Dongpyo masih tidak mengerti mengapa Minkyu dan Jinwoo kini terdampar di bagian mading, keduanya duduk di hadapannya.
Dari diskusi yang berakhir beberapa menit lalu, mereka memutuskan untuk membagi tugas. Mengingat persiapan yang di lakukan tidaklah sedikit. Mulai dari banner, formulir, hingga materi menarik yang akan disampaikan saat sosialisasi pengenalan ekstrakurikuler. Terlebih bagian materi, mereka yang mendapat tugas ini haruslah dapat membuatnya menjadi semenarik mungkin hingga para murid tahun pertama tertarik untuk bergabung.
Sesungguhnya ini adalah pertarungan harga diri antar ekstrakurikuler.
Sementara Dongpyo dan Hyungjun juga beberapa anggota divisi mading lainnya tentunya mendapat bagian mading. Tugas mereka adalah membuat tampilan mading yang dapat menarik siswa tahun pertama. Namun suasananya jadi canggung karena dua pemuda yang duduk diam di hadapan Dongpyo, tidak tahu harus berbuat apa.
"Err, kenapa kalian terlihat seperti anak anjing yang tersesat di sini?"
Itu bukan Dongpyo, melainkan Eunsang.
"Iya benar, aku masih tidak menyangka kalian masuk jurnalistik."
Kali ini Dongpyo yang menanggapi, merasa lucu melihat Jinwoo dan Minkyu yang saling pandang.
Jinwoo bilang dirinya ingin mencoba jurnalistik, tidak salah juga sebenarnya karena dulu Dongpyo masuk jurnalistik dengan alasan yang sama. Sementara Minkyu bilang, dia harus ikut ekstrakurikuler lain agar tidak dipaksa menjadi calon ketua OSIS lagi. Dongpyo dan Hyungjun yang mendengarnya langsung saling pandang, mereka tidak tahu kalau sampai dipaksa seperti itu.
"Ah, aku jadi ingat saat kita masih tahun pertama."
Kalimat Hyungjun langsung ditanggapi Dongpyo dengan semangat.
"Saat masa OSPEK!"
Mereka yang ada di meja divisi mading tertawa menanggapi ucapan Dongpyo. Kecuali Jinwoo, pemuda itu justru sibuk terfokus pada Dongpyo. Senyum tipis terpatri di sudut bibirnya kala melihat Dongpyo yang tampak bersemangat.
"Aku dengar di hari ketiga, Minkyu membawa jam tangan, benar? Padahal 'kan tidak di perbolehkan."
Itu Eunsang, sementara Dongpyo dan Hyungjun tidak bisa berhenti tertawa mengingat kejadian setahun silam.
"Ya, aku membawanya," balas Minkyu, "setiap hari mereka membuat kita berlari sambil berteriak dan bertanya jam berapa. Jadi aku bawa jam tangan agar bisa menjawab pertanyaan mereka."
"Ya, tidak disangka kamu malah jadi ketua OSIS setelahnya." Dongpyo berucap di sela-sela tawanya.
"Dongpyo terlihat manis ketika dia tersenyum."
Suasana jadi hening setelah Jinwoo mengatakannya. Mereka yang mendengarnya seolah menjadi beku, mereka tidak habis pikir dengan Lee Jinwoo. Pemuda itu sedari tadi tidak bersuara dan sekalinya bersuara justru mengatakan hal seperti itu?
"Eh?"
Hyungjun terkikik geli melihat respon yang Dongpyo berikan. Astaga, mengapa dua manusia ini terlihat menggemaskan di mata Hyungjun?
Dengan iseng pemuda itu bertanya, "Jadi Jinwoo suka tidak dengan Dongpyo yang manis?"
"Tentu saja," jawab Jinwoo spontan, "tidak mungkin ada yang menolak orang semanis Dongpyo."
Hyungjun makin terkikik melihat Dongpyo yang menundukkan kepalanya, jelas sekali sahabatnya itu salah tingkah. Begitu juga dengan Jinwoo yang memalingkan wajahnya yang memerah, seperti pemuda itu sadar dengan apa yang baru saja diucapkannya.
Sepertinya akan ada yang terjadi di antara Son Dongpyo dan Lee Jinwoo, iya 'kan?
( • )
Aku yang nulis, aku yang baper :)
Dasar fangirl lemah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko