)

2.7K 76 4
                                    

******

Varun dan Helly saling bertatapan dalam diam. Mereka sama sama tak menyangka bisa bertemu kembali. Varun juga tidak tahu kalau wanita yang dia tolong karena hampir diperkosa itu adalah Helly,
begitu juga dengan Helly wanita itu merasakan dua hal saat menatap wajah Varun dihadapannya. Sepintas bahagia melihat pria yang pernah sangat dicintainya, sepintas juga mengingat semua masa lalunya bersama pria itu.

"Thank you Varun" bisik Helly.

Varun mencoba tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Tidak perlu berterimakasih Hel. Aku..aku tidak percaya kalau ini kau"

Helly kemudian mengalihkan pandangannya, kedua matanya mulai berair. Air matanya terus saja memberontak untuk keluar namun wanita itu berusaha menahannya.

"Aku..aku permisi"
Helly pun pergi dengan cepat meninggalkan Varun yang masih menatapnya.

"Oh God! Aku tidak percaya ini. Aku menatap wajahnya kembali setelah sekian lama. Astaga.." Varun membekap mulutnya sendiri sambil mengusap rambut berponinya keatas.

Helly memilih untuk kembali keruangannya dan menumpahkan tangisannya disana. Wanita itu ingin sekali menangis dengan puas saat ini, bertemu kembali dengan Varun dan menatap wajahnya membuat hatinya terasa sesak. Helly meremas kuat tas nya yang dijadikan pelampiasan untuk menangis diatas meja riasnya.

"Kenapa aku bertemu lagi dengannya? Kenapa aku juga lupa kalau dia masih berada disekitarku selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa aku bertemu lagi dengannya? Kenapa aku juga lupa kalau dia masih berada disekitarku selama ini. Aku tidak tahu.. harus bagaimana. Hatiku merasa sesak, sekaligus bahagia menatap wajahnya yang selama ini tidak pernah kulihat setelah bertahun tahun lamanya. Tuhan.. kenapa kau memainkan takdirku lagi? Sudah cukuphh..!"

-

"Sir El, bagaimana bisa kau menyimpan model pria seperti itu? Dia hampir saja memperkosanya!" pekik Varun pada El yang terlihat menundukan kepalanya.

"I'm sorry sir. I don't know about it" jawab El dengan gugup.

Varun memalingkan wajahnya sambil menarik kerah jasnya kuat.
"Jika seperti ini, aku akan mempertimbangkan kembali untuk bekerja sama dengan stagemu ini"

El yang mendengarnya merasa sedikit terkejut, "Please sir, kita sudah setengah jalan. Jangan sampai kau batalkan kerjasama kita, aku..aku akan memecat Devan dari stageku agar dia tidak memperkosa model wanita manapun disini"

"Kau jangan berpikir hanya pria bernama Devan itu saja yang bisa memperkosa model wanita disini, yang lain mungkin juga bisa. Jadi tolong perhatikan keamanan disini, jaga kehormatan wanita disini walau pekerjaan menjadi model dewasa memang mengundang unsur gairah dan nafsu"

El mengangguk dengan cepat.
"Baik sir, akan kulakukan. Tapi tolong, jangan batalkan kerjasama kita" pinta El.

Varun hanya mengangguk saja, namun pikirannya mengingat tentang Helly. Pria itu masih merasa bingung, bagaimana Helly bisa menjadi model dewasa apalagi bintang porn disini? Pantas saja saat ditoilet tadi Helly sangat seksi dengan lingerie ditubuhnya.

"Aku ingin bertanya padamu sir El" ucap Varun.

"Silahkan sir"

"Ehm.. model bernama Helly yang tadi hampir diperkosa oleh Devan itu memang bekerja disini? Sejak kapan dia berada disini?" tanya Varun dengan penasaran.

"Sebenarnya Helly itu adalah model milik kakak ku Frans di Los Angeles, Helly tinggal disana namun Frans mengalihkan jobnya kemari dan aku yang akan menjadi produsernya disini. Helly sangat menarik, dia professional saat bekerja namun kadang aku sedikit kasihan padanya karena tak jarang model pria yang berpikiran mesum mencoba mencari kesempatan untuk menyentuhnya. Tapi sungguh, wanita itu benar benar cantik dan seksi, pria yang memilikinya pasti sangat beruntung dan aku juga seperti.."

"Cukup! Aku hanya bertanya tentang Helly dan pekerjaannya bukan pendapatmu sir" bantah Varun yang merasa tak suka jika seseorang berlebihan memuji Helly.

El pun menunduk kembali.
"Sorry sir"

"Thank you"
Varun pun kemudian berlalu pergi.

-

Setelah kejadian ditoilet tadi, Helly meminta izin untuk pulang lebih awal karena hatinya masih merasa sakit saat mengingat Devan yang hampir memperkosanya. Namun saat sampai diluar, Helly baru ingat dia tidak membawa mobil karena tadi pagi dia berangkat dengan Devan. Dengan cepat wanita itu mengambil ponselnya untuk memesan kendaraan online, namun seperti biasa ponselnya mati karena lowbatt.

"Ck, payah! Sekarang aku harus bagaimana? Apa aku harus berjalan kaki atau menunggu taksi datang? Tapi ini sudah hampir gelap" gumam Helly.

"Perlu aku antar?"

Suara seseorang mengalihkan perhatian Helly, wanita itu berbalik dan menatap Varun yang kini sedang berada dibelakangnya.

"Ti..tidak perlu. Aku..aku menunggu taksi saja" jawab Helly dengan gugup, wanita itu tidak ingin menatap wajah Varun apalagi kedua matanya.

"Hari sudah hampir gelap, kau yakin akan menunggu disini?" tanya Varun.

Helly hanya mengangguk saja dan mencoba mengendalikan dirinya saat Varun berada dekat disampingnya.

Grugg..

Helly tersentak pelan sambil menyentuh perutnya, sedangkan Varun mengernyitkan dahinya saat mendengar suara sesuatu. Namun sesaat kemudian, pria itu tersenyum ketika menyadarinya.

"Suara apa itu?"

Helly menggeleng dengan gugup.
"Su..suara? Ti..tidak ada"

"Ya, suara. Seperti suara perut yang sedang kelaparan.." sindir Varun dengan seringainya.

Mendengar itu, Helly merasa salah tingkah dan ekspresi wanita itu membuat Varun terkekeh geli saat menatap wajahnya yang sangat cute dengan kedua pipi yang merona.

"Aku tahu itu suara perutmu Hel, kau lapar bukan? Ayo kita cari tempat makan disekitar sini" ajak Varun.

"Tidak perlu, aku ingin pulang saja"

Varun menyeringai pelan sambil mengangguk, "Baiklah, kau tunggu saja disini sampai besok dengan perut kelaparanmu itu!" ucapnya dan perlahan melangkah mundur.

Helly yang melihat Varun akan pergi merasa ragu, apalagi kini wanita itu memang sangat lapar karena dia tak sempat untuk makan siang tadi karena sibuk untuk menenangkan diri dan menangis diruangannya, taksi juga satu pun tak ada yang melintas dihadapannya. Oke! Aku menyerah..

"Tunggu! Aku akan ikut denganmu"

Varun yang sejak tadi memang sengaja menggoda Helly langsung tersenyum puas ketika wanita itu mau ikut bersamanya.

"Baiklah, akhirnya kau menyerah juga. Ayo kita ke mobilku"
Varun pun berjalan pelan dengan Helly dibelakangnya yang hanya menatap punggung pria itu.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang