10. Sebuah Kebenaran

5.1K 104 0
                                    

******

"Ayo Zar, kita harus cepat mendapatkan wanita itu. Agar Varun bisa memberinya lebih banyak hukuman karena perbuatannya!" gerutu Justin dengan perasaan benci.

Sedangkan Zaroon hanya terdiam, pria itu tampak memikirkan sesuatu.

"Ehm Jus, tunggu sebentar. Bagaimana kalau kita berpencar saja mencarinya agar lebih cepat ketemu?" tanya Zaroon.

Justin tampak berpikir kemudian mengangguk, "Kau benar. Baiklah aku akan berjaga ditepi jalan itu, aku yakin wanita itu akan lewat kearah jalan itu nantinya"

Zaroon hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Justin dengan cepat menggunakan mobilnya.

"Aku yakin Helly pasti sedang dalam perjalanan atau mungkin dia masih berada dirumahnya. Aku harus kesana" ucap Zaroon.

Dan benar saja dugaan Zaroon. Helly kini tengah bersiap mengemasi barang barangnya bersama dengan Hanny.

"Kita harus pergi darisini, Han"

"Tapi bagaimana dengan maid itu kak? Dia kan suruhan kak Varun itu, kalau mereka mengadukan kita pergi bagaimana?" lirih Hanny yang mulai takut.

"Tenang saja. Kau lupa? Ini sudah hampir larut, mereka mungkin saja sudah tidur. Makanya ayo cepat kita pergi sebelum ada yang melihat" ucap Helly dan menuntun tubuh Hanny bersamanya.

Sedangkan kenyataan sebenarnya jauh dari perkiraan wanita itu. Para maid sudah mengintip dan mengawasi gerak gerik mereka, itu pun setelah mereka memberitahu tuan mereka bahwa Helly dan adiknya itu memang berniat untuk pergi. Para maid itu pun mengikuti mereka secara diam diam.

Helly kini merasa bingung setelah berhasil keluar dari rumahnya sendiri dan sekarang dia tengah merasa cemas saat taksi yang dia pesan sejak tadi tidak kunjung datang.

"Ah sial! Kenapa taksi yang kupesan tidak datang? Ini sudah lama! Astaga, bagaimana jika pria itu datang.." ucap Helly dengan was was.

"Kak, bagaimana sekarang.." keluh Hanny.

"Kau tenang saja, Han. Kita akan pergi darisini dan menjauh dari pria devil itu" lanjutnya.

Dari kejauhan, tampak sebuah mobil berwarna putih mendekat dan berhenti tepat dihadapan mereka. Helly menatap bingung pada mobil itu dan saat pintu mobil itu terbuka, wanita itu menatap seseorang yang dia kenal.

'Itu kan.. Zaroon? Astaga, dia pasti ingin menarikku lagi pada pria itu. Tuhan, aku harus bagaimana..'

"Mau apa kau?!" pekik Helly saat Zaroon sudah mendekatinya, Hanny juga terlihat menyembunyikan tubuhnya dibelakang Helly.

"Tenanglah, kau tidak perlu takut. Aku akan membantumu dan aku akan menyembunyikanmu dari Varun. Aku bukan pria seperti Varun yang memberimu hukuman dengan cara yang tidak benar dan sesuka hatinya" ujar Zaroon yang membuat Helly bingung.

"Apa? Tapi kenapa kau.."

"Jangan banyak tanya! Kau tidak bisa diam disini terus, anak buah Varun yang lainnya bisa saja menyeretmu langsung dibawah kakinya" lanjut Zaroon dan menarik lengan Helly.

Sedangkan Helly tidak bisa berbuat apapun, wanita itu terpaksa mengikuti Zaroon karena tidak ada pilihan lain. Dan Helly juga berpikir, bahwa Zaroon pria yang cukup baik dan kini wanita itu percaya padanya.

Dan tanpa disadari oleh mereka, para maid sudah mendengar semuanya. Maid itu pun langsung memberitahu tuan mereka.

-

Zaroon kini membawa Helly dan Hanny kesebuah Villa pribadi miliknya yang jauh dari kawasan kota. Pria itu memberikan kamar paling atas dan siapapun tidak bisa pergi kesana kecuali dengan izin darinya.

SLOWLY DESTROY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang