23. Ungkapan Cinta

5.1K 84 0
                                    

******

14.00

Helly perlahan membuka matanya, rasanya dia begitu lelah. Wanita itu merasakan sebuah tangan kekar tengah memeluk perutnya dengan erat. Helly menoleh dan menatap seorang pria yang sedang menutup matanya. Saat melihatnya, entah mengapa senyum terbit diwajah cantiknya.

'Aku mencintaimu Hel..'

'Ahh aku..aku juga mencintaimu Varun'

Semburat merah muncul pada pipi Helly, wanita itu merasa malu sekaligus tak percaya dengan perkataan Varun saat mereka sedang bercinta. Ya, mereka bercinta dari pagi sampai hari mulai siang.

'Apa benar kau mencintaiku Varun? Kau mengatakan itu saat kita bercinta. Dan aku tidak tahu, ada apa dengan diriku sebenarnya. Aku merasa hatiku sangat bahagia mendengar perkataan cintamu padaku. Tapi aku..aku juga mengatakan aku mencintaimu. Ah, apa itu benar?'

Helly membatin sambil mengusap wajah Varun yang begitu tampan saat pria itu sedang tertidur. Perlahan, Varun mulai bergerak dan membuka matanya. Helly pun dengan cepat kembali menutup matanya berpura pura untuk tidur.

Sedangkan Varun yang sudah sadar, merasa terkejut saat dirinya memeluk tubuh wanita yang selama ini dia benci. Dengan cepat pria itu bangkit dan mengingat apa yang telah mereka lakukan.

"Astaga! Ada apa denganku.."

Helly yang mendengarnya juga bangun dan menatap Varun.

"Kau menyentuhku lagi" ucap Helly.

Varun hanya terdiam, pria itu kembali memasang wajah sinisnya pada Helly.

"Maaf, aku mungkin tidak sadar. Aku..aku terbawa suasana" ucap Varun dengan asal.

Sedangkan Helly tersenyum tipis menatap Varun yang sama sekali tidak menatapnya.

"Kau masih ingat apa yang kau ucapkan saat kau bercinta denganku?"

Varun mengernyitkan dahinya bingung.
"Apa?"

"Kau melupakannya? Kau mengatakan kalau kau mencintaiku Var.." bisik Helly.

Seketika Varun terdiam, pria itu memang mengingat perkataannya. Bahkan percintaan panasnya dengan Helly masih terekam jelas dipikirannya. Tapi Varun sama sekali tidak mengerti, bagaimana bisa dia mengatakan cinta padanya.

"Heh, kau..kau jangan berpikir perkataanku itu serius. Aku sama sekali tidak pernah mencintaimu! Kau kan tahu sendiri kalau aku sejak dulu hanya membencimu! Ingat, hanya benci! Dan kau jangan berpikir macam macam tentangku"

Deg!

Bagai petir yang menyambar dihatinya membuat dada Helly langsung terasa sesak. Air mata wanita itu perlahan berjatuhan.

"Kau jangan kepedean denganku. Karena aku..aku tidak mungkin mencintaimu" ucap Varun sambil memalingkan pandangannya. Pria itu memakai pakaiannya kembali dan berlalu meninggalkan Helly.

Bulir air mata masih menggenangi pelupuk mata Helly. Wanita itu menyentuh dadanya yang semakin terasa sesak.

"Ada apa denganku? Aku benar benar bodoh! Bagaimana mungkin aku bisa berpikir kalau pria itu juga mencintaiku? Aku benar benar terjebak dalam situasi sulit ini, sepertinya aku..aku mencintai pria itu. Pria devil yang selama ini menyakiti diriku"

"Arghh! Kau bodoh Hel! Bodoh! Payah! Tidak berguna! Bisa bisanya kau mencintai pria itu dan menikmati setiap sentuhannya pada tubuhmu! Kau memang jalang murahan! Ya jalang yang tidak punya harga diri!"

Helly berteriak dengan keras, dan menjambak rambutnya sendiri dengan kasar. Sesak didadanya semakin menjadi, bersamaan dengan air matanya yang semakin mengalir dengan deras.

-

Setelah pergi dari rumah Helly, Varun kembali pulang dan menuju kamarnya. Pria itu terduduk lemas dibawah ranjangnya.

'Aku mencintaimu Hel..

'Ahh aku..aku juga mencintaimu Varun'

'Kau masih ingat apa yang kau ucapkan saat kau bercinta denganku?'

'Apa?'

'Kau melupakannya? Kau mengatakan kalau kau mencintaiku Var..'

'Heh, kau..kau jangan berpikir perkataanku itu serius. Aku sama sekali tidak pernah mencintaimu! Kau kan tahu sendiri kalau aku sejak dulu hanya membencimu! Ingat, hanya benci! Dan kau jangan berpikir macam macam tentangku'

'Aku..aku tidak mungkin mencintaimu'

ARGHHH!!

Varun menarik selimut diranjangnya dan membuangnya dengan kasar. Ranjang yang semula rapi kini menjadi berantakan. Varun terlihat mengacak rambutnya dengan bingung.

"Apa aku memang mencintai wanita itu?! Hatiku benar benar sakit saat mengatakan bahwa aku tidak mencintainya. Tidak mungkin kalau aku mengatakan aku mencintainya, tidak!" pekik Varun, kedua matanya tampak memerah dan berair.

Pandangan pria itu tiba tiba teralih pada sesuatu. Varun mengambil bingkai foto Helly yang sudah rusak dan berlubang, pria itu ingat saat dirinya menusuk foto Helly dengan pisau. Saat itu hatinya dipenuhi dengan kebencian.

Varun menatap foto Helly, jemarinya mengelus foto yang sudah rusak itu. Perlahan air mata pria itu lolos dan jatuh begitu saja membasahi foto Helly.

"Apa aku memang mencintaimu? Tapi.. aku merasa bodoh dengan diriku sendiri. Kenapa bisa bisanya aku mencintai wanita pembunuh mamaku sendiri? Wanita yang selama ini ingin kuhancurkan"

"Tapi jujur, hanya wanita ini yang bisa membuat hatiku menjadi sakit dan sesak seperti ini, rasanya sulit untuk bernafas. Tubuhnya yang seakan menjadi canduku, hanya wanita ini yang bisa membuatku bergairah dan merasakan kepuasanku. Dia..dia benar benar berbeda dengan wanita yang lainnya"

Varun masih menatap foto Helly dengan air mata yang berlinang. Pria itu kemudian menatap kearah langit kamarnya.

"Maa, maafkan Varun. Aku benar benar bodoh, dendam pembalasanku malah berakhir menjadi seperti ini. Aku sangat membencinya, aku tidak pernah mencintai wanita itu kan maa? Benar kan? Mungkin aku hanya terbawa suasana saja. Aku tidak akan pernah bisa mencintai wanita pembunuh ini, dia yang telah membuat mama tidak ada disini bersamaku. Dan sampai kapan pun, aku tidak akan pernah melupakannya"

Setelah itu, Varun mengusap air matanya dan menaruh foto Helly dengan kasar. Pria itu masih belum mau percaya dengan hatinya sendiri, bahwa dia memang mulai menaruh hati pada wanita yang dia sebut sebagai pembunuh itu.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang