Dongpyo kira tidak akan ada perubahan yang besar sejak kejadian kemarin sore. Karena segala yang terjadi mulai kembali normal seperti hari-hari sebelumnya, tanpa chat dari Jinwoo ataupun Wonjin yang mengomel. Dongpyo mulai mengabaikan segala yang terjadi akhir-akhir ini dan kembali fokus pada pelajarannya. Lagipula sedari awal dirinya tidak ada niatan untuk meladeni Jinwoo 'kan?
Tapi Dongpyo, cinta itu datangnya tiba-tiba dan tidak direncanakan.
Esoknya Dongpyo berangkat lebih pagi dari biasanya. Pemuda itu berniat mengganti mading pagi ini. Jadilah Dongpyo kini berdiri di depan papan mading seorang diri, wajar 'kan anggota jurnalistik lain belum ada yang datang.
Di koridor yang sepi, Dongpyo dengan telaten melepas satu persatu isi mading yang lama. Sayangnya, papan mading itu lebih tinggi darinya. Karenanya bagian atas tidak dapat Dongpyo raih meskipun pemuda itu sudah berjinjit.
Kadang Dongpyo sendiri lelah dengan pertumbuhan tingginya yang tak kunjung bertambah.
"Kalau nggak bisa sendirian itu nunggu yang lain aja."
Dongpyo terlonjak kaget saat Jinwoo sudah ada di sebelahnya. Pemuda itu mulai melepaskan isi mading yang tidak bisa Dongpyo raih. Dalam hati Dongpyo iri karena Jinwoo dengan mudahnya melepas isi mading, sementara dirinya sudah berusaha keras pun masih gagal. Maklum, pemuda itu 'kan lebih tinggi dari Dongpyo.
Memang dunia itu kadang tidak adil.
"Keburu siang," balas Dongpyo, "lagian kamu ngapain pagi-pagi udah di sekolah?"
Jinwoo yang telah selesai melepas isi mading lama kini ganti membantu Dongpyo memasang isi yang baru.
"Tadi aku ke apartemenmu," jawab Jinwoo, "tapi kamu nggak ada."
Pemuda itu melanjutkan, "Jadinya aku malah ketemu ibumu. Beliau ramah ya? Sekarang aku tahu kenapa kamu bisa manis gitu, gen ibumu toh."
"Apaan sih," Dongpyo menggeleng saat mendengar ucapan Jinwoo, "lagian kami ngapain ke apartemen?"
"Mau jemput kamu lah!"
Jinwoo menjawab dengan begitu semangat, sama seperti Jinwoo yang dia lihat di sekolah. Bukan Jinwoo yang terlihat banyak masalah seperti yang Dongpyo temui di dekat minimarket.
"Tapi kamu malah berangkat duluan, batal deh berangkat barengnya." Jinwoo kembali melanjutkan, "Besok-besok jangan berangkat dulu, bareng aku aja!"
Dongpyo tidak mengerti lagi, ada apa dengan Lee Jinwoo sebenarnya? Padahal Dongpyo sudah menolak, tapi pemuda itu masih saja memaksa. Akhirnya Dongpyo bertanya, "Buat apa sih?"
Dongpyo sedikit gugup kala netranya bertatapan dengan milik Jinwoo.
"Supaya kita jadi lebih dekat."
Kini Dongpyo yakin hari-hari tidak akan sama lagi karena seorang Lee Jinwoo.
( • )
Kubingung antara wonkyu atau wonjun
Yasudah hankyu saja :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko