21. Again!

3.5K 78 0
                                        

******

20.00

"Kakk aku lapar.." rengek Hanny.

Helly menepuk dahinya karena lupa membeli bahan bahan untuk memasak yang ternyata sudah habis didapurnya.

"Astaga, tidak ada yang bisa kakak masak Han.." keluh Helly.

"Ehm kalau begitu, pesan online saja kak"

"Ck, ponsel kakak mati Han" gerutu Helly.

"Lalu bagaimana?"

"Euh begini saja, kakak akan beli makanan diluar. Kau tunggu dirumah ya" pinta Helly, Hanny pun mengangguk.

Helly pun pergi ke sebuah restoran cepat saji yang berada didekat rumahnya dan membeli dua bungkus spagheti bolognaise. Setelah mendapatkannya, Helly berjalan kembali menuju rumahnya namun sesuatu memancing pandangannya.

Wanita itu melihat seseorang yang sangat dia kenali sedang berjalan limbung sambil membawa sebuah botol, seperti botol minuman keras.

"Va..Varun? Itu kan Varun? Ada apa dengannya?" ucap Helly, wanita itu pun menghampiri Varun yang terduduk disebuah kursi taman sambil tetap meneguk minumannya. Entah ada apa dengan dirinya, yang rasanya ingin sekali untuk menemui pria itu.

"Varun.." panggil Helly.

Pria itu terdiam saat mendengar sebuah suara yang sangat dia kenali. Perlahan, Varun menoleh dan menatap Helly yang berada dihadapannya.

"Ehh.. kau ternyata. Bagaimana kabarmu Hel? Ehm.. apa kau baik?" Varun berbicara sedikit meracau dengan tidak jelas.

"Euh aku..aku baik. Tapi kenapa kau mabuk seperti ini Var?" tanya Helly.

Varun yang mendengarnya malah tertawa dan menatap Helly.

"Ya aku mabuk. Aku bosan dengan hidupku ini.. hahaa aku yakin kau pasti bahagia melihatku hancur seperti ini kan?"

"Tidak. Aku..aku"
Helly merasa gugup saat Varun mendekatinya, jantungnya kembali berdegup dengan kencang.

"Ini semua karena kau! Hidupku hancur! Kau pasti bahagia kan? Kau pasti puas melihatku seperti ini? Kau dan aku impas, kau dulu dikhianati oleh cintamu dan sekarang aku pun sama. Kau pasti merasa sangat bahagia.."

Sedangkan Helly merasa bingung dengan perkataan Varun.

"A..apa maksudmu? Aku tidak mengerti"

Varun terdiam dan tersenyum menatap Helly, namun senyumnya masih terlihat seperti seringai licik.

"Bagaimana hidupmu bersama Zaroon? Kau bahagia kan bersamanya? Kau..kau semakin cantik semenjak meninggalkanku Hel.." bisik Varun tepat ditelinga Helly.

"Hentikan Varun. Kau sedang mabuk. Sebaiknya kau pulang" pinta Helly.

"Hahaa.. hidup memang seperti ini. Dimana ada cinta disitu akan ada sebuah kesedihan dan pengkhianatan nantinya. Aku..aku benar benar tidak.. mengertihh"

"Varun!" pekik Helly saat tubuh limbung Varun jatuh menimpa bahunya.

"Varun, bangun!" Helly menepuk pipi Varun yang sedang pingsan.

"Astaga, bagaimana ini? Dia pingsan pasti karena terlalu banyak minum. Disini juga sepi karena sudah malam, tidak mungkin aku membawanya pulang kerumahnya. Sebaiknya aku membawanya saja kerumah" gumam Helly dan perlahan memangku tangan Varun dibahunya dan membawa pria itu kerumahnya, untung saja jarak rumahnya tidak jauh dari taman.

"Hanny..! Tolong bantu kakak.." teriak Helly saat sudah sampai didepan pintu.

Hanny yang melihatnya terkejut saat mendapati kakaknya tengah membopong tubuh seorang pria yang dikenalinya.

"Dia.. kak Varun? Kenapa kakak bawa dia?!" gerutu Hanny.

"Ck, diam dulu Han. Ini darurat! Cepat bantu kakak bawa dia ke kamar" pinta Helly lagi, Hanny pun mengangguk dan membantu membawa tubuh Varun.

Setelah sampai dikamar, Helly membaringkan tubuh Varun.

"Kak, dia kenapa?" tanya Hanny.

"Euh dia pingsan Han. Kakak melihatnya dan kakak menolongnya" jawab Helly.

"Kenapa dibawa kemari? Bawa saja kerumahnya. Dia kan jahat!" gerutu Hanny dengan tidak suka.

"Hanny, kau tidak boleh seperti itu. Sebagai manusia kita harus saling tolong menolong, dan kakak tidak pernah mengajarimu untuk memiliki rasa dendam dan sinis pada orang yang lebih tua darimu!" ucap Helly.

Hanny pun hanya mengangguk lemah.
"Baiklah kak. Aku minta maaf"

"Yasudah, ini kakak belikan spagheti bolognaise kesukaanmu. Kau makanlah dulu, nanti kakak menyusul"

"Wow, ini pasti sangat lezat! Aku duluan ya kak.." Helly mengganguk sambil tersenyum, sedangkan Hanny pun langsung pergi dengan membawa makanannya.

Helly kemudian menatap Varun yang sedang tertidur diranjangnya. Wanita itu perlahan melepas sepatu Varun dengan perlahan, dan membersihkan tubuhnya yang sedikit kotor.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia jadi seperti ini? Apa terjadi sesuatu?" gumam Helly dan mengusap wajah Varun dengan tisu.

Saat mengusap wajahnya, Helly terdiam dan menatap wajah Varun yang sedang tertidur dengan damai. Sebuah senyum terukir dibibirnya saat menatap wajah pria itu dengan dekat.

'Tampan sekali pria ini. Dia sangat manis jika sedang menutup mata seperti ini. Tapi jika dia sudah bangun, sifat devil nya kembali berkuasa!'

Helly terus membersihkan wajah Varun dengan perlahan sambil terus menatap memuja padanya. Entah apa yang membuatnya jadi seperti ini.

"Astaga Hel, hentikan matamu itu! Kau selalu saja menatapnya?! Ck, aku tidak mengerti ada apa denganku" gerutu Helly dan berhenti mengusap wajah Varun setelah dirasa sudah bersih.

Wanita itu kemudian menyelimuti tubuh Varun dengan perlahan. Pria itu masih tetap tertidur sangat pulas dengan wajah lelahnya. Sedangkan Helly masih menatapnya, tapi dengan cepat wanita itu mengalihkan tatapannya dan bergegas untuk menemui Hanny.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang