28. Forgive Me

3.6K 93 0
                                    

******

"Kakak.." lirih Hanny bersamaan dengan isak tangisnya. Gadis kecil itu menangis sendirian dikursi tunggu.

Tak lama kemudian, Varun dan juga Zaroon datang. Mereka yang melihat Hanny tengah menangis, langsung menghampirinya.

"Hanny.." Varun mencoba duduk dan mendekati Hanny, tapi gadis itu malah menjauh dan memilih mendekati Zaroon.

"Pergi kau! Kau jahat! Karena kau kakak ku jadi seperti ini! Aku membencimu..!" teriak Hanny.

"Hanny, tidak boleh seperti itu" bisik Zaroon dan mengusap rambutnya.

"Tapi dia memang jahat kepada kak Helly. Dulu dia selalu menyiksa dan menyakitinya, selalu memerintahnya seperti binatang. Dan sekarang, dia kembali lalu membuat kakak ku menjadi seperti ini!" Hanny menatap pada Varun dengan matanya yang memerah karena kesal.

Sedangkan Varun hanya terdiam, pria itu kembali bersedih dan meneteskan air matanya.

"Maafkan aku. Ya, kau memang benar Hanny. Semua ini terjadi karena aku. Aku memang jahat seperti katamu. Dan aku, berhak untuk menerima karma dari perbuatanku sendiri" ucap Varun.

"Varun, sudah cukup. Kau jangan seperti ini, yang terpenting kau sudah menyesali semua perbuatanmu" ujar Zaroon dan menepuk bahu Varun.

"Kak Zaroon, bawa dia pergi! Untuk apa dia datang kemari?! Dia disini hanya akan membuat kakak semakin menderita!" pekik Hanny.

Zaroon cukup terkejut mendengar perkataan Hanny. Baru pertama kali dia melihat gadis kecil ini terlihat begitu sangat marah. Yang Zaroon kenal, Hanny anak yang periang dan lucu, dia jarang terlihat sedang marah atau pun kesal.

"Hanny, sudah!" bisik Zaroon lagi dan mencoba menenangkannya.

Sedangkan Varun kembali bersedih, pria itu merasa setuju dengan perkataan Hanny. Semua ini memang terjadi karena dirinya, karena keegoisan dan sifat pendendamnya.

"Permisi" ucap dokter yang baru keluar dari ruangan.

Varun yang melihatnya langsung bangkit dan menghampirinya, begitu juga dengan Zaroon dan Hanny.

"Dok, katakan.. bagaimana keadaan Helly sekarang" pinta Varun dengan cemas sambil menggoyangkan lengan dokter.

"Maaf"

Deg!

Varun merasa tercekat mendengar kata 'maaf' yang keluar dari mulut dokter itu.

"Ma..maaf? Mak..maksud dokter apa?! Katakan!" pekik Varun dan mendorong bahu dokter itu.

"Var, tenanglah" bisik Zaroon dan mencoba menarik tubuh Varun
"Dok, katakan bagaimana keadaan Helly sekarang" lanjutnya.

"Jadi begini tuan, kami hanya membantu pasien untuk bertahan hidup dengan memasang banyak alat ditubuhnya. Jika alat itu lepas, maka mungkin kalian tidak akan mendapatkannya lagi. Saat ini kondisinya koma"

Varun merasa tubuhnya melemas, pria itu terduduk dikursi dengan tatapan kosong. Sedangkan Zaroon membekap mulutnya sendiri dengan tak percaya.

"Jika ada keluarga dari pasien yang ingin menemuinya, hanya dua sampai tiga orang secara bergantian" lanjut sang dokter.

"Saya permisi"

"Terimakasih dok" ucap Zaroon dan kemudian pria itu duduk dan merangkul bahu Varun.

"Kak Zaroon, kakak ku kenapa? A..apa maksud dokter itu dengan koma? Aku tidak mengerti" ucap Hanny yang merasa bingung dan takut, karena gadis itu masih polos.

"Aku akan menemui Helly" ucap Varun dan masuk keruangan tempat Helly dirawat.

Sedangkan Zaroon menatapnya dan membiarkan Varun untuk melihat Helly. Kemudian pria itu merangkul tubuh Hanny dan menjelaskan apa yang tidak dia mengerti.

Varun yang kini sudah berada didalam, menatap tubuh tak berdaya Helly yang sedang terbaring dikasur rumah sakit. Banyak alat medis terpasang ditubuhnya, suara detak jantung wanita itu terdengar dari alat disampingnya. Melihat keadaan Helly saat ini, membuat air mata Varun semakin mengalir.

Varun menarik kursi dan duduk didekat Helly, pria itu menatap lama wajah damai miliknya. Wajah yang ternyata selama ini sangat dia rindukan.

"Maafkan aku.." bisiknya.

Varun kemudian meraih tangan Helly dan menggenggamnya erat.
"Maaf.. maaf.. maaf.."
Hanya kata itu yang keluar dari bibirnya bersamaan dengan air mata penyesalannya.

"Hel, aku menyesal. Ya, kau benar. Semua perkataanmu benar. Lihat Hel, kau yang menang dan aku yang kalah. Kau pasti merasa puas kan melihatku seperti ini?"

Varun mengecup jemari Helly lalu memeluknya dileher.

"Kau ingat apa yang kau ucapkan padaku? Saat kita tidak sengaja bertemu ditoilet caffe?"

'Sungguh Varun, kau bisa mengatakan ini sekarang. Dan kau boleh membenci diriku sesuka hatimu, itu hakmu. Tapi jika kau tahu semua kebenarannya, bahwa aku sama sekali tidak pernah bersalah dalam kematian mamamu.. jangan harap kau bisa bertemu denganku, apalagi menatap wajahku seperti ini'

'Ingat semua kata kataku Varun, suatu saat kau akan mengerti semua perkataanku. Kau akan tunduk dibawah kakiku hanya demi meminta satu maaf dariku..'

"Ingat? Kau pasti ingat semua umpatan mu padaku. Benar sekali Hel. Yes, you right! You winner! Now, aku mengerti semua perkataanmu. Kau ingin aku tunduk dibawah kakimu kan? Baik, akan kulakukan. Tapi kumohon, bangunlah. Jangan tinggalkan aku sendiri, aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku..aku mencintaimu. Ya, aku mencintaimu"

"Kau dengar kan? I love you. I love you so much. Please, bangunlah dan aku berjanji aku akan berlutut dibawah kakimu dan meminta maaf atas sakit hati yang kuberikan padamu dulu. Kumohon.."

Isak tangisan Varun terdengar dengan pelan, pria itu menunduk dan menangis sambil memeluk tangan Helly.

"I'm sorry. Aku baru menyadari cintaku padamu. Aku telah jatuh cinta padamu Helly. Dan sekarang aku percaya bahwa aku memang mencintaimu. Kebencianku kini berubah menjadi rasa cinta yang sangat kuat padamu. Dan.. kau ingat saat kita bercinta waktu itu aku mengucapkan cinta padamu? Ya itu benar sekali Hel. Aku memang mencintaimu, sangat! Kumohon bangunlah Hel, please.."

Sedangkan disisi lain, Zaroon sudah melihat dan mendengar semuanya. Pria itu meneteskan air matanya perlahan.
"Ternyata Varun sangat mencintai Helly, aku tidak menyangka ini"

Pandangan Zaroon kemudian menatap Helly yang sedang terbaring lemah dan menutup kedua matanya.

"Hel, bangunlah. Ada seseorang yang sangat mencintaimu selain aku sekarang, dia menginginkanmu lebih dari aku. Varun, ya pria itu. Aku tidak tahu apa kau mencintainya juga atau tidak, karena kau selalu saja menolak dan tak menjawab pernyataan cintaku. Apa semua itu alasannya adalah Varun? Kau tidak bisa menerima cintaku karena kau mencintainya?" Zaroon mengusap air matanya dan memilih untuk menemani Hanny yang sedang duduk dikursi.

Varun yang sedang menunduk, kemudian terdiam. Pria itu ingat jika Helly sempat mengandung anaknya, dan sekarang.. dia sudah tidak ada.

"Hel, kau mengandung buah cinta kita. Tapi kau tidak memberitahuku? Dan sekarang.. dia sudah tidak bersama kita lagi. Ini semua memang salahku, aku sangat menyesal. Aku tidak tahu, apa setelah ini kau bisa memaafkanku atau tidak" lirih Varun sambil mengusap kening Helly.

"Tidak apa apa Hel jika kau tidak akan bisa memaafkanku. Karena aku tahu kesalahanku begitu besar, dan aku mendapatkan karmaku sendiri. Aku sudah kehilangan anakku yang belum sempat terlahir kedunia, dan sekarang aku tidak ingin kehilanganmu. Just please.." Varun kemudian mengecup kening Helly dengan sayang dan menyatukan wajahnya, air matanya terus mengalir hingga jatuh ke hidung Helly.

Tbc..

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang