Happy Reading✨
******
Varun dan Helly pun kini sudah sampai disebuah restoran. Mereka menjalani meeting dengan baik. Helly juga mempresentasikan proposal yang sudah dia buat dengan baik. Setelah acara meeting, Varun mengajak klien nya untuk sekaligus makan siang direstoran tersebut. Varun juga meminta Helly untuk ikut makan bersamanya. Semuanya selesai pukul dua siang, klien pun kembali pergi setelah menyelesaikan proyek nya bersama Edward Corporation.
Helly masih duduk direstoran sambil menyedot milkshake yang sempat dia pesan tadi. Wanita itu menunggu Varun yang sedang pergi ke toilet, namun Helly merasa pria itu sudah cukup lama pergi dan dirinya juga sudah cukup lama menunggu. Helly pun merasa khawatir, dia kemudian menyusul Varun ditoilet.
"Varun..! Kau disana?" teriak Helly sambil melihat lihat pintu toilet pria. Ada juga pria pria lain yang menatapnya, Helly merasa risih karena dirinya harus pergi menuju toilet pria.
"Euh maaf, aku sedang mencari seseorang. Jangan salah paham padaku" tegas Helly pada dua pria yang sedang menatapnya bingung, namun kemudian mereka berlalu pergi.
Pintu toilet terbuka dan menampakan Varun yang sedang membenarkan sabuknya. Pria itu terkejut saat menatap Helly berada dihadapannya.
"Kenapa kau kemari Hel? Tunggu saja aku diluar" ucap Varun.
Helly yang melihat Varun langsung mendekatinya, "Hm.. kau lama sekali ditoilet, jadi aku khawatir padamu dan menyusulmu" jawab Helly dengan perlahan.
"Aku baik baik saja, tadi aku hanya kesulitan membersihkan jas ku yang terkena noda saos ini" Varun pun menunjukan jasnya yang berisikan noda pada Helly.
Melihat itu, Helly langsung menyentuh jas Varun dan mencoba untuk membersihkannya.
"Oh benarkah? Biar kubantu.."
Detik itu juga Helly terdiam, pandangannya tak sengaja menatap kearah lain. Helly tertegun saat melihat celana Varun yang belum disleting."Euh, sir. I..itu" ucap Helly dengan gugup.
Varun merasa bingung dengan tingkahnya, "Apa?"
"Itu.. sleting celanamu belum kau naikan" bisik Helly dan menunjuk celana Varun.
Mendengar itu, Varun langsung melihat kearah celananya dan benar saja pria itu merasa malu saat lupa memasang sleting celananya. Varun pun menjauhkan sedikit dirinya lalu memasang sletingnya dengan benar.
"Ehm, ma..maaf. Aku lupa"
Helly hanya bisa mengangguk kecil dan menundukan kepalanya, sedangkan Varun yang masih merasa malu kemudian berlalu pergi diikuti dengan Helly yang berada disampingnya.
"Permisi!!" pekik seseorang yang sedang berlari tergesa gesa dari arah belakang mereka dan tak sengaja mendorong tubuh Helly dan membuat tubuhnya terhuyung dan jatuh menubruk tubuh Varun.
Tubuh mereka sama sama terhentak ke tembok, dan parahnya karena wajah mereka yang tak sengaja bertemu karena dorongan itu membuat bibir mereka kembali bersentuhan. Varun terkejut saat bibir Helly mengecupnya, begitu juga dengan Helly. Varun yang merasa gugup ingin melepaskan bibirnya, namun pria itu merasa seperti ada yang menahannya. Bibir Helly tidak ingin melepaskan bibirnya, dan wanita itu kini malah meremas jasnya dengan kuat sambil menutup kedua matanya untuk merasakan ciuman mereka.
Varun kembali dibuat terkejut dengan sikap Helly yang berubah menjadi sedikit agresif, tidak ingin kehilangan kesempatan ini lagi Varun pun membalas ciuman Helly dan melumatnya dengan cepat. Mereka menikmati ciuman panas mereka, Helly meraih tengkuk Varun untuk memperdalam kecupannya. Bahkan Helly sudah lupa dengan dirinya, entah kenapa tubuhnya seakan menginginkan sentuhan Varun kembali.
Untung saja disekitar mereka sepi, jadi mereka bisa menikmatinya sejenak. Namun tanpa disadari, Teja sudah berada disekitar mereka dan mengintip apa yang dua insan itu lakukan. Teja terlihat membekap mulutnya dengan terkejut saat melihat Varun berciuman dengan sekretaris barunya itu.
"A..apa? Mereka..?! Va..Varun dia..
Aku..aku semakin yakin kalau mereka berdua memiliki hubungan yang lebih satu sama lain, benar kan dugaanku. Ini tidak bisa dibiarkan! Wanita itu dengan lancang berani mencium Varun. Sialan!"Teja yang merasa muak sekaligus panas melihat hal itu, langsung berlalu pergi dengan cepat. Sedangkan Varun dan Helly perlahan melepaskan ciuman mereka. Kembali lagi, Helly merasa bodoh dengan dirinya sendiri yang begitu frontal dan juga sangat agresif. Sangat sulit untuk mengendalikan dirinya, kini wanita itu hanya bisa menunduk sambil menggigit bibir bawahnya yang sedikit basah.
"Jangan menggigit bibirmu seperti itu Hel, kau ingin menciumku lagi? Ini sudah kedua kalinya kau mencium bosmu ini Helly" bisik Varun dengan seringainya.
Mendengar perkataan Varun itu semakin membuat Helly merasa malu. Rasanya wanita itu ingin berteriak kencang dan memukul dirinya sendiri atas tindakan bodoh yang selalu dia buat.
"Ma..maafkan aku sir. To..tolong maafkan aku. Aku tahu aku sudah lancang padamu. Aku hanya.. tidak bisa mengendalikan diriku sendiri" jawab Helly yang mulai terisak.
Varun tersenyum dan mengangkat dagu Helly agar menatapnya, namun Helly sama sekali tidak berani menatap pada Varun. Sungguh dia merasa sangat malu dengan dirinya sendiri.
"Tidak bisa mengendalikan dirimu sendiri? Apa maksudmu Hel? Hei, tatap dan lihatlah aku" pinta Varun, Helly pun mulai menatap padanya.
"Kau menginginkanku? Aku tahu Hel kau masih memiliki perasaan yang sama padaku, aku tahu" ucap Varun dengan puas.
Sedangkan Helly yang mendengar itu merasa tidak setuju dan langsung menggelengkan kepalanya kuat.
"Tidak, kau salah. Aku tidak memiliki perasaan itu lagi. Aku masih mengingat mendiang suamiku, sir Varun. To..tolong jangan berpikir hal lainnya. Aku..aku minta maaf karena aku sudah lancang selama ini, jika kau tidak suka kau bisa lakukan apapun yang kau mau"
Varun tertegun mendengarnya, senyum diwajahnya perlahan memudar saat kalimat itu keluar dari bibir Helly.
"Oh maaf, mungkin aku..aku yang terlalu kepedean. Aku lupa, kalau kau hanya memiliki perasaan itu untuk suamimu seorang. Dan hubungan kita hanya rekan kerja saja. Tidak, aku juga tidak akan marah kepadamu tentang hal apapun. Sebaiknya sekarang.. kita kembali ke kantor" ucap Varun dan langsung berjalan pergi, sedangkan Helly masih menatapnya dengan wajah muram.
"Aku tidak tahu Varun, aku masih belum setuju jika kenyataannya aku masih memiliki perasaan itu padamu.
Maafkan aku.."Tbc..
💗💗

KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY DESTROY [END]
Roman d'amour[COMPLETED] Adult! "Aku membutuhkan tangisan dan kehancuranmu lebih dari apapun" -- Varun Edward Levino DONT COPY PASTE! {Ditulis tanggal: 6 Juni 2019 Selesai ditulis: 17 Agustus 2019} Chirkoot.