Perhatian, membaca chap ini akan menimbulkan rasa ingin gumoh, menghujad, kejang-kejang dan sebagainya.
.
.
.
What happen in that night?
•
•
•
Dongpyo melenguh dalam tautan keduanya, mata indah itu terpejam-menikmati setiap langkah yang Jinwoo lakukan, menikmati bagaimana Jinwoo memimpin menuju permainan. Jinwoo-pemuda itu menyesap dan melumat bibir manis yang kekasihnya itu miliki, mengecap rasa manis yang begitu candu. Erangan yang keluar dari bibir mungil itu bagai alunan merdu di telinga Jinwoo.
"Nghh ...."
Tautan keduanya berlangsung entah berapa lama hingga kini Dongpyo mulai merasa kekurangan oksigen. Pemuda manis itu mencoba mendorong dada Jinwoo meski sebenarnya itu tidak berefek banyak untuk sang kekasih. Walau begitu Jinwoo mengerti apa maksud dari tindakan kekasih manisnya itu.
Deru napas Dongpyo terasa berat dan bertempo cepat, pemuda manis itu dengan serakah mengambil begitu banyak pasokan oksigen kala tautan keduanya terlepas-meninggalkan benang saliva yang timbul karena ulah keduanya.
Deru napas Jinwoo pun terasa berat, tetapi sudut matanya senantiasa mengamati keindahan di hadapannya. Wajah yang memerah, sorot mata sayu, bibir semerah cherry yang kini membengkak setelah ciuman panjang keduanya, ditambah dengan piyama yang entah bagaimana kancingnya hampir terlepas seluruhnya-mengekspos dada mulus kekasihnya. Dari apa yang Jinwoo lihat kini, kekasihnya itu tampak begitu menggoda.
Setelah dirasa napas Dongpyo mulai kembali teratur, Jinwoo kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah mungil milik kekasihnya. Wajah Dongpyo yang merona merah itu kian merona kala menyadari tipisnya jarak di antara mereka, terlebih saat napas Jinwoo menerpa daun telinganya-seolah ada sengatan listrik yang diterimanya.
"Kita lanjutkan atau tidak?"
Nada rendah Jinwoo ketika berbisik tepat di telinganya membuat Dongpyo merinding. Dominasi kuat yang menguar dari dalam diri kekasihnya itu membuat Dongpyo tak mampu menolak, karenanya pemuda itu mengangguk lemah. Tak lagi mampu berkata-kata, tenaganya seolah hilang entah kemana, membiarkan Jinwoo membimbingnya menuju malam panjang milik mereka.
Jinwoo tersenyum kala melihat Dongpyo yang mengangguk pasrah. Satu kecupan mendarat di kening Dongpyo sebelum akhirnya Jinwoo kembali membuat bibir keduanya kembali menyatu. Ciuman yang kini menjadi candu untuk keduanya.
Lumatan lembut pada bibir mungil itu beralih menyurusi leher jenjang milik Dongpyo. Menyesap dan meninggalkan jejak-tanda kepemilikan yang menunjukkan bahwa Dongpyo adalah milik Jinwoo. Tidak hanya leher, ruam keunguan itu juga memenuhi dada putih Dongpyo.
"Eunghh-"
Desahan tak lagi mampu Dongpyo tahan. Lenguhan tiap kali Jinwoo dengan lihai menyusuri setiap inchi kulitnya. Erangan yang muncul kala lidah Jinwoo bermain di dadanya-menyesap dan menjilati puting kanannya yang tampak menggemaskan itu ditambah dengan jemari Jinwoo yang bermain di puting kirinya. Memberi rangsangan yang sebelumnya tak pernah Dongpyo rasakan.
"Ahnng-"
Dongpyo kembali melenguh entah untuk keberapa kalinya. Seprai menjadi kusut akibat Dongpyo yang mencengkeramnya tiap kali merasakan kenikmatan karena ulah Jinwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko