Hari berikutnya, Dongpyo kembali berangkat seorang diri.
Untuk beberapa alasan, Dongpyo merasa tidak siap jika harus kembali berinteraksi dengan Jinwoo setelah apa yang terjadi di antara mereka. Pemuda itu tampak kacau, semalaman dirinya nyaris tidak dapat memejamkan mata karena terus terbayang pengakuan Jinwoo. Karena meski Jinwoo mengatakan untuk melupakan apa yang terjadi jika ia merasa tidak nyaman, tetap saja itu tak dapat dilakukannya.
Dongpyo tidak mampu melupakannya semudah yang ia mau.
Jinwoo sendiri tahu hal ini akan terjadi. Pemuda itu merutuki dirinya sendiri yang terlalu gegabah mengambil keputusan. Salahkan Dongpyo dan pesonanya hingga ia tak mampu menahan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Kini ia pun harus menerima keputusan Dongpyo.
Pagi ketika ia mendapati Dongpyo telah berangkat lebih dulu, Jinwoo tidak dapat protes. Meski ia sebenarnya merasa kecewa dengan sikap Dongpyo. Apakah ini artinya Dongpyo menolaknya?
Waktu berlalu tanpa mereka sadari dan kini terhitung satu minggu-atau mungkin lebih-keduanya menjauh. Jarak keduanya terasa begitu jauh padahal sesungguhnya tidak sampai dua meter. Kecanggungan keduanya jelas terasa bahkan oleh penghuni kelas.
Hyungjun jelas menyadari ada yang salah dengan sahabatnya. Dongpyo terlihat lesu di matanya. Sahabatnya itu juga sering kehilangan fokus dan terlihat gelisah. Hyungjun kira Dongpyo akan berbagi masalahnya dengannya. Namun hingga kini sahabatnya itu tak kunjung menceritakan masalahnya dan kondisi Dongpyo terlihat makin memburuk.
"Kamu baik-baik saja?"
Hyungjun akhirnya melontarkan pertanyaan yang selama berhari-hari ia pendam.
Dongpyo sedikit tersentak ketika sadar dari lamunannya dan pemuda itu membalas, "Ya."
Keduanya kini berada di meja pojok kantin. Di hadapan keduanya, tersaji segelas bubble tea dan segelas coklat panas-yang mungkin telah dingin. Karena sedari tadi Dongpyo bahkan tidak melirik pada minuman yang dipesannya.
"Ingat ya, kamu punya aku. Kalau ada masalah, kamu bisa cerita padaku."
Dongpyo yang mendengarnya mau tidak mau akhirnya menatap sang sahabat. Pemuda itu berucap lirih, "Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku."
Keheningan kembali menyelimuti mereka.
"Hyungjun," panggilnya memecah keheningan.
"Jatuh cinta itu rasanya seperti apa?"
"Eh, kok tiba-tiba tanya begituan?"
Hyungjun yang tadinya tampak terkejut dan heran, akhirnya tersenyum kecil. Kini ia tahu apa yang terjadi, sahabatnya itu jatuh cinta. Dan siapa sosok yang membuat sahabatnya itu jatuh jika bukan Lee Jinwoo?
"Sepertinya aku menyukai seseorang."
Tepat seperti yang Hyungjun duga.
( • )
Yauda iya aku dabel apdet nih dabel :'
Btw, Silahkan kalo mau menghujat saya :') 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
Fiksi PenggemarDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko