4 Season Winter

444 95 49
                                    

Awan mendung menutupi mentari, mencegah cahayanya menyinari kota. Kota tampak suram apalagi ditambah angin yang berhembus lumayan kencang. Daun-daun lepas dari dahan dan terbawa angin berhembus. Cuaca benar-benar sedang buruk dan suhu menjadi begitu dingin.

Harusnya Dongpyo berada di apartemennya, di kamarnya dengan selimut dan guling yang nyaman. Namun kenyataannya kini ia berada di cafe dengan pakaian hangat membalut tubuhnya. Menunggu kehadiran sosok yang ditunggunya sejak tiga puluh menit lalu.

Dongpyo tidak mengerti mengapa dirinya menurut begitu saja. Padahal bisa saja sosok itu memiliki niat buruk padanya. Namun dengan mudahnya kecurigaan itu hancur kala sosok itu mengaku sebagai ibu kandung Lee Jinwoo, kekasihnya. Menjadikannya alasan mengapa Dongpyo berada di luar ketika cuaca tidak stabil.

Beberapa hari lalu, tepatnya sepulang dari makam sang adik. Dongpyo ingat jelas dengan seorang wanita yang menghampirinya di depan minimarket kala ia sedang menunggu Jinwoo. Beliau tampak gelisah, menyerahkan kartu namanya dengan buru-buru sembari meminta Dongpyo menghubunginya setelah itu.

"Saya ibunya Jinwoo, tolong hubungi saya ya setelah ini?"

Itu yang beliau ucapkan sebelum akhirnya berjalan menjauh dari Dongpyo dengan tergesa-gesa.

Mungkin Dongpyo bisa saja mengabaikannya, namun nyatanya ia tidak bisa. Terlebih wanita tadi mengaku sebagai ibu Jinwoo dan Dongpyo pun menemukan kemiripan fisik di antara kedua. Di dukung rasa penasaran yang meluap, malam itu akhirnya Dongpyo menghubungi ibu Jinwoo.

Bisa Dongpyo dengar wanita di seberang telepon sangat senang ketika ia menghubungi beliau. Beliau bilang, beliau sangat mengkhawatirkan putra semata wayangnya. Terlebih dengan hubungan mereka yang dalam kondisi tidak baik. Beliau bilang, Jinwoo selalu menghindar.

Inti dari percakapan keduanya hanyalah tentang nyonya Lee yang meminta Dongpyo untuk membantunya berbaikan dengan sang putra. Karenanya beliau meminta Dongpyo untuk bertemu.

"Mengapa anda meminta bantuan saya? Saya 'kan hanya temannya."

Dongpyo tidak mampu menahan pertanyaan itu terlontar dari bibirnya. Namun ia jadi gugup ketika tak ada balasan setelah beberapa detik berlalu.

"Saya tahu kamu bukan sekedar teman bagi Jinwoo."

Dongpyo tercekat, ia tidak tahu harus merespon bagaimana.

Melalui telepon nyonya Lee kembali berucap, "Saya tahu kamu orang baik, jangan khawatir."

"Maksud anda?" Dongpyo bertanya dengan takut-takut.

"Panggil saya mama."

Itu sekilas percakapan Dongpyo dengan sosok yang ditunggunya, ibunya Jinwoo—atau harus ia panggil mama?

Dongpyo mulai merasa bosan setelah sosok yang ditunggunya tak kunjung tiba. Perhatiannya pun teralih pada cafe tempatnya berada. Cafe ini terletak tidak jauh dari apartemen Dongpyo, ia tahu cafe ini cukup terkenal. Cafe ini memiliki interior yang terkesan mewah dan classy.

Dongpyo tidak heran dengan selera milik ibu Jinwoo, beliau memiliki bisnis fashion. Tentunya beliau memiliki selera yang berkelas.

"Ah, maaf ya mama terlambat."

Dongpyo sedikit tersentak ketika nyonya Lee telah berada di hadapannya. Ia terlalu terlarut pada lamunannya hingga tidak menyadari kedatangan beliau.

"Tidak masalah tante—eh, mama."

Dongpyo tersenyum kikuk. Rasanya canggung baginya saat memanggil wanita di hadapannya dengan panggilan mama.

Nyonya Lee tersenyum melihat tingkah Dongpyo yang menggemaskan. Beliau berucap, "Kamu manis sekali."

Dongpyo hanya tertawa canggung karena ucapan sosok di hadapannya. Terlebih ketika nyonya Lee kembali berucap, "Tidak heran kalau Jinwoo jatuh padamu."

Setelahnya nyonya Lee memesan makanan untuk keduanya. Selesai dengan urusan memesan, nyonya Lee menatap Dongpyo. Senyum tersemat di sudut bibirnya, harus Dongpyo akui ibu Jinwoo terlihat menawan meskipun di usianya sekarang.

"Langsung saja ya, Dongpyo."

Dongpyo menyimaknya dengan seksama.

"Mama minta tolong padamu—"

Setelah nyonya Lee mengucapkan apa yang beliau inginkan, Dongpyo tidak bisa berhenti memikirkannya. Bahkan setelah dirinya telah berbaring di ranjangnya menjelang tidur.

"—bantu mama memperbaiki kesalahan mama di masa lalu ya?"

Apa yang harus Dongpyo lakukan untuk itu?

( • )

Hayoloo :v

Btw,

Btw,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Badboy skale siyal :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Badboy skale siyal :')

Langsung jadi goodboy seketika :)Semudah itu aku dipermainkan :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung jadi goodboy seketika :)
Semudah itu aku dipermainkan :)

Althan makaseh asupannya luv luv :*

25 Juli 2019

Don't know you ✓ | ljw • sdpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang