23 Hours After Rain

435 96 77
                                    

Dongpyo kini berada di UKS dengan petugas yang tengah mengobati sudut bibirnya.

Masih terbayang bagaimana Kobayashi Yuuhi yang tiba-tiba menggebrak meja dan menatapnya penuh amarah. Gadis itu menarik tangan Dongpyo dan memaksanya untuk berdiri. Dengan emosi yang meluap-luap, gadis itu marah padanya.

"LO NGGAK USAH SOK KECAKEPAN DEH!" Ucapnya sambil berteriak.

Dongpyo bingung, karena ia merasa tidak melakukan apapun. Apalagi yang terjadi sekarang hingga gadis itu marah dan berteriak padanya.

"Gara-gara lo, Jinwoo nolak gue! APA BAGUSNYA LO SIH, HAH?!"

Pergelangan tangannya terasa sakit karena genggam Yuuhi yang makin mengerat dan seolah memelintirnya. Meski begitu, Dongpyo terkejut dengan apa yang gadis itu ucapkan. Jinwoo menolak Yuuhi karena dirinya? Lelucon macam apa yang mereka lakukan padanya.

Yuuhi mendesis, "Dasar gay sialan!"

"HEH! KALO NGOMONG DIJAGA YA!"

Suasana jadi makin ribut ketika Wonyoung bangkit dari duduknya. Terlihat jelas kebencian yang Wonyoung pancarkan pada Yuuhi.

"Nyadar diri dong! Kalo kak Jinwoo nggak mau sama lo, ya udah terima nasib aja! DASAR MURAHAN!"

Wajah Yuuhi memerah menahan amarah kala mendengar ucapan Wonyoung. Dengan emosi yang tidak bisa ia bendung lagi, tangannya bergerak menampar pipi gadis di hadapannya. Wonyoung sendiri menutup mata kala menyadari apa yang akan Yuuhi lakukan.

PLAKK

Wonyoung mengerjap kala tidak merasa sakit. Gadis itu terkejut dengan Dongpyo yang telah berada di hadapannya.

"K-kak Dongpyo?"

Semua yang ada di sana terkejut, bahkan Yuuhi sekalipun.

Dongpyo tersenyum tipis, pipinya terasa perih. Harus pemuda itu akui, tenaga Yuuhi cukup besar sampai membuat sudut bibirnya terluka. Meski begitu rasa sakit yang ia rasakan lagi-lagi tak berarti apapun dibanding rasa sakitnya selama ini.

"Pantes sih, Jinwoo nggak mau sama lo." Dongpyo tersenyum tipis dan menatap Yuuhi yang masih terkejut, "Modal tampang doang."

Dongpyo bersiap menerima tamparan Yuuhi lagi karena ia tahu ucapannya telah menyulut emosi gadis itu. Namun ia tak kunjung merasakan tamparan yang sama dari gadis itu. Pemuda itu tidak menyangka akan menyaksikan sosok itu di hadapannya.

"Ke ruang BK, sekarang."

Itu Kim Minkyu, mantan ketua OSIS yang tengah menahan lengan Yuuhi. Wajahnya tidak bersahabat, menyiratkan kejengkelan pada gadis di hadapannya. Sementara itu, Yuuhi pun tampak kesal. Gadis itu menghempaskan tangan Minkyu dan meninggalkan kantin.

Minkyu mengalihkan pandangannya pada Dongpyo dan yang lain. Pemuda itu berucap, "Kalian ikut ke BK, jadi saksi."

"Dan Dongpyo," lanjutnya, "kamu ke UKS."

Maka dari itulah, Dongpyo berakhir di UKS sekarang.

Pemuda itu meringis kala petugas UKS memberi obat merah pada luka di sudut bibirnya. Tentang luka, Dongpyo jadi teringat dengan luka milik Jinwoo. Pemuda itu memiliki luka yang sama di sudut bibirnya saat sore di mana mereka hujan-hujanan kala itu. Apakah Jinwoo juga ditampar oleh seseorang?

Ah, kenapa dia jadi mengingat Lee Jinwoo?

"Selesai," ucap si petugas UKS. Dia tersenyum pada Dongpyo dan beralih menatap Wonjin, "Temanmu akan baik-baik saja, lukanya akan sembuh dalam beberapa hari."

Iya, Wonjin yang menemaninya di UKS karena pemuda itu tadi bersama Kim Minkyu. Dongpyo jadi penasaran dengan hubungan keduanya.

"Terima kasih."

Petugas itu mengangguk dan meninggalkan Dongpyo bersama Wonjin. Ketika petugas itu telah benar-benar keluar, Dongpyo beralih menatap Wonjin.

"Makasih."

Wonjin hanya membalas dengan senyuman. Namun senyum pemuda itu lenyap, digantikan wajah terkejut—begitu juga Dongpyo—saat pintu UKS dibuka secara tiba-tiba.

"Dongpyo!"

( • )

Hehe :3
Ku mo sembunyi dulu :3
Bay

Don't know you ✓ | ljw • sdpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang