Seminggu berlalu setelah insiden Lee Felix alias sepupu Jinwoo. Akhir pekan di liburan akhir semester ini digunakan Dongpyo dan Jinwoo untuk menghabiskan waktu bersama.
Taman kota menjadi pilihan mereka. Di dukung dengan cuaca yang cerah setelah berhari-hari lalu langit selalu di penuhi awan mendung. Taman kota hari ini di penuhi orang-orang yang menghabiskan waktu di sana.
Begitu juga dengan Jinwoo dan Dongpyo.
Di sekeliling taman penuh dengan berbagai macam kedai. Seperti berbagai makanan, aksesoris, hingga mainan anak. Terlebih di hari libur seperti ini, pengunjung jadi semakin meningkat. Namun, di antara semua jenis makanan yang dijual, hanya satu yang selalu Dongpyo cari.
Es krim.
Iya, secinta itu Dongpyo pada es krim.
Keduanya duduk di bawah pohon dengan satu cone es krim di tangan mereka. Dongpyo sibuk menikmati es krimnya dan memperhatikan orang-orang di taman. Sementara Jinwoo yang sibuk memperhatikan Dongpyo dan mengabaikan es krimnya yang mulai mencair.
Iya, sebucin itu Jinwoo jika menyangkut Dongpyo.
"Dongpyo."
Jinwoo tersenyum geli saat Dongpyo menoleh padanya. Bagaimana tidak, es krim belepotan di sekitar bibir kekasih manisnya itu. Jinwoo bertanya-tanya mengapa Dongpyo begitu menggemaskan.
"Kamu gemesin banget sih," ucap Jinwoo seraya menghapus es krim dari sudut bibir Dongpyo dengan jemarinya.
Dongpyo cemberut dan menjauhkan tangan Jinwoo dari wajahnya, "Aku tampan, bukan gemesin!"
Dongpyo tidak sadar kalau tindakannya justru membuatnya tampak makin menggemaskan. Jinwoo mencuri kecupan di pipi Dongpyo dan membuat pemuda itu memekik kaget.
"Jinwooooo!"
Jinwoo hanya tertawa saat mendengar rengekan Dongpyo. Lalu pemuda itu bertanya, "Habis ini mau ke mana?"
Dongpyo bilang jika ia ingin ke toko buku, mengingat seluruh novelnya telah habis dibacanya sampai berulang-ulang. Jinwoo mengiyakan, dan di sinilah kedua berada sekarang. Di toko buku yang berbeda tak jauh dari taman.
Jinwoo berkeliling sendirian, meninggalkan Dongpyo yang tengah memilih novel di salah satu rak. Sementara itu, Dongpyo tengah menimbang-nimbang antara novel di tangan kanannya atau di tangan kirinya. Karena merasa keduanya menarik, akhirnya Dongpyo memutuskan untuk membeli keduanya.
Selesai membayar, Dongpyo berniat mencari keberadaan sang kekasih yang menghilang di balik rak-rak buku. Namun, suara yang memanggilnya membuat langkahnya terhenti.
"Dongpyo!"
Di dapatinya Wonjin yang melambaikan tangannya dengan bersemangat dan Minkyu yang di sebelahnya tersenyum kecil pada Dongpyo. Ah, mereka berdua 'kan berpacaran, tidak aneh 'kan jika pergi bersama. Dongpyo membalas keduanya dengan senyum manisnya.
Mereka hanya bercakap ringan. Dapat dilihatnya Wonjin terlihat bahagia selama mereka mengobrol. Dilihatnya juga Minkyu yang menatap Wonjin dengan penuh perasaan. Dongpyo tahu perasaan Minkyu bukan hanya main-main.
"Ah, Dongpyo. Aku ingin berterimakasih padamu." Itu Minkyu yang berucap, "kalau bukan karenamu, mungkin kami tidak bersama sekarang."
Percakapan mereka berakhir saat Jinwoo menghampiri mereka. Wonjin dan Minkyu berpamitan dan meninggalkan Dongpyo bersama Jinwoo. Sementara itu Dongpyo hanya tersenyum sendu ketika melihat punggung keduanya yang menjauh.
Dia harus merasa bahagia atau menyesal sekarang.
"Ucapan Minkyu tadi maksudnya apa?"
Ah, Jinwoo mendengarnya ya?
Dongpyo tidak punya alasan untuk menyembunyikannya dari Jinwoo.
Ia bercerita tentang Minkyu yang awalnya merasa takut untuk mengungkapkan perasaannya. Saat mereka masih tahun pertama semester genap, Minkyu bercerita padanya saat pemuda itu sedang mengajarkan materi fisika yang tidak Dongpyo mengerti. Dari sanalah Minkyu sering bercerita pada Dongpyo tentang perasaannya pada Wonjin.
Hingga suatu hari Dongpyo mengatakan pada Minkyu untuk jujur pada perasaannya. Ia bahkan tidak mengira kalau Minkyu benar-benar melakukan sarannya. Pemuda itu mulai bergabung dengan Jurnalistik lalu tiba-tiba Minkyu dan Wonjin sudah berpacaran.
Itulah mengapa Minkyu mengucapkan terima kasih pada Dongpyo.
"Tapi aku tidak tahu kalau karenanya, Hyungjun jadi murung seperti ini."
Dongpyo berucap lesu, rasanya menyesal ketika bayangan Hyungjun melintas di benaknya.
Jinwoo tersenyum kecil dan mengacak surai gelap Dongpyo, "Semua akan baik-baik saja."
Dongpyo pun mengharapkan hal yang sama.
( • )
Katanya sih jarang apdet :)
Katanya :)Jangan siders ya kawan, ku males lanjutin jadinya :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't know you ✓ | ljw • sdp
FanfictionDi depan minimarket sore itu, Dongpyo menemukan sosok rapuh seorang Lee Jinwoo. Bxb! Shonen-ai! Lee Jinwoo • Son Dongpyo 2019 © Neko