5 Hours Before Rain

745 147 58
                                    

Dalam pandangan seorang Son Dongpyo, Lee Jinwoo terlihat sempurna meskipun dirinya tidak mau mengakuinya secara terang-terangan.

Lee Jinwoo itu tampan dari segi wajahnya.

Lee Jinwoo itu manis dalam segala ekspresi wajahnya.

Lee Jinwoo itu menggemaskan dalam segala tingkah lakunya.

Lee Jinwoo itu stabil dalam segala mata pelajaran, tidak ada yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

Dengan kesempurnaan yang dimilikinya, belum ada satu bulan dirinya menjadi peserta didik, Lee Jinwoo memilik penggemar yang membludak. Setiap istirahat, ada saja mencari kesempatan untuk sekedar melihat seorang Lee Jinwoo. Belum lagi teman-teman sekelasnya memanjakannya, mereka bilang Lee Jinwoo itu manis sekali.

Singkatnya, pesona Lee Jinwoo memang sekuat itu hingga membuatnya menjadi pusat perhatian.

Son Dongpyo selama ini tidak mempermasalahkan hal itu, sejujurnya dirinya tidak peduli selama orang-orang tidak menganggu ketenangannya. Tetapi kali ini, Dongpyo tidak bisa berdiam diri saat Ahn Yujin menghampirinya dan menganggu ketenangannya.

"Dongpyo, tukeran tempat duduk sama Jinwoo dong."

Dongpyo yang sedang membaca novel barunya dengan tidak ikhlas mengalihkan pandangannya pada gadis jakung di hadapannya. Dengan malas menatap gadis itu dan bertanya, "Kenapa harus?"

"Nggak kasihan gitu sama Jinwoo? Dari tadi susah banget mau lihat papan tulis, sampai jadinya liat ke meja kamu terus."

Apa hubungannya? Dongpyo bertanya dalam hati.

Pemuda itu mengalihkan pandangannya pada pemuda Lee, saat pandangan mereka bertemu, si pemuda Lee itu menggelengkan kepalanya. Lalu Dongpyo kembali menatap Yujin, "Kenapa harus aku? Bangku di depan bukan aku doang."

Sebelum Yujin membalas ucapan Dongpyo, Jinwoo buru-buru menahan gadis itu.

Pemuda itu berucap, "Yujin nggak perlu. Aku nggak masalah di bangku belakang, lagian—" Jinwoo menatap Dongpyo, "—Dongpyo 'kan lebih pendek dari aku. Pasti dia lebih susah kalau di bangku belakang."

What the—?

Dongpyo mengepalkan tangannya, pemuda itu geram. Wajahnya memerah hingga telinga, campuran antara marah dan malu. Pemuda itu menggebrak meja dan meninggalkan kelas, mengabaikan Hyungjun yang memanggilnya.

Insiden itu berakhir dengan pintu yang dibanting oleh Dongpyo, tatapan kebingungan Hyungjun yang baru kembali dari kantin, ekspresi terkejut para penghuni kelas yang untuk pertama kalinya melihat emosi Son Dongpyo, dan tatapan bersalah Lee Jinwoo.

Hari itu juga, pertama kalinya Dongpyo menunjukkan kemarahannya dan pertama kalinya Dongpyo membolos pelajaran dalam sejarah masa sekolahnya.

( • )

/puk puk dongpyo
Gapapa kamu bantet, bunda tetep sayang kok nak :)

Vomment juseyo ~

Don't know you ✓ | ljw • sdpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang