Hujan tak kunjung reda, masih senantiasa mengguyur kota seolah tak akan lelah. Terhitung sepuluh menit berlalu sejak dua pemuda itu menunggu hujan reda di teras sekolah. Entah berapa kali keduanya menghela napas.
"Aku ingin segera pulang."
Itu Dongpyo yang sedang menggosok kedua tangannya, mencoba mematahkan rasa dingin karena sekarang tangannya terasa beku.
"Aku rindu kasur."
Itu Hyungjun yang tengah menutupi pipinya dengan kedua tangannya, menjaga pipinya agar tetap hangat sementara bibirnya mencebik lucu.
Keduanya menghela napas lagi dan terlarut dalam lamunan masing-masing.
"Kalian belum pulang?"
Itu suara Wonjin yang memecah lamunan Hyungjun dan Dongpyo. Di sebelah pemuda itu berdiri Kim Minkyu, si ketua OSIS.
"Jika kami sudah pulang, kamu nggak mungkin bicara sama kami sekarang."
Ucapan Dongpyo membuat Wonjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Minkyu tersenyum kecil melihat interaksi mereka. Pemuda itu berucap, "Kami duluan ya."
Saat kedua pemuda itu berjalan menjauh, sayup-sayup terdengar suara Wonjin yang tercampur dengan gemericik hujan.
"DONGPYO JANGAN SAKIT LAGI! MADING NGGAK ADA YANG NGURUSIN NANTI!"
"Dih apaan, khawatirnya cuma karena mading doang."
Itu bukan Dongpyo, melainkan Hyungjun yang menanggapi Wonjin. Dongpyo sendiri tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya.
Dari tempat mereka berada, dapat mereka lihat Minkyu yang membonceng Wonjin keluar dari gerbang sekolah. Bayangan keduanya perlahan menjauh, memudar karena ribuan tetes air hujan. Tiba-tiba Dongpyo menjadi khawatir, dia menoleh pada Hyungjun. Benar saja, sahabatnya itu tengah tersenyum namun pandangan hampa.
"Kamu baik?"
Hyungjun tertawa saat mendengar pertanyaan Dongpyo. Dongpyo tahu Hyungjun tidak baik-baik saja, tawanya itu seolah sedang menertawakan dirinya sendiri.
"Tentu saja."
Hyungjun pun jelas tahu kalau Dongpyo tidak akan percaya semudah itu. Namun keduanya memutuskan untuk hening, tak satupun yang mengeluarkan suara. Hanya bunyi hujan yang menemani mereka.
"Dongpyo belum pulang? Bareng aku aja, kita searah."
Iya, itu Lee Jinwoo.
Dongpyo masih tidak mengerti mengapa kini dirinya justru pulang bersama Jinwoo. Terima kasih pada Song Hyungjun yang langsung mengiyakan ucapan Jinwoo sebelum Dongpyo sempat membalas. Sementara sahabatnya itu langsung berlari meninggalkannya dan menghampiri Seungwoo yang baru saja keluar. Mau tidak mau, Dongpyo menerima tawaran Jinwoo. Lagipula tidak merugikan juga 'kan?
"Aku antar sampai apartemenmu ya?"
Jinwoo berucap saat mereka sampai di tempat parkir gedung apartemen. Dongpyo yang baru saja melepas mantel milik Jinwoo sebenarnya ingin menolak. Namun Jinwoo lebih dulu menarik tangan Dongpyo, pemuda itu benar-benar mengantarnya ke apartemennya yang ada di lantai tiga.
"Terima kasih," ucap Dongpyo setelah mereka tiba di depan pintu apartemennya, "tapi lain kali tidak usah repot-repot."
"Tidak masalah kok."
"Tapi 'kan, kita tidak sedekat itu."
Jawaban yang Jinwoo lontarkan setelahnya mampu membuat Dongpyo menahan napasnya sesaat.
"Kalau begitu ayo kita jadi lebih dekat!"
Sekali lagi, Dongpyo tidak mengerti dengan seorang Lee Jinwoo.
( • )
aPAAN WOII
GEMES SAYA LIAT DONGPYO :)tapi wonkyu terpisah :)
ah sudahlah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko