7 Hours Before Rain

762 140 13
                                    

Banyak yang mengatakan hidup Dongpyo kelewat serius. Pemuda itu jarang—atau malah tidak pernah—bercanda dengan teman-teman sekelasnya, bahkan untuk sekedar tersenyum. Hanya ekspresi datar yang menyiratkan keseriusan hingga dirinya dibanding dengan kakak kelas mereka, Lee Midam yang terkenal minim ekspresi.

Dongpyo tidak pernah menyangkal pemikiran orang-orang terhadapnya, karena pemikiran mereka tidaklah salah. Dongpyo memang kelewat serius, selama 17 tahun hidupnya dihabiskan untuk belajar, untuk membanggakan sang ibu. Melupakan apapun kesenangan pribadinya jikalau hal itu menghambat niatnya. Bahkan termasuk dengan pertemanan. Dalam hidup Song Dongpyo, Song Hyungjun adalah sahabat pertama dan begitu berharga untuknya.

Dia mempercayai Hyungjun lebih dari dirinya mempercayai diri sendiri. Hyungjun—entah kenapa—benar-benar mengenalinya, seluruh sifat hingga kebiasaannya. Hyungjun mengenal baik seorang Son Dongpyo lebih dari pemuda itu mengenali dirinya sendiri.

"Dongpyo, apa yang membuatmu merasa tidak nyaman?"

Saat Hyungjun menanyakan hal itu, Dongpyo bahkan tidak tahu jika dirinya merasa tidak nyaman. Lagipula apa yang membuatnya merasa tidak nyaman?

Pemuda itu bertanya-tanya.

Saat memasuki kelas, pandangannya tidak sengaja bertemu dengan sang murid baru. Hanya sesaat sebelum keduanya sama-sama mengalihkan pandangan. Hanya sesaat, namun ada getaran aneh dalam dirinya.

Dongpyo yang telah duduk di bangkunya, perlahan mengalihkan pandangannya pada meja di pojok belakang kelas. Manik matanya menangkap sosok si murid baru yang tengah menundukkan kepalanya. Sesaat kemudian Dongpyo telah menoleh ke bangku di belakang, tempat Song Hyungjun duduk.

"Catatanmu nanti aku pinjam, ya?"

"Tumben." Meski begitu, Hyungjun tetap menganggukkan kepalanya.

( • )

Hai :)

Don't know you ✓ | ljw • sdpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang