Dongpyo masih membeku ketika dirinya sudah sampai di apartemen.
Mereka sampai di apartemen Dongpyo saat langit mulai menggelap. Kecanggungan jelas terasa di antara keduanya. Tidak satupun dari mereka yang berniat membuka suara maupun meninggalkan gedung apartemen. Sejak mereka tiba hingga kini, terhitung lima menit mereka dalam keadaan canggung seperti itu.
"Kalau perkataanku tadi membuat kamu nggak nyaman, jangan kamu hiraukan."
Jinwoo berucap di tengah kecanggungan mereka.
"Anggap saja itu bercanda," lanjutnya.
Dongpyo masih tidak membuka suara bahkan saat Jinwoo berpamitan padanya. Meskipun dia tidak beranjak dari tempat berdiri hingga sosok Jinwoo tak terlihat lagi. Hingga kini dirinya membuka pintu apartemennya pun, dirinya masih tetap bungkam.
Semua yang terjadi hari ini terlalu tiba-tiba untuknya. Dirinya tidak pernah menduga Jinwoo akan menyatakan perasaannya. Tubuhnya membeku dan lidahnya terasa kelu hingga rasanya ia tak mampu berucap apapun lagi.
Ia tak tahu bagaimana harus bereaksi dan ia pun sesungguhnya tak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan kala Jinwoo menyatakan perasaannya.
Jinwoo adalah yang pertama.
Sebelum ini tak pernah ada orang yang menyatakan perasaannya padanya dan ia pun tak mengharapkan itu terjadi. Karena dirinya pun tahu, ia bukanlah sang sahabat yang kerap kali ada orang yang menyatakan suka. Singkatnya, Dongpyo tahu pesonanya tidak sekuat sang sahabat.
Sebelum ini, Dongpyo sama sekali tak pernah memendam rasa suka pada seseorang dan ia pun tak punya niatan untuk itu. Tidak seperti remaja pada umumnya yang mulai merasakan apa itu yang dinamakan jatuh cinta, Dongpyo belum sekalipun merasakannya meski usianya hampir menginjak 17 tahun. Jadilah dirinya tidak tahu menahu rasa ketika jatuh cinta.
Karena sesungguhnya ia pun masih merasa trauma dengan kejadian yang menimpanya di masa lalu. Ia melihatnya secara langsung bagaimana ibunya dibutakan cinta hingga menerima segala perlakuan buruk ayahnya. Dongpyo tidak mau merasakan hal serupa. Baginya cukup sekali saja ia terluka karena alasan yang sama.
Lalu tiba-tiba muncul Jinwoo dan menyatakan perasaan padanya.
Dongpyo tahu jika Jinwoo adalah pemuda baik terlepas apapun itu masa lalunya dan yang ia perbuat di masa lalu. Dongpyo akui jika hari-hari terasa berbeda sejak hari di mana mereka menjadi sering bersama. Dongpyo secara tidak sadar menyukai dan mulai terbiasa dengan perhatian sederhana yang Jinwoo berikan.
Namun, sekali lagi, Dongpyo tak tahu rasa apa yang sebenarnya dia rasakan pada seorang Lee Jinwoo.
Malam itu, pikiran Dongpyo dipenuhi oleh seorang Lee Jinwoo. Bahkan pemuda itu tidak lagi sempat memikirkan nilai fisika-nya.
Hanya satu orang yang mampu membuatnya mengalami ini dan orang itu adalah Lee Jinwoo.
( • )
Mereka jadian?
aHAHAHAHAHAHA
Tidak semudah itu ferguso :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko