Dongpyo masih tidak menyangka kalau Jinwoo serius membawanya pergi berkencan. Tadinya ia kira pemuda itu hanya bercanda, namun kenyataannya di sinilah ia berada sekarang. Pasar malam.
Iya, Dongpyo benar-benar dibawa ke pasar malam.
Tadi pagi keduanya sempat berdebat. Karena pada awalnya Dongpyo tidak tertarik pergi keluar untuk berkencan. Sementara Jinwoo terus-menerus memaksanya dan pemuda itu ingin mengajaknya ke taman setelah mereka selesai sarapan.
Dongpyo langsung menolak tentu saja, karena dirinya ingin bermalas-malasan di rumah saja daripada pergi ke taman.
Jinwoo masih saja terus memaksa. Pemuda itu terus menempel pada Dongpyo dan merecokinya. Terus memeluk kekasih manisnya dan mengikuti kemana kekasihnya itu pergi.
Jinwoo baru bisa terlepas dari Dongpyo saat pemuda itu ke kamar mandi. Awalnya Jinwoo tetap ingin ikut dan berakhir dia yang mendapat jitakan dari Dongpyo.
"Dongpyo, ayo kencan!"
Dongpyo yang baru saja selesai mandi hanya mampu menghela napas menghadapi tingkah Jinwoo. Entah berapa kali dirinya mendengar kalimat yang sama terlontar dari Jinwoo dalam satu jam terakhir. Dan entah untuk berapa kalinya Dongpyo menjawab dengan alasan yang sama.
"Aku males keluar, Jinwoo!"
"Ayo dong, by. Kemana aja yang penting kita kencan." Jinwoo yang sudah menempel lagi pada Dongpyo kembali berucap.
"Ya udah, di apartemen aja."
"Di kasur ya—aduh!"
Sekali lagi Jinwoo mendapat jitakan sayang dari Dongpyo.
"Nggak!" bantah Dongpyo.
Kemana saja?
Dongpyo jadi teringat cerita Hyungjun beberapa hari lalu tentang kunjungannya ke pasar malam. Entah kenapa tiba-tiba ia tertarik pergi ke pasar malam.
"Ayo dong, by."
"Oke, kita kencan."
Jinwoo langsung bersemangat, "Oke, ayo berangkat!"
Dongpyo menggeleng dan berucap, "Nggak sekarang, Jinwoo."
"Terus kapan, by?"
Setelah Dongpyo mengatakan kalau ia ingin ke pasar malam, Jinwoo masih saja protes. Pemuda itu bilang akan terlalu lama jika harus menunggu malam tiba. Namun Jinwoo hanya bisa menurut setelah Dongpyo berucap, "Ke pasar malam atau tidak sama sekali."
Jadi di sinilah Jinwoo dan Dongpyo.
Mencoba satu persatu wahana dan juga permainan yang ada di pasar malam. Keduanya terlarut dalam kebersamaan mereka di tengah keramaian pasar malam.
Wahana terakhir yang mereka coba adalah bianglala. Dongpyo benar-benar bersemangat mencobanya, sementara Jinwoo ikut tersenyum kala melihat senyum yang mengembang di wajah Dongpyo.
Dongpyo selalu menyukai bianglala. Pemuda itu menyukai pemandangan yang dilihatnya kala ia menaiki bianglala. Entah mengapa itu membuatnya merasa bahagia. Dan kini ada Jinwoo yang duduk di sebelahnya.
Di tengah lamunannya, Dongpyo kembali teringat hari di mana Jinwoo mengungkapkan perasaannya. Dongpyo tidak tahu harus merasa senang atau sedih ketika mengingat.
"Indah ya?"
Ucapan Jinwoo mengembalikan kesadaran Dongpyo. Pemuda itu merespon dengan anggukan. Karena pemandangan malam dilihat dari bianglala memanglah indah.
"Bukan pemandangannya."
Dongpyo mengalihkan perhatiannya pada Jinwoo, "Terus?"
"Kamu."
"Hah, apaan sih!" ucap Dongpyo mencoba menutupi kegugupannya.
"Aku serius," Jinwoo kembali bersuara, "kamu jauh lebih indah dari pemandangan yang kamu lihat tadi."
Tubuh Dongpyo membeku saat Jinwoo mengakhiri perkataannya. Pemuda itu kembali mencuri kecupan dari Dongpyo. Kali ini bukan lagi di pipi, melainkan di bibir mungil Dongpyo. Hanya sesaat memang, tapi itu berefek besar untuk Dongpyo.
Malam itu berakhir dengan wajah Dongpyo yang masih merona bahkan saat keduanya telah kembali ke apartemen.
( • )
Gatau :)
POKOK JINPYO ANTI KARAM AYE AYEsekian tq :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko